TEMPO.CO, Jakarta - Tahun ini, Indosat menaikkan jumlah nilai obligasi. Penyebabnya adalah pemesanan yang tinggi hingga Rp 3,7 triliun. Di satu sisi obligasi naik, di sisi lain penawaran sukuk ijarah justru menurun. Nilai sukuk yang ditawarkan, yaitu dari Rp 500 miliar menjadi Rp 300 miliar dengan tenor tujuh tahun seperti yang tertera dalam catatan perusahaan dengan kode emiten ISAT di Jakarta, Sabtu, 23 Juni 2012. Cicilan imbalan ijarah mencapai Rp 6,46 miliar dibayar per kuartal.
Analis obligasi Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih mengatakan, kurang diminatinya sukuk Indosat hingga nilainya pun menurun karena sampai saat ini pasar sukuk dalam negeri memang kurang likuid. "Barangkali investor belum begitu paham, padahal sukuk ada underlying," ujarnya.
Selain itu, kapitalisasi pasar syariah masih sangat kecil. Investor asing pun kurang berminat. Karena saat perdagangan, investor asing cenderung ingin masuk yang lebih mudah untuknya masuk dan keluar dari pasar modal. "Sedang di sukuk sulit untuk seperti itu," katanya.
Agar sukuk lebih likuid, dia ingin banyak perusahaan yang menawarkan sukuk ke depannya. Namun yang jadi hambatan apakah banyak perusahaan memiliki aset yang dapat diagunkan untuk sukuk atau underlying asset. "Buat korporasi, ini kurang menarik. Kalau surat utang konvensional seperti obligasi kan tidak perlu ada yang diagunkan," katanya.
Indosat akan menggunakan 65 persen dari hasil penerbitan obligasi dan sukuk itu untuk membayar lisensi jaringan kepada pemerintah, yaitu biaya hak penggunaan Izin Pita Spektrum Frekuensi Radio (IPSFR) Penyelenggara Jaringan Bergerak Selular di pita frekuensi radio 800MHz, 900MHz, dan 1800MHz
Sedangkan 25 persen dana obligasi dan sukuk digunakan untuk pembelian base sation subsystem (BSS). Ini supaya meningkatkan kapasitas di area trafik tinggi dan memperluas jangkauan jaringan. Sisanya, sebanyak 10 persen dipakai untuk melakukan opsi beli atas obligasi Indosat II 2002 seri B sebesar Rp 200 miliar yang jatuh tempo pada 6 November 2032 mendatang.
Indosat berencana merampungkan penerbitan obligasi ini pada 28 Juni mendatang. Sebelumnya, perseroan juga telah menetapkan lima penjamin emisi, yaitu PT Mandiri Sekuritas, PT DBS Vickers Securities Indonesia, PT HSBC Securities Indonesia, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Standard Chartered Securities Indonesia. Sedangkan yang menjadi wali amanat adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.
SUTJI DECILYA
Berita terkait
CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu
36 hari lalu
CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.
Baca SelengkapnyaBRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula
3 Februari 2024
ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate
Baca SelengkapnyaDBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan
24 Januari 2024
DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.
Baca SelengkapnyaTertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023
9 Januari 2024
OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaDana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham
29 Desember 2023
Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.
Baca SelengkapnyaKreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir
19 Desember 2023
Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.
Baca SelengkapnyaObligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara
14 Desember 2023
Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaObligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi
30 November 2023
Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.
Baca SelengkapnyaBos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan
30 November 2023
Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.
Baca SelengkapnyaTernyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa
28 November 2023
PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?
Baca Selengkapnya