TEMPO.CO, Jakarta - Di pasar uang kemarin, nilai tukar rupiah berhasil menguat 152 poin (1,55 persen) ke level 9.400 per dolar Amerika Serikat (AS). Intervensi yang dilakukan Bank Indonesia (BI) dengan menggelontorkan dolar AS ke pasar mampu mengangkat rupiah yang sebelumnya sempat melemah hingga di atas 9.600 per dolar AS.
Kondisi awal bulan dengan permintaan dolar AS rutin dari korporat juga turun serta antisipasi dirilisnya data inflasi Mei dan ekspor April lalu mampu mendorong apresiasi rupiah di bawah level 9.400 per dolar AS.
Meskipun inflasi bulan kemarin akan cenderung naik dibandingkan bulan sebelumnya, tetapi inflasi masih terkendali sehingga akan membangkitkan kepercayaan para investor untuk kembali berinvestasi dalam mata uang rupiah.
Rupiah pagi ini ditransaksikan menguat 20 poin dari penutupan kemarin di 9.400 per dolar AS. Di pasar non deliverable forward (NDF) semalam, rupiah sempat kembali melemah hingga ke level 9.585 per dolar AS.
Intervensi verbal yang dilakukan oleh BI untuk menjaga rupiah di level 9,450 per dolar ternyata cukup efektif untuk mendongkrak rupiah di tengah terpaan keluarnya investor asing dari bursa saham domestik dan pasar obligasi.
Head of Treasury Bank BNI, Nurul Eti Nurbaety, mengungkapkan aksi bank sentral masuk ke pasar mampu mendorong penguatan rupiah kemarin di tengah digdayanya dolar AS terhadap mata uang utama dunia. Kecemasan para pelaku pasar terhadap masalah utang di Eropa yang makin meluas memicu apresiasi dolar AS sehingga rupiah sempat ditransaksikan di atas 9.600 per dolar AS.
Hari ini rupiah berpotensi bergerak konsolidasi dengan kecenderungan menguat di kisaran 9.260 hingga 9.400 per dolar AS. “Adanya data ekonomi domestik yang dirilis hari ini akan menjadi perhatian pasar yang tetap memantau situasi global,” dia menuturkan.
Optimisme para pelaku pasar terhadap fundamental rupiah juga akan pulih seiring keluarnya data inflasi dan ekspor hari ini. Dukungan penuh dari bank sentral sebagai otoritas moneter dapat memulihkan kepercayaan para pelaku pasar untuk memegang mata uang rupiah.
“Namun demikian, aksi lindung nilai yang dilakukan oleh para investor terhadap portofolionya ke dalam dolar AS masih menjadi ancaman bagi penguatan rupiah,” ucapnya.
VIVA B. KUSNANDAR
Berita terkait
Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS
1 hari lalu
Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.
Baca SelengkapnyaBos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya
2 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaRupiah Menguat di Angka Rp 16.088
2 hari lalu
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T
5 hari lalu
Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada levep Rp 16.259 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD
6 hari lalu
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.
Baca SelengkapnyaMasih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS
9 hari lalu
Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran
10 hari lalu
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan
12 hari lalu
Ekonom menyebut putusan MK terkait sidang sengketa Pilpres tak banyak mempengaruhi nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaEkonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah
12 hari lalu
Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.
Baca SelengkapnyaPelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik
12 hari lalu
Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.
Baca Selengkapnya