TEMPO.CO, Bangkok - Thailand mengajak Indonesia dan Malaysia bersama-sama mencari cara untuk menstabilkan harga karet yang jatuh.
Pertumbuhan ekonomi di negara maju yang melambat dan kekhawatiran tentang krisis utang Eropa telah memukul permintaan karet dan menyebabkan penurunan harga dalam beberapa bulan terakhir. Hal itu memicu protes di kalangan petani di Thailand. Mereka menuntut agar pemerintah melakukan intervensi.
"Thailand berharap, kerja sama di antara tiga produsen karet terbesar bisa mengangkat harga," kata Wakil Menteri Pertanian Thailand Nattawut Saikuar seperti dikutip Malaysia Star, Jumat, 1 Juni 2012.
Nattawut mengatakan telah berdiskusi dengan Menteri Perdagangan Indonesia. "Kami sepakat bahwa harga karet telah jatuh pada level yang tidak pantas dan kami harus melakukan sesuatu untuk mencegah kejatuhan harga lebih lanjut," kata dia.
"Saya juga berencana ke Malaysia pada awal Juni mendatang untuk bicara tentang isu ini dengan Menteri Perdagangan Malaysia," ujarnya.
Indonesia adalah produsen karet terbesar kedua di dunia dan Malaysia berada di posisi tiga. Ketiga produsen karet terbesar di dunia ini menguasai 70 persen dari produksi karet alam dunia.
Harga pada bursa berjangka karet di Tokyo turun ke titik terendah selama enam bulan hingga hanya 257,9 yen (US$ 3,28) per kilogram. Harga terendah sejak 24 November karena kekhawatiran baru atas utang Eropa.
Biasanya, tiga produsen karet di Asia Tenggara itu mengurangi pasokan dengan menebang pohon karet untuk mendorong harga. Mereka telah bekerja sama untuk mendukung pasar karet sejak Desember 2008. Saat itu, harga karet jatuh hingga mencapai US$ 1,10 per kilogram saat resesi global memuncak. Pada saat itu, mereka sepakat untuk mengurangi ekspor 915 ribu ton pada 2009 untuk menaikkan harga.
Selama masa kesepakatan, pembatasan ekspor sebenarnya tidak terlalu ketat. Sebab, pasar mulai pulih pada pertengahan 2009 karena permintaan perusahaan ban di Cina dan India.
Nattawut mengatakan pemerintah akan mengambil langkah untuk melakukan skema intervensi dengan membeli karet lebih banyak agar harga karet lembaran diasapi (RSS3) mencapai target 120 baht (US$ 3,76) per kilogram
Harga karet RSS3 pernah mencapai rekor tertinggi sebesar US$ 6,40 per kilogram pada Februari 2011. Harga jatuh hingga US$ 3,56 karena kegelisahan pada krisis utang Eropa.
Pemerintah menyetujui anggaran untuk intervensi pasar untuk mendukung harga pada Januari lalu. Namun, dampaknya masih sangat terbatas.
MALAYSIA STAR | EKA UTAMI APRILIA
Berita terkait
Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel
1 hari lalu
Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.
Baca SelengkapnyaWamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil
2 hari lalu
Pemerintah Indonesia terbuka terhadap pemanfaatan transaksi imbal dagang business-to-business (b-to-b).
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi
2 hari lalu
Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.
Baca SelengkapnyaTerkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi
2 hari lalu
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.
Baca SelengkapnyaLagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS
3 hari lalu
Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaDidesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility
6 hari lalu
OIKN bakal mengembangkan sistem transportasi cerdas di IKN.
Baca SelengkapnyaTerkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara
7 hari lalu
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.
Baca SelengkapnyaHarga Emas Antam Naik Rp 7.000 ke Level 1.326.000 per Gram
7 hari lalu
Harga emas Antam hari ini naik Rp 7.000 ke level Rp 1.326.000 per gram.
Baca SelengkapnyaHarga Emas Antam Hari Ini Ajek di Level Rp 1.319.000 per Gram
8 hari lalu
Harga emas Antam hari ini sama dengan perdagangan hari kemarin, yakni Rp 1.319.000 per gram.
Baca SelengkapnyaInggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN
9 hari lalu
Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.
Baca Selengkapnya