TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) akan menambah 25 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) non-subsidi dan bergerak (mobile) di Kalimantan untuk melayani kebutuhan industri pertambangan. Strategi ini juga bertujuan mengurangi antrean panjang yang selalu terjadi di SPBU bersubsidi.
Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya Yuktyanta mengatakan selama ini antrean dipicu banyaknya truk pengangkut batu bara yang seharusnya tak minum solar bersubsidi justru ikut mengisi di SPBU bersubsidi. "Mobil tangki dilengkapi dispenser ini akan berlokasi di mulut tambang," kata Hanung di Jakarta, Kamis, 24 Mei 2012.
Pertumbuhan industri pertambangan, perkebunan, dan lainnya juga mendongkrak permintaan BBM. Belum lagi pertumbuhan penduduk di Kalimantan cukup tinggi karena migrasi penduduk.
Pertamina memperkirakan potensi permintaan BBM bersubsidi di Kalimantan tahun ini mencapai 3,5 juta kiloliter. Lebih tinggi dari kuota yang ditetapkan, 3,03 juta kiloliter.
Hingga 20 Mei 2012 realisasi penyaluran BBM bersubsidi di Kalimantan telah melampaui rata-rata kuota sebesar 12 persen. Penyaluran bensin telah 21 persen di atas kuota sementara. Sedangkan distribusi solar sudah 10,2 persen di atas kuota.
Awal pekan ini pemerintah provinsi di Kalimantan mengadukan kekurangan pasokan BBM ini kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Selain mengadu, mereka juga meminta tambahan kuota BBM bersubsidi menjadi 3, 45 juta kiloliter.
Selain itu, menurut Hanung, belakangan ini muncul fenomena penyelewengan BBM bersubsidi di Kalimantan, meski pemerintah daerah telah membatasi pembelian BBM. Modusnya pembelian BBM bersubsidi oleh mobil dan motor, yang kemudian dijual ke daerah pedalaman. Dia berharap pemerintah provinsi dan kepolisian membantu mengawasi penyaluran BBM bersubsidi "Perlu ada law enforcement."
Untuk mengatasinya, Pertamina kini menggunakan sistem point of sales (POS). Sistem ini akan mencatat semua transaksi BBM di SPBU baik volume, waktu, lokasi transaksi, serta identitas kendaraan dan pelanggan. Targetnya, pada akhir bulan depan, 110 SPBU di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah akan dilengkapi dengan sistem ini. Adapun saat ini sistem POS baru diujicobakan di tiga SPBU.
BERNADETTE CHRISTINA
Berita terkait
Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton
1 hari lalu
PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.
Baca SelengkapnyaPGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair
1 hari lalu
PGN mulai optimalkan produk gas alam cair di tengah menurunnya produksi gas bumi.
Baca SelengkapnyaCara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi
3 hari lalu
Bagi masyarakat yang belum terdaftar sebagai pembeli LPG 3 kg harus menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga (KK) di pangkalan atau penyalur resmi.
Baca SelengkapnyaDi Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Bicara Pemerataan Energi Indonesia
4 hari lalu
PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading berpartisipasi dalam pameran industri terkemuka internasional
Baca SelengkapnyaPertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah
5 hari lalu
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melakukan berbagai inisiatif untuk menjaga lingkungan.
Baca SelengkapnyaPertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon
5 hari lalu
PT Pertamina International Shipping (PIS) mengklaim dekarbonisasi yang dilakukan perusahaannya dapat menurunkan emisi karbon.
Baca SelengkapnyaKonflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM
5 hari lalu
PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.
Baca SelengkapnyaBerita Catur: Pertamina Indonesia Tournament 2024 Pekan Ini Diikuti 12 GM dan 12 IM dari 8 Negara
5 hari lalu
PB Percasi selenggarakan Pertamina Indonesian GM Tournament 2024, pekan ini. Kejuaraan internasional catur ini diikuti 12 GM dan 12 IM dari 8 Negara.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Erick Thohir Minta Pertamina Cs Borong Dolar, KAI Buka Rekrutmen Program Management Trainee
10 hari lalu
Menteri BUMN Erick Thohir meminta BUMN seperti Pertamina memborong dolar AS di tengah memanasnya konflik Iran-Israel.
Baca SelengkapnyaErick Minta Pertamina Cs Borong Dolar di Tengah Konflik Iran-Israel, Airlangga: TIdak Bijak
10 hari lalu
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal antisipasi Menteri BUMN Erick Thohir terhadap imbas ekonomi dari konflik Iran-Israel. Erick menginstruksikan BUMN yang memiliki porsi utang luar negeri yang besar untuk segera membeli dolar Ameria Serikat dalam jumlah besar.
Baca Selengkapnya