Separuh Kebutuhan Gas Industri Tak Ada  

Reporter

Editor

Selasa, 15 Mei 2012 13:15 WIB

TEMPO/Zulkarnain

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB), Achmad Wijaya, meminta pemerintah memprioritaskan pasokan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan industri nasional terlebih dahulu. Ia menilai industri dalam negeri dianaktirikan oleh pemerintah sejak berlakunya Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 03 Tahun 2010 tentang alokasi dan pemanfaatan gas bumi untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri.

Dalam keputusan tersebut diatur berdasarkan urutan, gas bumi diutamakan terlebih dahulu untuk peningkatan produksi minyak dan gas bumi nasional, industri pupuk, penyediaan tenaga listrik, dan industri lainnya. "Posisi kami paling akhir. Kami minta ini diubah," ujar Achmad, Selasa, 15 Mei 2012.

Ia meminta minimal posisi industri disetarakan dengan PLN dalam pemenuhan kebutuhan gas. Sebab, industri memiliki peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Industri sangat tergantung pada gas untuk menjalankan usahanya. Sementara PLN, menurut dia, masih bisa mengandalkan bahan bakar lain untuk menyalakan pembangkit mereka seperti batu bara, air, dan panas bumi.

Achmad memaparkan setidaknya diperlukan gas sebanyak 2.100 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk memenuhi kebutuhan industri nasional. Saat ini, yang bisa dipasok ke industri baru mencapai 500 juta standar kaki kubik per hari dari gas terkontrak seharusnya sebanyak 865 MMSCFD. "Separuh dari kebutuhan saja tidak ada."

Sebelumnya diberitakan PT PGN menaikkan harga gas untuk kalangan industri yang merupakan pengguna gas di sektor hilir. "Kami sudah sosialisasikan kenaikan harga gas ke konsumen terhitung per 1 Mei 2012," ujar Sekretaris Perusahaan PGN, Hery Yusup, kemarin.

Kenaikan harga gas di sektor hilir ini dipicu oleh lonjakan harga gas di sektor hulu yang salah satunya terimbas oleh revisi perjanjian jual beli gas PGN dengan sejumlah produsen resmi pada 8 Mei lalu.

Perjanjian itu di antaranya mengatur harga gas dari blok koridor milik ConocoPhilips dari semula sebesar US$ 1,85 per juta british thermal unit (MMBTU) naik menjadi US$ 5,6 per MMBTU. Harga gas tersebut naik secara bertahap hingga menyentuh US$ 6,5 per MMBTU pada 2014.

Selain gas dari Conoco, harga gas dari Pertamina EP Region Sumatera Selatan ke PGN juga naik dari US$ 2,2 per MMBTU menjadi US$ 5,5 per MMBTU. Harga gas ini naik perlahan menjadi US$ 6 per MMBTU di 2013.

PGN menerapkan kenaikan harga gas rata-rata US$ 10 per MBTU terlebih dahulu untuk konsumen yang berada di wilayah Jawa Barat. Para konsumen juga diyakini sudah setuju dengan kenaikan harga ini dengan syarat jaminan ketersediaan dan tambahan pasokan gas.

GUSTIDHA BUDIARTIE


Berita terkait

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

23 Februari 2024

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

Kemenperin menbantah Kementerian ESDM terkait perluasan harga gas khusus industri yang dinilai membebani industri migas.

Baca Selengkapnya

Tambahan Penerima Harga Gas Khusus Belum Jelas, Menperin: Pusing Saya Hadapi ESDM

23 Februari 2024

Tambahan Penerima Harga Gas Khusus Belum Jelas, Menperin: Pusing Saya Hadapi ESDM

Menperin Agus Gumiwang mengaku pusing karena usulan perluasan penerima harga gas khusus tak kunjung menemukan titik terang dari Kementerian ESDM.

Baca Selengkapnya

Berikut Harga Gas 3 Kg di Jakarta Menjelang Natal dan Tahun Baru 2024

20 Desember 2023

Berikut Harga Gas 3 Kg di Jakarta Menjelang Natal dan Tahun Baru 2024

Pemprov DKI memastikan harga dan stok tabung gas epliji 3 kg menjelang Natal dan tahun baru 2024 aman. Berikut harganya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Menteri ESDM untuk Evaluasi Biaya Produksi Gas Bumi, Ini Sebabnya

1 Agustus 2023

Jokowi Instruksikan Menteri ESDM untuk Evaluasi Biaya Produksi Gas Bumi, Ini Sebabnya

Presiden Jokowi menginstruksikan Menteri ESDM Arifin Tasrif agar mengevaluasi biaya-biaya produksi gas bumi. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Diharapkan Segera Rampungkan Prosedur Pembelian Gas

7 November 2022

Uni Eropa Diharapkan Segera Rampungkan Prosedur Pembelian Gas

Uni Eropa meminta negara-negara Eropa bisa segera menyelesaikan prosedur pembelian gas agar harga tak melambung menjelang musim dingin.

Baca Selengkapnya

KTT Uni Eropa Rundingkan Bantuan Energi ke Ukraina

20 Oktober 2022

KTT Uni Eropa Rundingkan Bantuan Energi ke Ukraina

Bantuan ke Ukraina akan menjadi salah satu agenda pembahasan di konferensi tingkat tinggi atau KTT Uni Eropa di Brussel pada Kamis, 20 Oktober 2022.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Bahas Batas Harga Gas, Belum Satu Suara di Tengah Krisis Energi

20 Oktober 2022

Uni Eropa Bahas Batas Harga Gas, Belum Satu Suara di Tengah Krisis Energi

Para pemimpin dari 27 negara anggota Uni Eropa akan bertemu pada Kamis, 20 Oktober 2022, untuk merundingkan lagi ihwal batas harga gas.

Baca Selengkapnya

Harga Gas Mahal, Warga Inggris Timbun Selimut hingga Lilin Menjelang Musim Dingin

12 Oktober 2022

Harga Gas Mahal, Warga Inggris Timbun Selimut hingga Lilin Menjelang Musim Dingin

Lonjakan harga dan rekor inflasi pangan di Inggris mengubah kecenderungan konsumen yang bersiap menghadapi musim dingin.

Baca Selengkapnya

KSP: Inflasi Dapat Dikendalikan karena Pemerintah Tahan Harga BBM, Gas dan Listrik

6 Agustus 2022

KSP: Inflasi Dapat Dikendalikan karena Pemerintah Tahan Harga BBM, Gas dan Listrik

Edy Priyono menilai terkendalinya inflasi melalui stabilitas harga barang dan jasa telah menjaga konsumsi masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi

Baca Selengkapnya

Jokowi Ingatkan Ancaman Krisis: Di Semua Negara, Harga Gas Naik 5 Kali Lipat

2 Agustus 2022

Jokowi Ingatkan Ancaman Krisis: Di Semua Negara, Harga Gas Naik 5 Kali Lipat

Meroketnya harga minyak dan gas, kata Jokowi, mendorong pelbagai negara mengalami kesulitan keuangan.

Baca Selengkapnya