TEMPO.CO, Jakarta - Dikenal sebagai negara maritim, Indonesia kini malah terancam mengalami krisis produksi ikan. WWF Indonesia menyebutkan, potensi paceklik sumber daya ikan dari laut Indonesia semakin tinggi. "Indikasinya terlihat dari tidak tersedianya ikan yang diekspor sementara permintaan ikan dari importir luar negeri semakin meningkat" kata Ketua Program Kelautan WWF Indonesia Imam Musthofa di Jakarta, Kamis 26 April 2012. ""Jika begini terus kedepannya manusia hanya akan bisa makan sup plankton saja,"
Musthofa merujuk pada penurunan tangkapan ikan di perairan Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara dan sekitarnya. Lokasi tersebut merupakan salah satu lokasi penangkapan ikan Tuna di Indonesia, khususnya jenis tuna sirip kuning (yellowfin – Thunnus albacares).
Berdasarkan data dari 15 koordinator penerimaan potongan (loin) ikan tuna tahun 2008-2011 terjadi penurunan hasil tangkapan. Pada 2008 jumlah tuna yang ditangkap berjumlah rata-rata 4,73 ekor per armada. Pada tahun 2009 berjumlah 4,61 ekor per armada. Pada 2010 hanya 4,29 ekor per armada. Sedangkan tahun 2011 jumlah tangkapan makin berkurang menjadi 3,30 ekor per armada.
Dari evaluasi WWF, kondisi tersebut disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya menjaga ekosistem laut dalam menangkap ikan. Nelayan seringkali menangkap ikan berukuran kecil sehingga ikan tidak bisa berkembang biak dan lama kelamaan jumlahnya terus berkurang. WWF pun meluncurkan buku panduan mengenai cara menangkap ikan yang benar, cara menangani hewan hasil tangkapan sampingan, dan bagaimana cara mengolah ikan agar bisa dipasarkan baik ke pasar lokal maupun internasional.
Pernyataan Imam senada dengan perusahaan importir asal Belanda, Anova Asia. Eva Stephani Mangunsong sebagai Quality Control dan Sustainable Coordinator Anova Asia menjelaskan kekurangan bahan baku di Indonesia sebagai negara kepulauan menjadi hal yang sangat disayangkan. "Padahal pasar sedang bagus-bagusnya," katanya.
Menurut Eva, permintaan ikan tuna terbesar datang dari Amerika, lalu dari Jepang, dan ketiga Eropa. Saat ini Indonesia sedang dilirik pasar dunia karena dianggap sangat potensial menjadi negara pengekspor ikan. "Kami sebagai importir berharap nelayan dan pengusaha lebih memahami pentingnya menjaga kelestarian komoditas perikanan. Karena ada ratusan ribu pelaku usaha nelayan yang akan menganggur kalau Indonesia tidak bisa menghasilkan ikan lagi," katanya.
ELLIZA HAMZAH
Berita terkait
DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura
9 hari lalu
Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.
Baca SelengkapnyaSejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional
20 hari lalu
Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut
39 hari lalu
Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.
Baca SelengkapnyaInflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah
39 hari lalu
KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.
Baca SelengkapnyaKKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan
39 hari lalu
Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.
Baca SelengkapnyaEksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit
40 hari lalu
Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.
Baca SelengkapnyaEdi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar
40 hari lalu
Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.
Baca SelengkapnyaGagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO
53 hari lalu
Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.
Baca SelengkapnyaKKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera
25 Februari 2024
Sejak penerapan sanksi administratif di sektor kelautan dan perikanan, KKP menyebut kebijakan tersebut mampu meningkatkan efek jera.
Baca SelengkapnyaTekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada
19 Februari 2024
Ekonom Indef menyebut sejumlah sektor bakal terdampak oleh resesi yang melanda Jepang, tujuan ekspor terbesar keempat Indonesia.
Baca Selengkapnya