Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo pada Diskusi Forum Komunikasi Wartawan Ekonomi di Jakarta, Jumat (27/1). ANTARA/Reno Esnir
TEMPO.CO , Jakarta:Menteri Badan Usaha Milik Negara, Dahlan Iskan mengatakan Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral Widjajono Partowidagdo pernah meminta dukungan kepadanya mengenai kenaikan harga bahan bakar minyak. “Menurut almarhum, wajar harga premium yang diimpor lebih tinggi,” kata Dahlan Iskan melalui Humas Kementerian BUMN, Sabtu, 21 April 2012.
Dahlan mengatakan, ia terakhir kali bertemu dengan Widjajono pada waktu sidang kabinet terbatas di istana Presiden, Kamis, 19 April 2012. Widjajono hadir menggantikan Menteri ESDM, Jero Wacik yang berhalangan hadir. Dahlan melihat guru besar ITB itu sehat seperti biasanya.
Sebelum sidang, Dahlan melihat Widjajono menjelaskan sesuatu kepada Wakil Presiden Boediono. “Lalu mendatangi saya menjelaskan hal yang sama,” tutur Dahlan.
Almarhum meminta dukungan Dahlan untuk idenya mengenai kenaikan BBM. Menurut Wamen yang suka mendaki gunung itu, Dahlan kembali menuturkan, BBM impor sekarang ini sudah bukan premium lagi, sehingga wajar jika harganya sedikit lebih tinggi. BBM diimpor sekarang ini sudah lebih tinggi mutunya dibanding premium sebelumnya. Alasan Widjajono karena premium model lama sudah tidak diproduksi lagi.
Dahlan mengatakan, Widjajono memang sering cerita mengenai pendakian ke berbagai gunung sebagai hobi beliau. Pangamatan Dahlan, dosen ITB ini termasuk orang yang memegang prinsip dengan kuatnya. “Yang menjadi haknya akan dia tuntut sampai berhasil,” kata mantan wartawan TEMPO ini. Tapi, kata Dahlan kalau bukan haknya ia tidak akan mau menerima.
Dahlan mencontohkan soal mobil dinas, almarhum menuntut karena haknya. Namun dia menolak menerima honor tertentu karena merasa bukan haknya. Dahlan pernah melihat Widjajono jengkel jika ada orang sok tahu mengenai perminyakan padahal tidak pernah mendalami soal minyak.
Sebagai guru besar perminyakan, penulis buku-buku tentang minyak dan sebagai ahli yang selalu dipercaya perusahaan-perusahaan minyak kelas dunia, bapak satu anak ini merasa ilmunya dilecehkan oleh orang-orang yang sok ahli minyak di layar televisi.
