Pengusaha Sawit Diminta Garap Industri Hilir

Reporter

Editor

Jumat, 13 April 2012 03:44 WIB

Hatta Radjasa. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO , Bandung: Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa meminta pengusaha sawit untuk menggarap sektor hilir untuk menyiasati perlakuan tidak adil sejumlah negara terhadap produk Crude Palm Oil Indonesia. ”Cermati pasar domestik kita,” katanya saat membuka Musyawarah Nasional Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) di Bandung, Kamis, 12 April 2012.

Dia beralasan total ekspor yang dibukukan tahun lalu, menembus US$ 203 miliar yang disebut tertinggi dalam sejarah Indonesia, nilainya baru 24 persen dari total produk domestik bruto atau GDP. Dia membandingkan negara lain, seperti Malaysia yang porsi ekspornya sudah 90 persen GDP, serta Singapura 200 persen GDP. ”Itu artinya, kalau terjadi shock pada pasar ekspor kita, maka market domestik kita is very good untuk kita explore,” kata Hatta.

”Cermati betul market domestik kita, jangan industri makanan minuman kita yang meningkat sangat pesat tidak dimanfaatkan sebagai downstream, dari industri minyak sawit.”

Total produksi CPO Indonesia tahun lalu menembus 23,5 juta ton. Dari jumlah itu, 16,5 juta ton untuk ekspor. ”Kita ingin ada added value, kita ingin engineer kita memiliki jam kerja tinggi, maka hilirisasi merupakan sebuah keniscayaan,” kata Hatta.

Pernyataan Hatta itu untuk menjawab soal keluhan pengusaha sawit akibat dugaan praktek perdagangan tidak adil untuk komoditas sawit. Ketua Umum Gapki Joefly Bahroeny meminta pemerintah turun tangan, menyikapi diskriminasi terhadap CPO yang dicantumkan dalam salah satu bahan baku energi terbarukan dalam kebijakan EU Directive negara-negara di Eropa.

Joefly mengatakan dalam kebijakan energi terbarukan yang berlaku di negara-negara Eropa, CPO tidak memenuhi persyaratan standar emisi gas rumah kaca sebagai bahan baku energi terbarukan. “(Kebijakan serupa) akan diterapkan di Amerika, bahwa CPO tidak memenuhi standar emisi green house gass,” katanya.

Tak hanya itu yang dikeluhkan pengusaha sawit. Lainnya soal stigma perusakan lingkungan bagi perkebunan sawit, kebijakan tata ruang nasional dan provinsi yang belum rampung membuat pengusaha sawit memilih menunggu untuk membuka investasi baru, hingga soal moratorium penggunaan hutan primer dan gambut untuk lahan perkebunan.

Soal perlakuan tidak adil dalam perdagangan sawit, Hatta meminta agar pengusaha sawit melawannya dengan memberikan penjelasan lewat data yang kuat dan akurat. ”Seperti misalkan bahwa CPO kita dikategorikan sebagai memiliki ambang emisi yang melampaui ketentuan, penelitian menunjukkan itu tidak betul,” katanya.

Saat ini Gapki beranggotakan 561 perusahaan sawit. Total areal perkebunan yang dikelola pengusaha yang tergabung dalam organisasi itu menembus 2,9 juta hektare.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Nurseri Modern Tanaman Perkebunan di Cianjur Diresmikan

20 Juli 2023

Nurseri Modern Tanaman Perkebunan di Cianjur Diresmikan

Nurseri modern akan mendorong pertumbuhan wilayah agribisnis

Baca Selengkapnya

Peluang dan Peran Fintech Lending di Sektor Agribisnis

5 November 2022

Peluang dan Peran Fintech Lending di Sektor Agribisnis

Baik fintech maupun agritech dapat membantu mengelola risiko terkait pertanian dengan memberikan data kepada pemberi pinjaman untuk penjaminan dan mitigasi risiko yang lebih baik

Baca Selengkapnya

Ubi Cilembu Asal Sumedang Tembus Pasar Ekspor Singapura, Malaysia, dan Hong Kong

28 Februari 2022

Ubi Cilembu Asal Sumedang Tembus Pasar Ekspor Singapura, Malaysia, dan Hong Kong

Ubi Cilembu yang berasal dari Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, ternyata diminati di mancanegara, di antaranya Singapura, Malaysia dan Hongkong.

Baca Selengkapnya

Sektor Pertanian dan Agroindustri Berpotensi Besar

23 Februari 2021

Sektor Pertanian dan Agroindustri Berpotensi Besar

LPEM FEB UI menemukan setiap 1 persen pertumbuhan sektor pertanian secara tidak langsung berdampak besar terhadap 1,36 persen pertumbuhan industri.

Baca Selengkapnya

JAPFA Raih Best of Best Versi Forbes Indonesia

1 November 2019

JAPFA Raih Best of Best Versi Forbes Indonesia

Manajemen PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk telah melakukan transformasi digital dalam proses produksi.

Baca Selengkapnya

Perang Tomat Gantikan Perang Cambuk Para Jawara

14 Oktober 2016

Perang Tomat Gantikan Perang Cambuk Para Jawara

Dalam sehari tomat yang dipanen di desa Serang bisa mencapai 15 ton.

Baca Selengkapnya

Rumput Laut Indonesia Terancam di AS, Ini Efek Dominonya

9 Agustus 2016

Rumput Laut Indonesia Terancam di AS, Ini Efek Dominonya

Kalangan asosiasi menilai pencoretan rumput laut dari daftar pangan organik di Amerika bukan merupakan masalah besar.

Baca Selengkapnya

Singapura Lirik Industri Pengolahan Makanan di Jawa Barat

26 Juli 2016

Singapura Lirik Industri Pengolahan Makanan di Jawa Barat

Singapura menjajaki pembangunan pabrik pengolahan makanan di Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Michelin Berencana Buka Pabrik Karet di Indonesia

28 Oktober 2015

Michelin Berencana Buka Pabrik Karet di Indonesia

Michelin ingin membuka perkebunan dan pabrik karet di
Indonesia terkait anjuran Menteri Perindustrian untuk
berekspansi ke sektor hulu.

Baca Selengkapnya

12 Negara Bahas Rumput Laut di Makassar  

26 Oktober 2015

12 Negara Bahas Rumput Laut di Makassar  

Pertemuan ini penting untuk menangkal upaya sejumlah negara di Eropa memboikot produk rumput laut.

Baca Selengkapnya