TEMPO Interaktif, Jakarta: Angka pengangguran di Indonesia hingga saat ini telah mencapai 38 juta orang. Sedangkan pertumbuhan ekonomi sejak era reformasi nyaris tak bergerak di kisaran 4 persen. Dengan pertambahan angkatan kerja 2 juta orang tiap tahun maka pengangguran terus membengkak. Hal itu terungkap di dalam pidato penyampaian visi dan misi empat orang kandidat ketua umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia periode 2004-2008, di Jakarta, Rabu (11/2). Para kandidat tersebut adalah Sharif Cicip Sutardjo, Mohamad. S. Hidayat, Suryo Bambang Sulistyo dan Oesman Sapta. Menurut Oesman, hingga saat ini Kadin masih belum punya kemampuan mengatasi masalah pengangguran tinggi yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. "Yang menyebabkan mereka nganggur khan pemerintah, bukan Kadin," ujarnya. Apalagi menurut dia, Kadin belum memilki kewenangan mengatur ekonomi. "Harus dibangun suatu sistem untuk perkuat Kadin," tambahnya.Sementara itu, Mohamad meminta pemerintah dan pengusaha membuat konsep kebijakan yang memprioritaskan jenis indusri padat modal dan padat karya. Selain itu, harus ada itikad politik dai pemerintah yang transparan untuk pembentukan jajaran usaha kecil dan menengah. UKM sendiri hingga saat ini menyerap sekitar 67 juta angkatan kerja. Dalam menghadapi permasalahan UKM ini, Sharif mengungkapakan perlu adanya pembinaan sumber daya manusia, penambahan modal serta sistem pemasaran yang baik. "Dari Rp 42 triliun dana yang siap dikucurkan oleh Bank, baru 40 persen yang terserap," ujarnya.UKM sendiri memiliki kontribusi sangat penting dalam perekonomian. "85 persen ekspor memang dari perusahaan besar tapi yang kuasai pasar domestik adalah UKM," ujar Sharif. Karena bahan baku berasal dari dalam negeri, maka UKM ini sangat fleksibel dan dapat bertahan dari hantaman krisis. Mawar Kusuma - Tempo News Room