Dahlan: BBM Tak Naik Jika Obama-Ahmadinejad Cipika-cipiki
Reporter
Editor
Kamis, 29 Maret 2012 13:53 WIB
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan memberikan Kuliah Umum Studium Generale bertajuk Menuju BUMN Sebagai Perusahaan Kelas Dunia di ITB, Bandung, Jabar, (17/3). ANTARA/Fahrul Jayadiputra.
TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan punya cara sendiri bicara soal kenaikan bahan bakar minyak. Menjadi pembicara di sebuah acara talkshow "Pemimpin Muda, Belajar Merawat Indonesia" di Universitas Gadjah Muda, Yogyakarta, Kamis, 29 Maret 2012, Dahlan bicara penyebab kenaikan harga bahan bakar minyak.
Kata Dahlan, semua gara-gara Presiden Amerika Serikat Barrack Obama dan Presiden Iran Ahmadinejad bertengkar. Akibat pertengkaran pemimpin dua negara itu, harga bahan bakar minyak (BBM) dunia melonjak. "Coba kalau Obama dan Ahmadinejad cipika-cipiki, cium pipi kanan dan cium pipi kiri, pasti akan lain," kata Dahlan Iskan.
Akibatnya, harga minyak dunia melonjak karena kedua pemimpin itu berseteru. Dirinya tidak akan membayangkan hanya hari ini saja yang terjadi, namun juga apa yang terjadi di waktu yang akan datang tentang bahan bakar itu.
Menurut Dahlan, jika BBM tidak jadi naik, pemerintah sudah memutuskan subsidi sebesar Rp 130 triliun. Padahal pemerintah sudah terikat dengan undang-undang yang mengharuskan adanya pemberian subsidi untuk masyarakat. "Uang subsidi sebesar Rp 130 triliun itu akan habis pada bulan Agustus 2012," kata dia.
Jika dana subsidi itu habis, maka akan terjadi pembatasan BBM besar-besaran pada masyarakat. Yang ujung-ujungnya jelas akan ada protes dari masyarakat.
Ia melanjutkan, seorang pemimpin saat ini dihadapkan pada dua keputusan yang sama-sama tidak enak. Maka harus dipilih satu keputusan yang paling enak di antara keputusan yang memang tidak enak semua.
Dua keputusan itu adalah menaikkan harga BBM tanpa harus ada pembatasan dan tidak naik tetapi ada pembatasan BBM saat dana subsidi habis.