Bank Sentral Siapkan Sistem Pembayaran Terpadu Nasional  

Reporter

Editor

Rabu, 14 Maret 2012 13:36 WIB

TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia tengah menyiapkan sistem pembayaran terpadu. "Ini akan memudahkan transaksi antar-merchant dalam negeri maupun luar negeri," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas, Rabu, 14 Maret 2012.

Ia mengatakan interkoneksi antar-jaringan ATM ini akan menghubungkan empat jaringan ATM. Hingga kini Indonesia memiliki empat perusahaan switching, yaitu ATM Bersama, ATM Prima, ATM Alto, dan ATM Link. Dengan interkoneksi ini, Indonesia akan menerapkan national payment gateway (sistem pembayaran satu pintu) untuk meningkatkan efisiensi sistem pembayaran. "Kita punya pasar yang besar sehingga kita memiliki sistem pembayaran yang kita kelola sendiri," katanya.

CEO PT. Finnet Indonesia Walden R. Bakara menyatakan terdapat dua alternatif pelaksanaan NPG. Pertama, dengan melakukan interkoneksi antar jaringan ATM. Cara ini dinilai paling mudah karena masing-masing sudah memiliki nasabah dan jaringan yang luas. "Tapi masih diperlukan peran regulator untuk peta peran dan persaingan usaha," ucapnya.

Cara kedua, kata Welden, adalah melalui pembentukan perusahaan NPG. "Perusahaan ini akan mengatur service level guarantee," ucapnya.

Bank Indonesia mencatat jumlah kartu yang beredar hingga kini mencapai 78,1 juta. Sebanyak 63,6 juta merupakan kartu ATM debet, sedangkan sejumlah 14,5 juta kartu kredit.

Direktur Micro and Retail Banking Bank Mandiri Budi G. Sadikin menyambut baik rencana NPG. "Tapi harus ada kesatuan standar," ujar Budi.

Selain itu, ia juga menyatakan perbankan sudah menyepakati adanya kesatuan dalam negosiasi interkoneksi dengan kawasan regional. "Diskusi masih terus berlangsung terkait NPG. Yang jelas negosiasi dengan pihak luar negeri harus dilakukan melalui satu pihak saja."

Diharapkan pemerintah nanti bisa membuat perusahaan baru sebagai regulator perusahaan switching (penyedia jaringan ATM) ataupun menunjuk asosiasi perusahaan switching sebagai negosiator. Sistem pembayaran satu pintu ini diharapkan rampung sebelum 2015 untuk menyongsong masyarakat ekonomi ASEAN (MEA).

SUBKHAN

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

56 menit lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

9 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya