Kontroversi Bos Perkebunan Pilihan Dahlan Iskan  

Reporter

Editor

Senin, 12 Maret 2012 09:55 WIB

Megananda Daryono. TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO.CO, Jakarta - Kantor di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, ini laksana hotel singgah bagi Ismed Hasan Putro. Seperti pada Kamis malam pekan lalu, orang nomor satu di PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) itu memilih menginap di sebuah bilik yang dibatasi sekat sebagai pemisah dengan ruang kerjanya.

“Biar efisien karena Jumat pagi saya harus terbang ke Jambi untuk meninjau kebun sawit,” kata Ismed yang baru sepekan menjabat direktur utama di perusahaan agroindustri milik negara itu. Sepanjang Kamis pekan lalu, Ismed seharian menjelajahi kebun tebu milik RNI di Jati Tujuh, Cirebon, Jawa Barat.

Sejak diangkat oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan pada Kamis, 1 Maret 2012, hidup Ismed seperti tak jauh-jauh dari kebun dan pabrik. “Saya mesti sering menggelar rapat dan berkonsolidasi,” ujar Ismed, yang pernah empat tahun menjabat komisaris di RNI.

Ismed adalah satu dari puluhan pejabat baru dalam bagian aksi “bersih-bersih” yang dilakukan Dahlan. Ismed menggantikan Bambang Prijono Basuki untuk periode lima tahun mendatang. Kementerian juga menetapkan 75 direktur di 14 PT Perkebunan Nusantara (PTPN).

Toh, “bersih-bersih” Dahlan ini menimbulkan kontroversi. Sejumlah kalangan menuding, pengangkatan Ismed dan Megananda Daryono, bos PTPN III, yang juga direktur utama holding BUMN perkebunan, sarat aroma kolusi.

Terpilihnya Ismed tak lepas dari kedekatannya dengan Dahlan sewaktu menjadi wartawan di Jawa Pos pada 1990-an. Dahlan menjadi pemimpin redaksi sekaligus bos perusahaan di surat kabar terbesar di Jawa Timur itu.

Sumber Tempo bercerita, Ismed merupakan tangan kanan Dahlan berkat koneksinya yang luas dengan kalangan politikus DPR, tokoh partai, dan pejabat Orde Baru. Karena kemampuannya itu, Dahlan mendaulat Ismed menjadi semacam penasihat untuk melakukan lobi.

Kedekatan antara Ismed dan Dahlan diamini Slamet Oerip Prihadi. Oerip, bekas redaktur Jawa Pos, mengisahkan hubungan keduanya terbangun tatkala Ismed ke Jawa Pos pada 1987. Ketika itu Jawa Pos baru membeli kantor di Jalan Prapanca, Jakarta Selatan.

Oerip berkisah bahwa Ismed, yang mencitrakan dirinya sebagai akademisi, membuat Dahlan terkesan. Sebagai pengusaha, kata Oerip, Dahlan mesti memiliki penasihat sebelum berhubungan dengan kalangan “putih” atau “hitam”.

Ismed mengakui kedekatannya dengan Dahlan. Tapi dia mengatakan, faktor tersebut hanyalah nomor sekian bagi jabatannya di RNI. “Saya mengikuti fit and proper test. Ada sepuluh calon,” ujar dia.

Dahlan mengatakan, ketika nama Ismed muncul setelah uji kepatutan, ia hampir tak percaya. “Saya bilang, 'Apa enggak salah nih?'” Tapi kandidat terbaik saat itu, kata Dahlan, ya, hanya Ismed. Dia butuh figur yang sanggup “membersihkan” RNI dari praktek curang. Apalagi Ismed paling getol mengkritik pemerintah ketika menjadi aktivis. “Sekarang tolong tunjukkan bukti dengan kerja.”

Pengangkatan Megananda pun menyisakan persoalan. Selain dituding dekat dengan Partai Golkar, isu tak sedap melilitnya ketika menjabat Deputi Industri Primer Kementerian BUMN. Megananda antara lain ditengarai berperan dalam proyek pengadaan pupuk milik PT Berdikari. Saat ini dia juga masih menjadi komisaris beberapa BUMN.

Dari penelusuran Tempo, tak ada bukti langsung yang mengaitkan Megananda dalam proyek senilai Rp 277 miliar yang digelembungkan itu. Namun sumber di Kementerian menyebutkan, Megananda ikut melicinkan jalan Berdikari untuk mendapatkan proyek itu. Pada Maret tahun lalu, kasus ini sempat disorongkan ke komisi antirasuah.

Megananda menjelaskan hubungannya dengan sejumlah politikus di DPR tak lepas dari tugasnya sebagai asisten deputi dan kemudian deputi Menteri BUMN. “Saya menempatkan diri sebagai staf Menteri BUMN, bukan kader siapa pun,” katanya.

Adapun ihwal pengadaan pupuk, menurut Dahlan, merupakan tanggung jawab masing-masing direksi BUMN yang akan menggunakan. “Siapa pun di luar perusahaan dilarang mempengaruhi keputusan direksi,” dia menambahkan.

Pada saat seleksi bos PTPN III, Dahlan mengakui Megananda bukan pilihan semata wayang. Ada dua kandidat lain, yaitu bekas Direktur Utama PTPN IV Dahlan Harahap, dan seorang lagi yang namanya ada di lacinya.

Dahlan menyangkal ada kesepakatan dengan Golkar di balik pemilihan Megananda. Jangankan Golkar, katanya, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa saja tak tahu siapa yang terpilih. “Saya hanya tahu Megananda berbisnis burung. Tapi kalau dia dekat dengan partai, silakan bongkar.”

BOBBY CHANDRA I AGOENG WIJAYA I KUKUH WIBOWO

Berita terkait

Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

9 hari lalu

Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

Ini yang harus diperhatikan dan dipantau saat ikut rekrutmen bersama BUMN.

Baca Selengkapnya

Dewan Kehormatan Minta Ketum PWI Patuhi Sanksi Ihwal Dugaan Penyelewengan Hibah BUMN

10 hari lalu

Dewan Kehormatan Minta Ketum PWI Patuhi Sanksi Ihwal Dugaan Penyelewengan Hibah BUMN

DK PWI telah memutuskan memberikan sanksi dan tindakan organisatoris terhadap Ketua Umum PWI Hendry Ch Bangun dan tiga pengurus PWI lainnya.

Baca Selengkapnya

Klarifikasi Sekjen PWI Pusat atas Rilis Dewan Kehormatan PWI Pusat

26 hari lalu

Klarifikasi Sekjen PWI Pusat atas Rilis Dewan Kehormatan PWI Pusat

Siaran Pers sekaligus hak jawab atas Siaran Pers Dewan Kehormatan PWI, agar dimuat oleh media yang telah menyiarkan.

Baca Selengkapnya

Klarifikasi Sekjen PWI Jawab Dewan Kehormatan soal Penggelapan Hibah Kementerian BUMN

26 hari lalu

Klarifikasi Sekjen PWI Jawab Dewan Kehormatan soal Penggelapan Hibah Kementerian BUMN

Sekretaris Jenderal Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Sayid Iskandarsyah membantah tudingan DK PWI terkait penggelapan dana Rp 2,9 miliar.

Baca Selengkapnya

Perkumpulan Wartawan Media Online akan Surati Kementerian BUMN soal Dugaan Korupsi Dana Hibah Rp 2,9 Miliar

28 hari lalu

Perkumpulan Wartawan Media Online akan Surati Kementerian BUMN soal Dugaan Korupsi Dana Hibah Rp 2,9 Miliar

Perkumpulan Wartawan Media Online Indonesia atau PWMOI akan kirim surat ke Kementerian BUMN ihwal dugaan korupsi dana hibah sebesar Rp 2,9 Miliar.

Baca Selengkapnya

Hibah Kementerian BUMN Diduga Diselewengkan Pengurus PWI

29 hari lalu

Hibah Kementerian BUMN Diduga Diselewengkan Pengurus PWI

Dana hibah buat PWI sejatinya untuk uji kompetensi wartawan.

Baca Selengkapnya

Marak Informasi Bohong soal Rekrutmen Bersama BUMN, Masyarakat Diminta Hanya Akses dari Situs Resmi

35 hari lalu

Marak Informasi Bohong soal Rekrutmen Bersama BUMN, Masyarakat Diminta Hanya Akses dari Situs Resmi

Kementerian BUMN mengimbau kepada peserta Rekrutmen Bersama BUMN 2024 untuk selalu mengakses informasi perihal pendaftaran ini di situs resmi FHCI.

Baca Selengkapnya

Pertamina dan Kementerian BUMN Tebar 1.000 Paket Sembako Murah

44 hari lalu

Pertamina dan Kementerian BUMN Tebar 1.000 Paket Sembako Murah

Pertamina memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Nonaktifkan Dirut Taspen Buntut Kasus Investasi Fiktif, Ini Profil Antonius Kosasih

56 hari lalu

Erick Thohir Nonaktifkan Dirut Taspen Buntut Kasus Investasi Fiktif, Ini Profil Antonius Kosasih

Menteri BUMN Erick Thohir nonaktifkan Direktur Utama Taspen Antonius Kosasih, buntut dugaan korupsi investasi fiktif di PT Taspen tahun anggaran 2019.

Baca Selengkapnya

Mudik Gratis, Kementerian BUMN Sediakan Transportasi bagi Penyandang Disabilitas

6 Maret 2024

Mudik Gratis, Kementerian BUMN Sediakan Transportasi bagi Penyandang Disabilitas

Kementerian BUMN kembali gelar program mudik gratis bertema "Mudik Asyik Bersama BUMN 2024" jelang perayaan Ramadan 2024

Baca Selengkapnya