Pendapatan Industri Asuransi Jiwa Capai Rp 110,61 Triliun  

Reporter

Editor

Jumat, 9 Maret 2012 12:39 WIB

GM wealth managament Standard Chartered BI Lanny Hendra saat peluncuran produk layanan Maxi Care dan Future Saver, dua produk yang menggabungkan produk perbankan dan asuransi bagi keluarga Indonesia di Jakarta, Selasa (9/6). Tempo/Didit Majalolo

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia mencatat pendapatan industri asuransi nasional pada 2011 tumbuh 7,99 persen, seiring pertumbuhan ekonomi 6,5 persen. Berdasarkan data kinerja 43 perusahaan asuransi jiwa anggota AAJI, total pendapatan industri ini naik dari Rp 102,43 triliun menjadi Rp 110,61 triliun. "Dari total pendapatan tersebut, premi baru menjadi penyumbang terbesar," kata Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim hari ini.

Ia mengatakan premi baru menyumbang Rp 94,43 triliun pada 2011 atau tumbuh 24,28 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp 75,98 triliun. Adapun pendapatan premi produksi baru (new business premium) mencapai Rp 67,65 triliun, meningkat 28,45 persen dibanding tahun sebelumnya. “Peningkatan ini didukung pertumbuhan kelas menengah Indonesia,” katanya.

Pada premi produksi baru, pendapatan premi tradisional melampaui pendapatan premi unit linked. Pendapatan premi tradisional mencapai Rp 33,90 triliun atau tumbuh 71,2 persen, sementara unit linked tumbuh 2,68 persen menjadi Rp 33,73 triliun.

Sementara itu, pada premi lanjutan yang sebesar Rp 26,78 triliun, pendapatan dari unit linked masih mendominasi dengan menyumbang Rp 15,24 triliun. Sedangkan premi tradisional sebesar Rp 11,53 triliun. Secara keseluruhan, persentase pendapatan unit linked terhadap total pendapatan tetap lebih besar, yakni 51,88 persen, sedangkan premi tradisional 48,12 persen.

Namun, menurut dia, pendapatan nonpremi mengalami penurunan. Sumbangan pendapatan dari nonpremi hanya mencapai Rp 16,18 triliun, lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 26,45 triliun. Penurunan tersebut disebabkan penurunan sumbangan pendapatan hasil investasi yang menurun 43,89 persen dari semula Rp 23,92 triliun menjadi Rp 18,42 triliun. "Pengaruh krisis, indeks saham kami menurun, jadi hasil investasi kami juga menurun," ujarnya.

Meski begitu, Ketua Bidang Keanggotaan dan Komunikasi AAJI Albertus Wiroyo meyakinkan perusahaan asuransi pasti akan memilih tempat-tempat investasi yang aman. "Tidak perlu khawatir," ujarnya.

AAJI mencatat total nilai investasi perusahaan asuransi nasional pada 2011 mencapai Rp 197,54 triliun, meningkat 25,55 persen dibanding tahun sebelumnya. Sekitar Rp 149,22 triliun atau 75,49 persen dari total investasi ditempatkan di instrumen pasar modal, seperti saham obligasi, SUN, dan reksadana. Penempatan dana investasi di pasar modal ini tumbuh 21,17 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 123,07 triliun.

MARTHA THERTINA

Berita terkait

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

12 hari lalu

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

Menjadi seorang aktuaris memang tidak mudah karena dalam pekerjaannya mengaplikasikan beberapa ilmu sekaligus seperti matematika hingga statistika.

Baca Selengkapnya

HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier

14 hari lalu

HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier

HSBC Indonesia dan Allianz Life meluncurkan produk asuransi berbentuk warisan atau Premier Legacy Assurance untuk nasabah premiernya. Produk perencanaan warisan ini dikonsep sebagai solusi perlindungan sekaligus dukungan terhadap kehidupan keluarga nasabah yang sejahtera di masa depan.

Baca Selengkapnya

KCIC Periksa Kesesuaian Tiket Penumpang Whoosh untuk Kebutuhan Pemberian Asuransi Perjalanan

32 hari lalu

KCIC Periksa Kesesuaian Tiket Penumpang Whoosh untuk Kebutuhan Pemberian Asuransi Perjalanan

Apabila data yang diisi pada tiket tidak sesuai dengan identitas aslinya, maka penumpang Whoosh tersebut tidak ter-cover oleh asuransi.

Baca Selengkapnya

Tony Benitez Ditunjuk jadi CEO dan Presdir Baru Prudential Indonesia

50 hari lalu

Tony Benitez Ditunjuk jadi CEO dan Presdir Baru Prudential Indonesia

Prudential Indonesia menunjuk Tony Benitez sebagai CEO dan Presiden Direktur menggantikan Michellina Laksmi Triwardhany per 1 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

PTUN Menangkan Kresna Life, Pengamat Asuransi: Preseden Buruk bagi Industri Keuangan

50 hari lalu

PTUN Menangkan Kresna Life, Pengamat Asuransi: Preseden Buruk bagi Industri Keuangan

Putusan PTUN yang membatalkan keputusan OJK ihwal pencabutan izin usaha Kresna Life dinilai sebagai preseden buruk bagi industri keuangan.

Baca Selengkapnya

Dikalahkan Kresna Life di PTUN, OJK Ajukan Banding

50 hari lalu

Dikalahkan Kresna Life di PTUN, OJK Ajukan Banding

OJK akan mengajukan banding atas kasusnya melawan Kresna Life.

Baca Selengkapnya

PTUN Batalkan Pencabutan Izin Usaha Kresna Life, Bagaimana Respons OJK dan Seperti Apa Kronologinya?

50 hari lalu

PTUN Batalkan Pencabutan Izin Usaha Kresna Life, Bagaimana Respons OJK dan Seperti Apa Kronologinya?

PTUN Jakarta mengabulkan gugatan Michael Steven ihwal pembatalan keputusan OJK mengenai pencabutan izin usaha Kresna Life. Bagaimana respons OJK?

Baca Selengkapnya

KPK Selidiki Korupsi di PT Taspen, Begini Modus Investasi Fiktif Ala Taspen Life

53 hari lalu

KPK Selidiki Korupsi di PT Taspen, Begini Modus Investasi Fiktif Ala Taspen Life

Dugaan korupsi di PT Taspen, Taspen Life dengan modus investasi fiktif menambah daftar panjang kasus penyelewengan dana asuransi di Indonesia

Baca Selengkapnya

Prudential Indonesia Luncurkan Asuransi Jiwa PRUFuture, Targetkan Milenial dan Gen Z

22 Februari 2024

Prudential Indonesia Luncurkan Asuransi Jiwa PRUFuture, Targetkan Milenial dan Gen Z

Prudential Indonesia pada awal tahun ini telah meluncurkan Asuransi Jiwa PRUFuture. Produk ini merupakan perlindungan jiwa jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Thailand Luncurkan Jaminan Kesehatan untuk Turis Asing sampai Rp438 Juta

17 Februari 2024

Thailand Luncurkan Jaminan Kesehatan untuk Turis Asing sampai Rp438 Juta

Kompensasi turis di Thailand berdasarkan kasus, misalnya, jika kehilangan penglihatan atau cacat permanen, besarnya adalah Rp131 juta.

Baca Selengkapnya