TEMPO.CO, Jakarta - Billabong International Ltd mengakhiri pembicaraan tentang jual-beli saham dengan TPG Capital. Perusahaan pakaian peselancar terbesar asal Australia itu telah menolak 'tawaran manis' pengambilalihan sebesar 841,8 juta dolar Australia (Rp 8,11 triliun).
Angka penawaran tersebut sedikit naik. Sebelumnya TPG mengajukan 765 juta dolar Australia (sekitar Rp 7,38 triliun), atau 3 dolar Australia (Rp 28.945) per lembar saham. Tapi Billabong menilai jumlah tersebut terlalu rendah.
TPG Capital adalah private equity fund yang didirikan sejak 1992, kini mengelola lebih dari US$ miliar. Di Indonesia, perusahaan yang dulunya bernama Texas Pacific Group itu menjadi pemegang 59,68 persen saham PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk melalui TPG Nusantara.
The Fort Worth, perusahaan yang berbasis di Texas, Amerika Serikat, siap menaikkan penawaran sepuluh persen menjadi 3,3 dolar Australia per lembar saham untuk mendapatkan akses ke pemegang saham ritel. Namun tawaran itu pun ditolak. Direksi mengatakan pendiri dan pemegang saham mayoritas Gordon Merchant tidak akan mempertimbangkan penawaran di bawah 4 dolar Australia per lembar saham. Demikian pernyataan resmi Billabong seperti dikutip kantor berita Bloomberg, Selasa, 28 Februari 2012.
Billabong, yang memiliki nilai pasar sebesar 3,84 miliar dolar Australia (Rp 37,01 triliun) pada Mei 2007, berencana menjual aset, memangkas pegawai, dan menutup beberapa gerai. Perusahaan membutuhkan dana besar untuk membayar utang ketika permintaan pasar global sedang merosot.
Laba bersih perusahaan turun 72 persen menjadi 16 juta dolar Australia (Rp 154,4 miliar) selama semester kedua tahun 2011 lalu. Penguatan mata uang dolar Australia juga menjadi salah satu penyebab. Harga produk-produk Billabong menjadi lebih mahal bagi pembeli asing, sehingga menurunkan tingkat penjualan. Nilai tukar dolar Australia meningkat lebih dari 11 persen terhadap dolar Amerika Serikat sejak Oktober tahun lalu.
Saham Billabong merangkak naik sejak TPG membeberkan aksi pendekatan bulan ini, setelah Billabong menyatakan siap berbicara dengan perusahaan atau pelamar.
RETNO S
Berita terkait
Kinerja Keuangan Gemilang, Analis Rekomendasikan Saham BBRI
14 November 2023
Kinerja keuangan impresif yang dicatatkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk hingga kuartal III-2023 diikuti dengan sentimen positif terhadap saham BRI (BBRI).
Baca SelengkapnyaBidik Rp 287,11 Miliar dari IPO, Primaya Hospital Group Beberkan Peruntukan Dananya
17 Oktober 2022
Primaya Hospital Group, jaringan rumah sakit swasta di Indonesia dengan perusahaan holding, PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk., menggelar IPO.
Baca Selengkapnya2 Direksi BCA Lepas Sebagian Saham, Berapa Nilai yang Dikantongi?
17 September 2022
Corporate Secretary BCA Raymon Yonarto mengatakan penjualan saham yang dilakukan oleh Jahja bertujuan untuk melakukan renovasi rumah.
Baca SelengkapnyaSaham Tesla Bakal Dipecah Dua Dalam 2 Tahun, Begini Ceritanya
29 Maret 2022
Hanya tiga bulan kemudian, Tesla mengatakan merencanakan penjualan saham lain untuk mendapatkan dana segar hingga USD 5 miliar.
Baca SelengkapnyaSaham Eropa Anjlok karena Aksi Jual Massal Setelah Kemunculan Varian Botswana
27 November 2021
Saham Eropa anjlok di tengah aksi jual yang meluas pada Jumat karena laporan varian baru Covid-19, varian Botswana, yang memicu kekhawatiran investor.
Baca SelengkapnyaIHSG Ditutup Menguat di 6.144, Samuel Sekuritas: Big Caps Rebound
30 Agustus 2021
Indeks Harga Saham (IHSG) Sesi II pada hari ini, Senin, 30 Agustus 2021, ditutup di level 6.144.
Baca SelengkapnyaPanasonic Jual Saham Tesla dengan Nilai USD 3,6 Miliar
26 Juni 2021
Perusahaan Panasonic telah menjual semua saham Tesla dengan harga sekitar 400 miliar yen atau USD 3,61 miliar pada tahun fiskal yang berakhir Maret.
Baca Selengkapnya4 Kali DKI Kirim Surat ke DPRD Soal Penjualan Saham PT Delta tapi Tak Direspons
1 April 2021
PKS sudah membuat surat kepada pimpinan dewan untuk segera mengagendakan pembahasan mengenai rencana penjualan saham bir DKI di PT Delta.
Baca SelengkapnyaPenjualan Saham Bir, Eks Dirut BEI Ingatkan Pejabat DKI Bisa Kena Pelanggaran
1 April 2021
Pejabat DKI terancam dianggap melanggar regulasi pasar modal jika berkoar-koar jual saham bir tapi batal.
Baca SelengkapnyaDapat Kredit Murah, Pengamat Sebut Pertamina Tak Perlu IPO
27 Agustus 2020
Pengamat meminta Pertamina mengkaji ulang rencana IPO.
Baca Selengkapnya