TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Sudaryatmo, berpendapat bahwa kenaikan bahan bakar minyak merupakan pilihan yang realistis. Kenaikan sekitar Rp 500-Rp 1.500 itu, kata Sudaryatmo, harus diperhitungkan dampaknya.
"Pemerintah juga harus sudah punya antisipasi dan kalkulasi dari dampak kenaikan itu," kata Sudaryatmo, Jumat, 24 Februari 2012.
Menurut dia, yang penting diperhatikan pemerintah adalah target skema kenaikan untuk penghapusan subsidi. "Sampai kapan pengurangan subsidi ini akan mencapai nol persen atau dihapus secara total," tutur dia.
Sudaryatmo menuturkan, kenaikan BBM ini justru tidak menimbulkan permasalahan. Penggunaan mobil pribadi yang semakin meningkat, kata Sudaryatmo, disebabkan kurangnya layanan transportasi publik dari pemerintah. "Dengan kenaikan ini diharapkan pemerintah juga mulai memperhatikan perbaikan sarana transportasi yang mendukung masyarakat mengurangi penggunaan BBM untuk mobil pribadi," kata Sudaryatmo.
Mengenai rencana kenaikan tarif dasar listrik per 1 April bersamaan dengan rencana kenaikan BBM, Sudaryatmo tidak bisa memberi pilihan. Menurut dia, mengenai listrik masalahnya adalah usaha pemerintah untuk mengurangi biaya dengan melakukan konversi energi primer ke gas.
Ia mengatakan formula kenaikan untuk masing-masing golongan juga perlu diperhatikan. Saat ini, kata Sudaryatmo, golongan 1300 VA yang mengalami kenaikan 10 persen tidak mengalami hambatan. Ia menuturkan, berbeda nasib jika golongan 450 VA juga dinaikkan di saat kenaikan BBM. "Mereka akan mengalami beban ganda," tutur dia.
Menurut Sudaryatmo perlu diperhatikan nasib masyarakat kelas menengah ke bawah. Sudaryatmo mengharapkan jika kenaikan BBM dan TDL dilaksanakan bersamaan, pemerintah sudah antisipatif terhadap golongan tersebut. "Jangan yang sudah miskin semakin terjun menjadi miskin," kata dia.
Sudaryatmo berpendapat pemberian bantuan langsung tunai (BLT) sebagai paling masuk akal. Tapi Sudaryatmo memberi catatan agar pemerintah lebih jelas mendata siapa dan batasan apa yang menjadi persyaratan penerima BLT. "Kalau bisa bukan bantuan tunai, melainkan bantuan yang bisa mengembangkan pekerjaan mereka agar berkelanjutan," ucap dia.
AYU PRIMA SANDI
Berita terkait
Pembatasan BBM Bersubsidi Samarkan Kenaikan Harga, YLKI Dorong Subsidi Tertutup
54 hari lalu
Pengurus YLKIAgus Suyatno menilai kebijakan pembatasan BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Bio Solar distorsi terminologi kenaikan harga.
Baca SelengkapnyaKuba Bangkrut, Harga BBM Naik Hingga 500 Persen per 1 Februari
11 Januari 2024
Kuba di ambang krisis ekonomi yang parah. Harga BBN naik hingga lima kali lipat membuat warganya menjerit.
Baca SelengkapnyaBEM UGM Beri Gelar Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan, Berikut Deretan Kritik BEM Seluruh Indonesia
10 Desember 2023
BEM UGM memasang baliho bergambar Jokowi bertuliskan Alumnus UGM Paling Memalukan. Berikut deretan kritik dari BEM se Indonesia terhadap Jokowi.
Baca Selengkapnya50 Tahun Puan Maharani, Begini Perjalanan Karier Politik Anak Megawati
7 September 2023
Ketua DPR RI Puan Maharani berulang tahun ke-50, pada 6 September kemarin. Tahun lalu, ulang tahunnya jadi masalah karena dilaporkan ke MKD.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Prediksi Inflasi Pangan pada Semester Pertama 2023 Masih Tinggi: Perlu Dikendalikan
17 Januari 2023
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi inflasi pada paruh pertama tahun ini masih akan tinggi.
Baca SelengkapnyaKaleidoskop 2022: 11 Peristiwa Ekonomi, Sengkarut Kelangkaan Minyak Goreng hingga Impor Beras
30 Desember 2022
Berbagai peristiwa mewarnai perekonomian nasional tahun 2022, dari sengkarut minyak goreng, resesi global, kenaikan harga BBM hingga impor beras.
Baca SelengkapnyaDemo Sopir Truk Korea Selatan Picu Kelangkaan BBM
6 Desember 2022
Demo sopir truk Korea Selatan telah menyebabkan hampir 100 pompa bensin di seluruh negeri mengalami kelangkaan BBM
Baca SelengkapnyaDaftar Harga BBM Pertamina Terbaru Per Desember 2022 di 34 Provinsi
2 Desember 2022
Kenaikan harga BBM ini terjadi pada bahan bakar non-subsidi.
Baca SelengkapnyaMulai Hari Ini Hingga 7 Desember, Buruh Gelar Demo Besar-besaran Tolak Kenaikan UMP DKI Jakarta
1 Desember 2022
Sejumlah serikat buruh dan Partai Buruh dijadwalkan menggelar demonstrasi besar-besaran sebagai bentuk penolakan kenaikan UMP DKI Jakarta 2023.
Baca SelengkapnyaSurvei Charta Politika, Kepuasan terhadap Jokowi 69,5 Persen
29 November 2022
Yunarto menyebut kepuasan terhadap Jokowi sempat ajlok ke angka 63,5 persen pada September 2022 akibat kenaikan harga BBM.
Baca Selengkapnya