Bursa Asia Rontok, Rupiah Melemah ke Rp 9.000  

Reporter

Editor

Senin, 30 Januari 2012 17:30 WIB

ANTARA/Rosa Panggabean

TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang pertemuan para pemimpin Uni Eropa, bursa Asia dan bursa Eropa berjatuhan. Setelah pasar finansial global cukup kondusif dalam beberapa pekan terakhir karena banyaknya sentimen positif, para pelaku pasar berbalik ke realita bahwa masalah krisis Eropa belum berakhir.

Pernyataan Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schauble bahwa Uni Uni Eropa tidak dapat memberikan jaminan bahwa Yunani akan mendapat bantuan baru serta kekecewaan investor terhadap kebijakan pelonggaran likuiditas pemerintah Cina membuat bursa Asia berguguran. Imbasnya mata uang regional melemah, termasuk rupiah.

Di pasar uang hari ini, Senin, 30 Januari 2012, rupiah ditransaksikan melemah 30 poin (0,33 persen) ke level 9.013 per dolar Amerika Serikat (AS). Mencuatnya kembali kekhwatiran terhadap kemungkinan gagal bayar membuat para pelaku pasar merasa nyaman memegang dolar.

Pengamat pasar uang Lindawati Susanto menjelaskan, pasar finansial yang tidak kondusif membuat bursa saham dan mata uang regional jatuh. Imbasnya, rupiah juga kembali tertekan di atas 9.000 per dolar AS. Setelah pasar minim sentimen positif, investor kembali berpikir bahwa masalah Eropa belum berakhir.

Krisis utang Eropa yang belum ada penyelesaian sampai sekarang dikhawatirkan akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi global. “Para pelaku pasar kembali sadar bahwa krisis utang kawasan Eropa butuh waktu yang lebih lama bila penyelesaian Yunani terus berlarut–larut,” ucapnya.

Mata uang Asia sore ini juga bergerak melemah. Terhadap dolar AS, dolar Singapura terkoreksi 0,63 persen menjadi 1,3199, won Korea Selatan turun 1,14 persen menjadi 1.221,25, ringgit Malaysia terdepresiasi 0,66 persen menjadi 3,238, peso Philipina turun 0,8 persen menjadi 44,42, serta bath Thailand juga terkoreksi 0,42 persen menjadi 31,93 per dolar AS.

Terkoreksinya euro, poundsterling, serta mata uang utama dunia lainnya membuat indeks dolar AS kembali naik 0,349 poin (0,44 persen) menjadi 79,251 pada pukul 17:45 WIB. Mata uang tunggal Uni Eropa, euro sore ini melemah 0,0090 poin (0,68 persen) menjadi US$ 1,3130, poundsterling Inggris terdepresiasi 0,0057 poin (0,36 persen) ke US$ 1,5678, serta franc Swiss juga jatuh 0,0052 poin (0,57 persen) menjadi 0,918 per dolar AS.

VIVA B. KUSNANDAR

Berita terkait

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

Ekonom menyebut putusan MK terkait sidang sengketa Pilpres tak banyak mempengaruhi nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

5 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

5 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

5 hari lalu

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

Nilai tukar rupiah yang melemah menambah beban karena banyak utang pemerintah dalam denominasi dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237

6 hari lalu

Rupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237

Rupiah diprediksi dan tak terpengaruh dengan putusan MK. Rupiah spot hari ini ditutup pada Rp 16.237 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

6 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Ini Industri yang Untung dan Buntung

6 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Ini Industri yang Untung dan Buntung

Industri tekstil, pakan ternak, pupuk, hingga gandum yang kerap mengandalkan bahan baku impor menangis di tengah pelemahan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Jalan Tol Palembang - Betung Ditarget Rampung 2025, Rupiah Makin Keok

9 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Jalan Tol Palembang - Betung Ditarget Rampung 2025, Rupiah Makin Keok

Kementerian PUPR menargetkan Jalan Tol Palembang - Betung selesai pada 2025. Untuk itu butuh tambahan tim percepatan.

Baca Selengkapnya