TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Boediono menekankan pentingnya research and development (penelitian dan pengembangan) berbagai sektor komoditas untuk peningkatan produktivitas yang berkesinambungan. "Secara umum, asal-muasal potensi peningkatan produktivitas adalah R&D (research and development). Ini berlaku di sektor pertanian, manufaktur, dan jasa," kata Boediono dalam kata sambutannya di acara Raker Nasional Pembangunan Pertanian 2012 di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu, 11 Januari 2012.
Namun anggaran penelitian dan pengembangan di Indonesia merupakan yang terendah di ASEAN, baik anggaran dari pemerintah maupun swasta. Padahal penerapannya memiliki relevansi dengan upaya peningkatan produktivitas komoditas apa pun. Penelitian dan pengembangan juga harus bisa diterjemahkan di lapangan, bukan sekadar penemuan di laboratorium. "Dengan anggaran yang terbatas itu, kalau tidak dimanfaatkan dengan efektif, maka akan semakin tidak capai sasaran," kata Boediono.
Ke depan, pemerintah harus memikirkan kembali bagaimana meningkatkan anggaran untuk R&D dan juga meningkatkan kemampuan kapasitas penggunaan anggaran secara efektif. Yang harus dipikirkan juga adalah menampung salah satu sasaran jangka menengah, yakni mendorong peningkatan produktivitas yang berkesinambungan dari tahun ke tahun.
Boediono menambahkan, R&D harus memiliki dampak nyata di lapangan. Selain itu harus ditutup dengan kebijakan pendukung yang baik, seperti kebijakan kelembagaan, infrastruktur yang mendukung, dan anggaran yang sesuai.
"Ini semua harus ada untuk terjemahkan hasil R&D dari laboratorium sampai diadopsi petani. Jika telah diadopsi maka akan muncul hasil statistik pertanian makro yang meningkat," ujarnya.
Boediono meminta Kementerian Pertanian mampu menyerap anggaran dengan baik dan maksimal. Penyerapan tidak hanya berdasarkan kecepatan, tapi juga harus tepat sasaran. "Jangan sampai penyerapan anggaran menumpuk di masa akhir tahun anggaran," katanya. Menurut Boediono, R&D seyogyanya harus mampu berdampak terhadap ekonomi, kehidupan sosial, dan kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, Kepala Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian Haryono mengakui anggaran yang diberikan masih kecil. Meski tiap tahun anggaran untuk Litbang pertanian meningkat, masih tetap tergolong kecil. Tahun 2009, anggaran Litbang sekitar Rp 800 miliar, naik pada 2010 menjadi Rp 1 triliun, dan tahun ini sebesar Rp 1,43 triliun.
"Tahun ini R&D kami fokus pada pengembangan varietas unggul untuk komoditas pangan, perkebunan, dan hortikultura. Juga fokus pada inovasi teknologi pendukung peningkatan produktivitas," ujarnya dalam acara yang sama.
Anggaran terbatas itu, lanjutnya, sudah termasuk untuk penggunaan pengembangan sumber daya manusia, kualitas varietas yang dihasilkan, dan operasionalisasi penelitian. "Saat ini kami sudah ada varietas benih padi yang adaptif, yaitu Inpara, Inpago, dan Inpari 13, meski persentase penggunaannya masih kecil," ujarnya.
ROSALINA
Berita terkait
Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi
2 hari lalu
Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar
Baca SelengkapnyaPengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia
4 hari lalu
Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi
7 hari lalu
PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.
Baca SelengkapnyaKemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati
7 hari lalu
Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.
Baca SelengkapnyaErupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian
17 hari lalu
Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.
Baca SelengkapnyaGoogle Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India
29 hari lalu
Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun
32 hari lalu
Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.
Baca SelengkapnyaGuru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?
32 hari lalu
Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.
Baca SelengkapnyaPemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian
40 hari lalu
Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur
Baca SelengkapnyaDedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara
44 hari lalu
Program pengairan dan alsintan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kukar.
Baca Selengkapnya