TEMPO.CO, Jakarta - Anak usaha Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC), mengucurkan pinjaman sebesar US$ 45 juta atau sekitar Rp 413 miliar guna mendorong infrastruktur PT Wintermar Offshore Marine. “Pinjaman ini diberikan secara bertahap,” ujar Country Manager IFC Indonesia Sarvesh Suri, Selasa, 10 Januari 2012.
Corporate Planning Director PT Wintermar Offshore Marine (Wintermar), Pek Swan Layanto, menyatakan bahwa beban bunga yang diberikan kepada perusahaannya sebesar 6 persen dengan jangka waktu tujuh tahun. Pinjaman ini akan digunakan untuk menambah 5-6 armada kapal dari total proyek Wintermar, yakni 15 kapal (supply vessels) dalam dua tahun ke depan.
Wintermar menargetkan akan membeli delapan kapal tahun 2012 ini dan sisanya tahun depan. Jenis kapal tersebut antara lain fast utility vessel, utility vessel, dan platform supply vessels (PSV).
Sementara itu Presiden Direktur Wintermar Sugiman Layanto menargetkan alokasi pembelanjaan kapal tahun ini sebesar US$ 80 juta. Nilai tersebut sudah termasuk pinjaman dari IFC senilai US$ 45 juta dan US$ 35 juta dari internal cashflow. Dia berpendapat, dengan penambahan armada baru milik sendiri, profit margin akan naik signifikan.
Ia mencontohkan, profit margin yang diperoleh dengan menyewa kapal asing hanya 3-4 persen. Sedangkan, dengan kapal sendiri, profit margin yang diperoleh bisa mencapai 30-40 persen. “Pembelian kapal ini memiliki nilai yang lebih tinggi,” katanya.
DINA BERINA
Berita terkait
Bank Mandiri Sudah Salurkan Kredit Infrastruktur Rp 301,77 Triliun
15 Februari 2024
Hasil riset tim Bank Mandiri memproyeksikan terjadi peningkatan belanja infrastruktur pada APBN 2024.
Baca SelengkapnyaSurvei Bank Indonesia: Penyaluran Kredit Baru Triwulan III 2023 95,4 Persen
20 Oktober 2023
Survei Bank Indonesia menunjukkan penyaluran kredit baru pada triwulan III 2023 terindikasi meningkat. Hal ini tecermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru sebesar 95,4 persen, lebih tinggi jika dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 94 persen.
Baca SelengkapnyaPerbankan Tetap Andalkan Kredit Infrastruktur
31 Januari 2019
Perbankan tetap membuka ruang untuk penyaluran kredit infrastruktur tahun ini.
Baca SelengkapnyaTanpa Modal, Ratu Prabu Biayai LRT dari Pinjaman Bank Cina
10 Januari 2018
Ratu Prabu Energi berencana menggarap proyek LRT senilai Rp 30 triliun.
Baca SelengkapnyaBank Jaga Risiko Penyaluran Kredit Infrastruktur dengan Cara Ini
6 November 2017
Kalangan perbankan berusaha menjaga risiko penyaluran kredit infrastruktur dengan sejumlah upaya.
Baca SelengkapnyaDebitor Cairkan Kredit Investasi di Semester II, Apa Pemicunya?
18 September 2017
Banyaknya debitor mencairkan kredit investasinya di perbankan pada semester kedua tahun ini tak lepas dari target pengerjaan proyek infrastruktur.
Baca SelengkapnyaAkhir September 2017, Debitor Mulai Cairkan Kredit Investasi
18 September 2017
Menjelang akhir kuartal ketiga tahun ini atau per September 2017, kelompok bank swasta melihat mulai banyak kredit investasi yang dicairkan debitor.
Baca SelengkapnyaBahana Terbitkan Reksa Dana Terbatas Proyek Infrastruktur
4 September 2017
Bahana menerbitkan reksa dana penyertaan terbatas senilai USD 35 juta untuk proyek pelabuhan dan Rp 5 triliun untuk jalan tol tahun depan.
Baca SelengkapnyaMenteri Agama: Dana Haji Boleh untuk Pembangunan Infrastruktur
29 Juli 2017
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan dana setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) boleh dikelola untuk hal-hal produktif.
Baca SelengkapnyaJasa Marga Raup Rp 1 Triliun dari Bank Syariah Mandiri
12 Juni 2017
Pembiayaan dari Bank Syariah Mandiri (BSM) sebesar Rp 1 triliun untuk percepatan pembebasan lahan di ruas jalan tol baru.
Baca Selengkapnya