Hatta Rajasa Mengakui Terima Surat GDF Suez  

Reporter

Editor

Senin, 9 Januari 2012 20:32 WIB

Hatta Rajasa. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengakui pernah menerima surat dari Chairman and Chief Executive GDF Suez, Gerard Mestrallet. “Itu sudah lama saya terima,” ujar Hatta di Kantor Kementerian Perekonomian, Senin 9 Januari 2011.

Pernyataan ini menanggapi berita pemecatan bekas Direktur Utama Perusahaan Air Minum Jakarta Raya (PAM Jaya), Maurits Napitupulu, pada 22 Desember 2011, yang menyisakan tanda tanya. Sebab, dia belum genap separuh jalan memimpin badan usaha milik daerah itu. Bila tak ada yang luar biasa, seharusnya Maurits masih menjabat hingga Mei 2014.

Dugaan adanya tekanan dalam pencopotan Maurits sedikit tersingkap lantaran surat bertanggal 20 Juni 2011 yang dikirim Mestrallet kepada Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa. Surat dalam bahasa Inggris itu menyebutkan bahwa Mestrallet meminta bantuan Menteri Hatta mencari solusi atas “kesulitan serius” yang dialami PT Palyja dalam proses renegosiasi kontrak dengan PAM Jaya. Perusahaan yang bermarkas di Paris, Prancis, ini berkepentingan mengamankan investasinya di Indonesia (Majalah Tempo, edisi 9-15 Januari 2012).

Lebih jauh Hatta menyatakan, “Saya memang memberikan disposisi terkait masalah renegosiasi ini. Tampaknya gubernur juga sudah bersedia membahas masalah tersebut,” katanya. Duta Besar Prancis pun sempat menyinggung hal tersebut ketika bertemu dengannya.

Ia menganggap normal keluhan dan permintaan klarifikasi Duta Prancis kepadanya. “Kalau pengusaha kita di luar negeri juga kan seperti itu, it’s normal lah. Duta besar meminta saya untuk mengkaji permasalahan ini, dan tentunya yang paling tepat untuk membahas renegosiasi adalah Gubernur DKI Fauzi Bowo,” kata Hatta.

Seperti diketahui, sejak kontrak diteken pada tahun 2007 sampai 2010, PAM Jaya menanggung akumulasi kerugian atas beban utang imbalan air (shortfall) hingga Rp 610 miliar. Sedangkan tunggakan tagihan pelanggan yang menumpuk mencapai Rp. 530 miliar. Ekuitas PAM Jaya sendiri menjadi minus Rp 985 miliar dan asetnya menyusut menjadi Rp 204 miliar.

PT Pam Lyonniase Jaya (Palyja) dan PT Aetra Air Jakarta sendiri justru menuai laba sejak kontrak tersebut ditandatangani. Palyja menabung Rp 898 miliar, ini senilai dengan separuh aset yang dimilikinya. PT Aetra berhasil menggaet laba Rp 27,9 miliar, lebih tinggi dengan periode yang sama tahun lalu Rp 16,4 miliar.

SUBKHAN

Berita terkait

Gelar RUPSLB Hari Ini, Bos Garuda Pastikan Tak Ada Copot-Pasang Direksi dan Komisaris

27 Desember 2022

Gelar RUPSLB Hari Ini, Bos Garuda Pastikan Tak Ada Copot-Pasang Direksi dan Komisaris

Bos Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memastikan dalam RUPSLB pada hari ini tidak akan ada agenda pergantian direksi dan komisaris perseroan.

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Tuhiyat yang Diangkat Heru Budi jadi Dirut Baru MRT Jakarta

26 Oktober 2022

Rekam Jejak Tuhiyat yang Diangkat Heru Budi jadi Dirut Baru MRT Jakarta

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengangkat Tuhiyat sebagai Dirut PT Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta. Seperti apa rekam jejak Tuhiyat?

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Winarto yang Ditunjuk jadi Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol

18 Agustus 2022

Rekam Jejak Winarto yang Ditunjuk jadi Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol

RUPST Pembangunan Jaya Ancol hari ini memutuskan merombak seluruh jajaran direksi perseroan. Bagaimana rekam jejak para direktur perseroan tersebut?

Baca Selengkapnya

Seluruh Direksi Pembangunan Jaya Ancol Diberhentikan, Tom Lembong: Penyegaran untuk Perbaikan

18 Agustus 2022

Seluruh Direksi Pembangunan Jaya Ancol Diberhentikan, Tom Lembong: Penyegaran untuk Perbaikan

RUPST PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk yang digelar hari ini memutuskan untuk memberhentikan dengan hormat seluruh jajaran direksi BUMD tersebut.

Baca Selengkapnya

Eks Pejabat BI Ini Didapuk jadi Komisaris Utama OVO Gantikan Mirza Adityaswara

7 Agustus 2022

Eks Pejabat BI Ini Didapuk jadi Komisaris Utama OVO Gantikan Mirza Adityaswara

Eks pejabat Bank Indonesia (BI), Dyah NK Makhijani, didapuk menjadi komisaris utama PT Visionet International (Ovo).

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Tanggapi Pengunduran Diri TGB dari Wakil Komisaris BSI

7 Agustus 2022

Erick Thohir Tanggapi Pengunduran Diri TGB dari Wakil Komisaris BSI

Menteri Erick Thohir angkat bicara menanggapi Tuan Guru Bajang (TGB) yang mengajukan pengunduran diri dari jabatan Wakil Komisaris Utama BSI.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Rombak Direksi dan Komisaris Kimia Farma, Ada Nama Wiku Adisasmito

12 Mei 2022

Erick Thohir Rombak Direksi dan Komisaris Kimia Farma, Ada Nama Wiku Adisasmito

Erick Thohir resmi merombak jajaran direksi dan komisaris PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Terjadi pergantian nomenklatur dan perampingan jumlah direksi.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Budi Karya Rombak Pejabat Eselon I, IKN Disebut Kota 10 Menit

11 Mei 2022

Terkini Bisnis: Budi Karya Rombak Pejabat Eselon I, IKN Disebut Kota 10 Menit

Berita terkini bisnis hingga Rabu siang ini dimulai dari Menteri Budi Karya Sumadi yang melantik sejumlah pejabat eselon I di Kemenhub.

Baca Selengkapnya

Budi Karya Lantik Sejumlah Pejabat Eselon I, Dirjen Perhubungan Udara Diganti

11 Mei 2022

Budi Karya Lantik Sejumlah Pejabat Eselon I, Dirjen Perhubungan Udara Diganti

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melantik tiga pejabat tinggi madya (Eselon I) di lingkungan Kementerian Perhubungan. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Abdee Slank Komisaris Telkom, Erick Thohir: Masak Musisi Tak Boleh Naik Kelas?

2 Juni 2021

Abdee Slank Komisaris Telkom, Erick Thohir: Masak Musisi Tak Boleh Naik Kelas?

Erick Thohir menanggapi adanya pro kontra soal penunjukan Abdee Slank menjadi komisaris independen Telkom.

Baca Selengkapnya