Menteri Gita: Saya Makan Singkong!

Reporter

Editor

Jumat, 6 Januari 2012 18:03 WIB

Gita Wirjawan. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta- Menteri Perdagangan Gita Wirjawan beberapa hari terakhir ini menjadi headline berita di koran-koran. Dia bicara ceplas-ceplos tentang banyak hal mulai soal mewajibkan pegawainya memiliki skor TOEFL (Test of English for Foreign Language) sampai soal perlunya orang Indonesia makan singkong. Kali ini dia mengaku mengubah kebiasaan makan beras menjadi makan singkong.

"Angka tidak pernah berbohong," ujarnya kepada Tempo. "Jika hari ini 240 juta orang Indonesia mulai mengganti makan malamnya dengan singkong, hari ini juga kita beralih dari pengimpor menjadi pengekspor beras," ujarnya dengan serius pekan lalu.

Mengapa Gita ngotot menganjurkan orang Indonesia makan singkong? Gita mengaku sedang berusaha menciptakan keseimbangan supply dan demand. Untuk itu, katanya lagi, harus ada perubahan pola konsumsi. Misalnya per hari ini penduduk Indonesia mengkonsumsi beras 140 kilogram per orang per tahun. Di negara tetangga--Thailand, Malaysia, Vietnam--konsumsi beras 65-70 kilogram per orang per tahun. "Bayangkan, kalau besok pola konsumsi kita turun ke 100 kilogram saja, kita tentu sudah dalam posisi mengekspor," ujar menteri yang berlatar belakang pengusaha itu.

Gita mengaku dia bukan asal bicara. Dia sudah mempraktekkannya dalam kehidupannya sehari-hari. "Saya sudah tidak makan nasi pagi dan malam, gantinya ubi atau singkong," ujar Gita. Pagi dia makan singkong dan siang makan beras merah. Adapun malam hari menteri yang juga main piano itu mengaku tak makan nasi lagi.

Selain ingin mengubah pola makan nasi, Gita juga ngotot ingin mengubah pola makan daging. "Di Indonesia, kita hanya mengkonsumsi 2,1 kilogram (daging) sapi per orang per tahun. Di Jerman, konsumsi (daging sapi) per orang per tahun mencapai 50 kilogram. Sekarang kita tahu kenapa mereka pintar-pintar. Dalam hal ini, saya harus berpikir sebagai bekas pengusaha. Sapi bisa membuat kita pintar dan kaya.”

Gita punya pertimbangan sendiri soal konsumsi daging. Dia belajar dari Brasil yang berhasil menjadi produsen sapi berkat strategi jitu. Menurut Gita, Brasil tidak mulai dari sisi pasokan, tapi sisi permintaan. Sekitar 10-15 tahun lalu mereka menumbuhkan pasar dengan memasang iklan dengan artis Gisele Bundchen dengan bibir dan "kumis" bekas susu. Lalu konsumen pun tergerak mengkonsumsi susu. Gita menyebut strategi ini adalah "demand pushed economy, bukan supply pushed economy." Sekarang Brasil sudah menjadi produsen sapi terbesar.

Indonesia, menurut Gita, punya peluang untuk bisnis sapi. Pertama, sapi hanya bisa hidup di daerah dekat khatulistiwa. Kedua, kalau Indonesia bisa meningkatkan konsumsi ke 20 kilogram saja per orang per tahun, kalikan dengan 240 juta manusia lalu kalikan Rp 70 ribu atau (US$) 7 dolar per kilogram, maka itu sudah mencapai 35 miliar dolar per tahun. Itu baru dagingnya, belum jeroan, kulit, susu, atau tulang. Sapi amat prospektif untuk kesehatan dan kesejahteraan.

Andari Karina Anom | Hermien Y. Kleden | Purwani D. Prabandari | Bobby Chandra | Riky Ferdianto

Berita Terpopuler Lainnya:
Wajibkan TOEFL 600, Menteri Gita Panen Kecaman

Gita Wirjawan Minta Warren Buffet Investasi US$ 1
Janji-Janji Menteri Gita Wirjawan

Berita terkait

KPPU Cari Penyebab Harga Bawang Putih Mahal

1 jam lalu

KPPU Cari Penyebab Harga Bawang Putih Mahal

Komisi Pengawas Persaingan Usaha melakukan pengecekan lapangan di 7 wilayah untuk mencari tahu penyebab bawang putih mahal.

Baca Selengkapnya

Puluhan Ribu Kontainer sempat Tertahan di Pelabuhan karena Aturan Impor, Apa Isinya?

9 jam lalu

Puluhan Ribu Kontainer sempat Tertahan di Pelabuhan karena Aturan Impor, Apa Isinya?

Puluhan ribu kontainer sempat tertahan di pelabuhan karena aturan impor. Apa saja isinya?

Baca Selengkapnya

Kontainer Menumpuk di Pelabuhan, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Saling Kritik

11 jam lalu

Kontainer Menumpuk di Pelabuhan, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Saling Kritik

Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian saling tuding sebagai biang menumpuknya ribuan kontainer barang impor di pelabuhan

Baca Selengkapnya

Kemenperin Pastikan Tak Ada Keluhan dari Pelaku Usaha saat Pertek Berlaku

1 hari lalu

Kemenperin Pastikan Tak Ada Keluhan dari Pelaku Usaha saat Pertek Berlaku

Kemenperin memastikan sejak regulasi terkait pertimbangan teknis (Pertek) yang mengatur impor berlaku, tidak ada keluhan dari pelaku industri

Baca Selengkapnya

Menteri perdagangan Zulkifli Hasan Dorong APEC Adopsi Digitalisasi di Industri Rantai Pasok

1 hari lalu

Menteri perdagangan Zulkifli Hasan Dorong APEC Adopsi Digitalisasi di Industri Rantai Pasok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mendorong kerja sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) dengan mengadopsi teknologi digital di industri rantai pasok

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

3 hari lalu

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

4 hari lalu

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

Kemendag berencana memanfaatkan perjanjian dagang bilateralnya dengan Cile untuk meningkatkan ekspor ke Amerika Selatan.

Baca Selengkapnya

KTT APEC di Peru Kembali Bahas Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik atau FTAAP

4 hari lalu

KTT APEC di Peru Kembali Bahas Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik atau FTAAP

Pertemuan organisasi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Arequipa, Peru kembali membahas Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Antisipasi Fenomena Alih Mitra Dagang di Pasar Global

5 hari lalu

Kementerian Perdagangan Antisipasi Fenomena Alih Mitra Dagang di Pasar Global

Kementerian Perdagangan mengungkapkan saat ini fenomena alih mitra dagang sejumlah negara telah mempengaruhi ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

8 hari lalu

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

Wacana penambahan kementerian di pemerintahan Prabowo berpotensi membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)

Baca Selengkapnya