TEMPO.CO, Jakarta - Masuk investment grade setelah 14 tahun tenggelam serta angka pertumbuhan 6,5 persen adalah momen emas kebangkitan ekonomi Indonesia pada tahun 2011. Tapi apa yang harus dipertahankan dan apa yang perlu diwaspadai untuk tahun depan? Ekonom INDEF (Institute for Development of Economics and Finance), Aviliani Malik, mengungkapkan analisisnya.
"Infrastruktur harus jadi fokus 2012 karena otomatis dari situ sektor riil akan jalan," ujar dia ketika dihubungi akhir tahun lalu.
Kenapa infrastruktur yang jadi "jualan" ekonomi Indonesia? Menurut Aviliani, alasannya karena 2012 adalah tahun akhir investasi, sedangkan tahun 2013 akan menjadi tahun politik menjelang Pemilihan Umum 2014. "Kita tidak bisa duga apa yang terjadi kalau habis momentum," ujar perempuan 49 tahun ini.
Beralih dari infrastruktur, penyerapan anggaran adalah salah satu masalah ekonomi yang harus dibenahi. "Jangan sampai anggaran naik, tapi tidak menaikkan pertumbuhan ekonomi," kata Aviliani. Diakuinya selama ini lambannya penyerapan anggaran telah mengganggu kelancaran berusaha di Indonesia.
"Tak kalah penting adalah gejolak krisis global," ujar dia. Krisis yang melanda Amerika Serikat lalu serta krisis Eropa pada dua tahun terakhir, bukan tidak mungkin dampaknya akan lebih mengena ke Indonesia.
Kuncinya, kata Aviliani, adalah tidak perlu panik. Pasar, kata Aviliani, tidak perlu bergejolak jika nilai indeks saham dan nilai tukar rupiah naik-turun. "Indeks naik-turun itu wajar, begitu juga rupiah kalau masih di kisaran 8.500-9.500," ujar dia.
Jadi, tiga poin di atas harus bisa jadi fokus pemerintah pada tahun depan. Jika memang pemerintah masih enggan membereskan urusan infrastruktur, maka pertumbuhan ekonomi tidak bergerak di angka 6,3 persen. "Tapi kalau jadi fokus, maka saya yakin bisa di atas tujuh persen," ujar Aviliani.
Sebenarnya, ia melanjutkan, masih banyak hambatan ekonomi yang hadir justru di dalam negeri, seperti birokrasi dan serentetan aturan yang tumpang tindih. "Presiden bisa potong kompas dengan buat Perpres, tidak harus tunggu menteri laporan," kata Aviliani.
Menurut Aviliani, jika Presiden bersedia membuat aturan yang pro-pasar, peraturan presiden dibenahi, maka masuknya kembali Indonesia dalam investment grade setelah 14 tahun bisa jadi bonus di masa akhir jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
DIANING SARI
Berita terkait
Grab Indonesia Sebut Ekonomi Nasional Beri Harapan bagi Pelaku Industri
3 hari lalu
Grab Indonesia sebut ekonomi nasional memberi harapan bagi para pelaku usaha untuk bisa terus menjaga daya saing produk atau layanan
Baca SelengkapnyaBPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015
13 hari lalu
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan
Baca SelengkapnyaFathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
24 hari lalu
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.
Baca SelengkapnyaImbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia
32 hari lalu
Serangan balasan Iran terhadap Israel meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah. Ketegangan ini menambah beban baru bagi ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaSebut Ekonomi Indonesia Kokoh di Tengah Ketidakpastian Global, Jokowi: Alhamdulillah
28 Februari 2024
Presiden Jokowi mengatakan bahwa perekonomian Indonesia cukup kokoh di tengah ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaPegadaian Raih Penghargaan Indonesia Living Legend Companies Awards 2024
2 Februari 2024
PT Pegadaian dinobatkan sebagai Diamond Living Legend Company in Realizing Society Welfare Through Innovative and Inclusive Products and Services
Baca SelengkapnyaAPBN Dukung Momentum Pemulihan Ekonomi Indonesia
19 Desember 2023
Kinerja anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga pertengahan bulan Desember 2023 tercatat lebih kuat dari target yang ditentukan
Baca SelengkapnyaTarget Pertumbuhan Ekonomi Tinggi Para Capres Dinilai Percuma Jika Andalkan Pertambangan
19 Desember 2023
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan target pertumbuhan ekonomi para kandidat capres dan cawapres Pemilu 2024 cenderung tinggi.
Baca SelengkapnyaInflasi Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Diprediksi 4,9 Persen
14 Desember 2023
ADB menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada Asian Development Outlook (ADO) Desember 2023
Baca SelengkapnyaCORE Proyeksikan Krisis Properti di Cina Diprediksi Berdampak Jangka Panjang ke RI
12 Desember 2023
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal, mengatakan krisis sektor properti di Cina sangat berpengaruh pada perekonomian Indonesia, terutama pada kinerja ekspor.
Baca Selengkapnya