IBPA Mulai Publikasi Valuasi Obligasi Konversi  

Reporter

Editor

Rabu, 7 Desember 2011 11:48 WIB

Pencatatan saham perdana PT Harum Energy Tbk di Bursa Efek Indonesia. TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO Interaktif, Jakarta - Sejak akhir November 2011, PT Penilai Harga Efek Indonesia (IBPA) secara resmi telah menerbitkan valuasi dan publikasi harian atas harga pasar wajar instrumen jenis obligasi tukar atau sering disebut dengan convertible bond (CB). Convertible bond adalah jenis obligasi yang dapat dikonversikan menjadi saham dari perusahaan penerbit obligasi.

CB adalah jenis instrument hibrit, yakni gabungan dua unsur antara utang dan ekuitas. Konversi obligasi menjadi saham biasanya didasarkan rasio yang sudah ditentukan terlebih dahulu pada penerbitan obligasi tersebut.

Instrumen CB yang divaluasi IBPA adalah Obligasi Wajib Konversi (OWK) Bank ICB Bumiputera tahun 2010 (BABP01CB) dengan tenor 5 tahun serta total nilai nominal Rp 150 miliar. Obligasi BABP01CB merupakan satu–satunya obligasi konversi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Obligasi Wajib Konversi atau sering disebut dengan mandatory convertible adalah obligasi jangka pendek dan biasanya memiliki imbal hasil tinggi yang wajib dikonversikan menjadi saham biasa berdasarkan harga pasaran yang berlaku pada saat konversi.

OWK dengan kode BABP01CB ini memiliki tingkat bunga kupon tetap (fixed) sebesar 8 persen pertahun untuk semester pertama dan selanjutnya berlaku kupon mengambang berdasarkan tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 3 bulan ditambah premi 1 persen atau 8 persen per tahun, tergantung yang lebih tinggi dari keduanya.

Harga wajar obligasi yang berkode BABP01CB ini pada tanggal 28 November 2011 lalu berada di level 105,2232 dengan imbal hasil 6,3463 persen. Namun, pada tanggal 5 Desember kemarin, naik menjadi 106,5827 dengan imbal hasil 5,9337 persen.

Corporate Secretary Indonesia Bond Price Agency, Tumpal Sihombing, mengungkapkan, dengan diterbitkannya valuasi instrument CB ini, maka IBPA telah melengkapi valuasi harga pasar wajar atas 276 seri obligasi korporasi dan sukuk berdenominasi rupiah dengan kualitas di level investment grade (layak investasi). “Total nilai nominal dari seluruh obligasi korporasi dan sukuk yang telah divaluasi IBPA mencapai Rp 134,5 triliun,” tuturnya.

IBPA juga telah menerbitkan valuasi harian harga pasar wajar dari instrumen surat utang yang diterbitkan pemerintah. Hingga tanggal 6 Desember 2011 kemarin, IBPA telah melakukan valuasi atas 15 seri Surat Perbendaharaan Negara (SPN), 60 seri Obligasi Negara (ON), dan 15 seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dalam mata uang rupiah dengan tolal Rp 723,8 triliun.

VIVA B. KUSNANDAR

Berita terkait

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

35 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

3 Februari 2024

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate

Baca Selengkapnya

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

24 Januari 2024

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.

Baca Selengkapnya

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

9 Januari 2024

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

29 Desember 2023

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.

Baca Selengkapnya

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

19 Desember 2023

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.

Baca Selengkapnya

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

14 Desember 2023

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

30 November 2023

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.

Baca Selengkapnya

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

30 November 2023

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.

Baca Selengkapnya

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

28 November 2023

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya