Abon Lele Boyolali Ludes di Swiss

Reporter

Editor

Sabtu, 3 Desember 2011 17:31 WIB

Djoko Susilo.

TEMPO Interaktif, Surakarta - Produk abon dari ikan lele yang dikembangkan pengusaha kecil di Boyolali, Jawa Tengah, berpeluang diekspor ke Swiss. Produk abon dari ikan lele merupakan kreasi para pengusaha setelah selama ini mereka biasa membuat abon dari sapi.

Abon ikan lele asal Boyolali diperkenalkan di Swiss pada Oktober lalu. Pameran itu diselenggarakan oleh Swiss Import Promotion Programme. “Kami mengajak Kabupaten Boyolali untuk mengikuti pameran itu,” kata Duta Besar RI untuk Swiss, Djoko Susilo, saat ditemui di Surakarta, Sabtu, 3 Desember 2011.

Menurut Djoko, produk ikan olahan tersebut mendapatkan banyak perhatian dari para pengunjung pameran. Abon lele yang dibawa ke pameran habis dibeli pengunjung. “Sangat terlihat jika masyarakat Swiss memiliki minat yang cukup besar terhadap komoditas tersebut,” kata Djoko.

Menurutnya, selama ini tingkat konsumsi ikan di Swiss memang cukup tinggi. Dalam satu tahun masyarakat Swiss mengkonsumsi ikan sebesar 53 ribu ton. “Indonesia merupakan pemasok ikan dengan peringkat nomor 23 di negara itu,” kata Djoko.

Hanya, negara itu memang memberlakukan persyaratan yang cukup ketat dalam mengimpor ikan. “Mereka memberlakukan standar berat dan ukuran secara ketat,” kata Djoko. Dia menilai persyaratan tersebut cukup sulit dipenuhi oleh para peternak ikan asal Indonesia.

Produk ikan olahan berupa ikan lele tersebut, menurutnya, menjadi salah satu solusi. “Sebab ikan yang ukurannya kecil juga bisa dibuat abon,” kata Djoko. Apalagi produk abon juga memiliki daya tahan yang jauh lebih lama dibanding ikan segar.

Pihak kedutaan berjanji membantu para pengusaha jika berminat mengekspor abon tersebut ke Swiss. Sebab saat ini Indonesia mengalami defisit yang cukup besar dalam perdagangan dengan Swiss. “Yang penting ada pasokan secara kontinu,” kata Djoko.

Selain itu, dia mengingatkan, produk makanan olahan yang dipasarkan di Swiss tidak boleh mengandung penyedap masakan atau vetsin.

Terpisah, Pemerintah Kabupaten Boyolali berjanji akan terus mendorong para pengusaha mengembangkan produk abon dari ikan lele. Saat ini produksi lele di kabupaten tersebut memang cukup besar. “Mencapai 12 ton tiap harinya,” kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Boyolali, Sutojoyo.

Selama ini produk peternakan lele tersebut hanya dipasarkan sebagai ikan segar dalam skala lokal. Sedangkan yang diproduksi sebagai abon baru sebagian kecil. “Padahal keuntungannya jelas lebih besar jika telah diolah menjadi abon," kata Sutojoyo.

AHMAD RAFIQ

Berita terkait

Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

7 Maret 2024

Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

Presiden Joko Widodo memuji perkembangan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah di tanah air.

Baca Selengkapnya

Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan

27 Februari 2024

Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan

Amartha dan Unilever Indonesia kolaborasikan jejaring usaha mikro Perempuan dengan jejaring bank sampah berbasis komunitas untuk kelola sampah plastik secara produktif dan ekonomis.

Baca Selengkapnya

Jenis dan Contoh UMKM di Indonesia yang Banyak Diminati

3 Februari 2024

Jenis dan Contoh UMKM di Indonesia yang Banyak Diminati

Keberadaan UMKM di Indonesia kian meningkat karena memiliki daya tarik tersendiri. Pahami jenis dan contoh UMKM di Indonesia yang banyak diminati.

Baca Selengkapnya

Terbitkan 7,1 Juta Nomor Induk Berusaha Via OSS, BKPM: Didominasi Usaha Mikro Kecil

31 Desember 2023

Terbitkan 7,1 Juta Nomor Induk Berusaha Via OSS, BKPM: Didominasi Usaha Mikro Kecil

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah menerbitkan sebanyak 7.146.105 nomor induk berusaha (NIB).

Baca Selengkapnya

Lampaui Target, BRI Catat Business Matching Rp 1,26 T Lewat UMKM Expo

10 Desember 2023

Lampaui Target, BRI Catat Business Matching Rp 1,26 T Lewat UMKM Expo

BRI mencatat business matching antara UMKM dengan pembeli di luar negeri melalui UMKM EXPO(RT) Brilianpreneur 2023 mencapai Rp 1,26 triliun.

Baca Selengkapnya

Keberhasilan Kupedes BRI terhadap Pelaku Usaha Mikro di Indonesia

15 November 2023

Keberhasilan Kupedes BRI terhadap Pelaku Usaha Mikro di Indonesia

Terus tumbuh kuat, kinerja kredit segmen mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI tercatat semakin baik pascapandemi.

Baca Selengkapnya

Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil

2 Oktober 2023

Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil

Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil

Baca Selengkapnya

Hari UMKM Nasional, BRI Tegaskan Komitmen Dukung Pembiayaan Mikro

12 Agustus 2023

Hari UMKM Nasional, BRI Tegaskan Komitmen Dukung Pembiayaan Mikro

BRI optimistis segmen mikro dapat berkontribusi sebesar 45 persen dari total portofolio pembiayaan.

Baca Selengkapnya

Pemasaran Produk UMKM, Dosen ITB: Media Sosial untuk Menyasar Target Pasar

2 Agustus 2023

Pemasaran Produk UMKM, Dosen ITB: Media Sosial untuk Menyasar Target Pasar

Pemasaran UMKM di media sosial membutuhkan kata kunci pesan untuk menyasar target pasar

Baca Selengkapnya

Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026

14 Juli 2023

Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026

Riset yang dilakukan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bersama Ernst & Young Indonesia menemukan kebutuhan pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah alias UMKM yang mencapai ribuan triliun pada 2026.

Baca Selengkapnya