TEMPO Interaktif,Hong Kong – Survei indeks manufaktur Cina yang dirilis hari ini menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur Cina di bulan November kemarin memasuki fase kontraksi. Kondisi yang kurang menggembirakan ini menjadi pendorong pemerintah Cina untuk mulai melonggarkan kebijakan moneternya guna mendukung pertumbuhan.
Indeks manufaktur Cina (Manufacturing PMI) turun menjadi 49,0 dari posisi bulan sebelumnya di level 50,4. Hasil ini juga lebih rendah dari perkiraan survei Dow Jones Newswires di 49,7. Indek Manufaktur HSBC (HSBC Final Manufaktur PMI) juga turun ke level 47,7, dari posisi bulan sebelumnya di level 48. Indeks yang berada di bawah level 50 mengindikasikan telah masuk fase kontraksi.
Analis dari IHS Global menjelaskan, turunnya indeks manufaktur kali ini telah menunjukkan kontraksi yang cukup mengejutkan. Sementara dari HSBC sendiri mengemukakan, turunnya indeks manufaktur ini menunjukkan kemerosotan tajam pada kondisi bisnis Cina.
Dalam laporan IHSG Global Insight China, analis Alistair, Thornton, mengatakan hasil ini menunjukkan bahwa perekonomian Cina telah melambat lebih cepat dari yang diperkirakan. Penurunan aktivitas produksi industri di bulan November ini akan memperlambat pertumbuhan produk domestik bruto di kuartal keempat tahun ini.
Turunnya aktivitas produksi manufaktur disikapi oleh pemerintah Cina dengan memangkas cadangan persyaratan bank sebesar 50 basis poin, Rabu kemarin. “Sepertinya pemerintah telah masuk ke dalam ring kampanye, pelonggaran moneter telah dimulai,” ujar Thornton.
MARKETWATCH | VIVA B KUSNANDAR
Berita terkait
Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian
15 Desember 2023
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian sampai dengan akhir tahun ini.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient
21 Oktober 2022
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia terus menurun.
Baca SelengkapnyaAncaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan
28 September 2022
Luhut Binsar Panjaitan meminta Indonesia harus kompak menghadapi ancaman resesi global 2023.
Baca SelengkapnyaEkonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan
17 Februari 2020
Pasar saham menjadi yang paling rentan terpengaruh oleh dinamika perekonomian global yang diliputi ketidakpastian sejak awal 2020.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah
24 September 2019
Sri Mulyani mengatakan data tersebut menyiratkan bahwa sektor pertambangan memang mengalami tekanan yang sangat dalam pada tahun ini.
Baca SelengkapnyaCore: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat
30 Juli 2019
Core menyatakan kondisi perekonomian dunia hingga akhir 2019 diperkirakan tumbuh lebih lambat dibanding 2018.
Baca SelengkapnyaIMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen
10 April 2019
IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomiglobal 2019 sebanyak 0,2 persen dari angka dikeluarkan pada Januari lalu.
Baca SelengkapnyaJokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI
27 Agustus 2018
Presiden Jokowi mengatakan Indonesia mesti mengandalkan kemampuannya sendiri agar aman dari dampak ketidakstabilan ekonomi dunia"Saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi. Ya artinya menurut saya internal kita sendiri yang harus diperbaiki," kata Jokowi saat menerima anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia
17 Juli 2018
Sri Mulyani menyatakan Indonesia siap menghadapi kondisi perekonomian global tersebut.
Baca SelengkapnyaKetua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019
12 Juni 2018
IMF memprediksi perekonomian dunia tahun depan hanya tumbuh 3,9 persen.
Baca Selengkapnya