TEMPO Interaktif, Jakarta - Krisis penyelesaian utang di Eropa yang berbuntut mundurnya Perdana Menteri Yunani, George Papandreou, dari jabatannya berimbas kepada bursa saham global. Padahal, data terbaru Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan ketiga Indonesia tumbuh 6,5 persen. Namun, kondisi ini tak mampu menahan kejatuhan indeks saham.
Krisis keuangan Eropa masih mendominasi sentimen bursa global. Proses penyelesaian utang Yunani membuat investor bersikap hati-hati. Selain itu, kegagalan Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi, menggalang dukungan di parlemen membuat bursa regional bergerak negatif.
Dalam perdagangan hari ini, Senin, 7 November 2011, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia ditutup turun tipis 5,388 poin (0,14 persen) ke level 3.778,24.
Volume perdagangan hari ini hanya mencapai 2,8 miliar saham senilai Rp 2,89 triliun serta frekuensi 87,4 ribu kali transaksi. Harga 131 saham turun, 70 saham naik, serta 74 saham lainnya stagnan dan investor asing mencatat pembelian bersih Rp 357,5 miliar.
Analis dari PT Finan Corfindo Nusa, Helen mengemukakan, masih kuatnya sentimen negatif dari faktor global di tengah keluarnya data PDB Indonesia membuat indeks bergerak datar antara 3.765 hingga 3.791. Aksi ambil untung yang dilakukan oleh investor serta melemahnya bursa regional membuat IHSG ditutup di area negatif.
“Yunani terus berjuang agar tetap mendapat bantuan serta kekhawatiran Italia juga akan mengalami kesulitan membayar utang membuat investor menunggu indeks jatuh dulu sebelum masuk ke pasar,” paparnya.
Indeks Dow Jones futures turun lebih dari 125 poin. Penurunan ini membuat para investor menahan diri untuk masuk ke bursa. Akibatnya, volume dan nilai perdagangan kali ini sangat minim dibanding biasanya.
Kecemasan investor mulai bergeser ke Italia. Imbal hasil obligasi negara terus meningkat di atas 6 persen. Kondisi ini mengindikasikan tingginya risiko investasi.
Dari kawasan regional, bursa Shanghai melemah 0,73 persen, bursa Hong Kong turun 0,83 persen, bursa Australia terkoreksi 0,17 persen, bursa Tokyo jatuh 0,39 persen, serta bursa Seoul juga turun 0,48 persen. Sedangkan bursa Singapura, bursa India, serta bursa Malaysia hari ini tutup.
VIVA B. KUSNANDAR
Berita terkait
BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
12 jam lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
5 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSenin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus
37 hari lalu
BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.
Baca SelengkapnyaPekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Baca SelengkapnyaMicrosoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI
30 Januari 2024
Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaIsrael Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober
5 Desember 2023
Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas
Baca SelengkapnyaPotensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.
Baca SelengkapnyaBEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham
30 November 2023
Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.
Baca Selengkapnya2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun
26 Oktober 2023
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaTransaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal
7 Oktober 2023
Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.
Baca Selengkapnya