TEMPO Interaktif, Jakarta - Amerika Serikat akan menghentikan pengiriman bantuan peralatan bidang kelautan untuk Indonesia. Penghentian ini karena kondisi perekonomian Amerika Serikat yang sedang mengalami defisit anggaran.
Pada September 2007 lalu, Indonesia menjalin kerja sama dengan Amerika Serikat melalui yayasan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Kerja sama yang dituangkan dalam nota kesepahaman itu bergerak dalam bidang riset, teknologi dan aplikasi di bidang kelautan dan perikanan.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengatakan, dalam kerja sama itu, Amerika Serikat mengirimkan peralatan canggih beserta kapal untuk bisa memotret kontur tanah bawah laut dan bisa memantau secara detail spesies ikan bawah laut.
“November ini mereka telah bicara dengan kami untuk menyetop dulu bantuan peralatannya karena masalah defisit ekonomi. Jadi, bantuan kapal dihentikan dulu,” jelas Sharif dalam konferensi pers usai bertemu Duta Besar Amerika untuk Indonesia, di kantornya, Jakarta, Jumat, 4 November 2011.
Sharif melanjutkan, penghentian sementara pengiriman peralatan dan kapal untuk eksplorasi bawah laut belum secara resmi diputuskan. Namun, dipastikan keputusan penghentian tersebut akan keluar di akhir tahun ini. “Penundaan bantuan itu dibicarakan dulu di Amerika Serikat dan kami belum tahu akan sampai kapan,” ungkapnya.
Selama ini, Amerika Serikat memberikan bantuan kapal riset kelautan modern untuk mendukung beberapa kegiatan yang dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan, seperti eksplorasi kelautan, transfer teknologi eksplorasi laut, serta pendidikan dan pendampingan untuk meningkatkan pemahaman terhadap lingkungan laut.
Bantuan pendampingan teknis dari Amerika Serikat saja, kata Cicip, mencapai US$ 35 juta.
ROSALINA
Berita terkait
Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan
2 hari lalu
Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi
5 hari lalu
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi
Baca SelengkapnyaKementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya
23 hari lalu
Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.
Baca SelengkapnyaProduksi Garam Nasional Lampaui Target
28 Februari 2024
Produksi terbesar diperoleh dari sektor produksi garam rakyat yang mencapai 2,2 juta ton,
Baca SelengkapnyaKKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera
25 Februari 2024
Sejak penerapan sanksi administratif di sektor kelautan dan perikanan, KKP menyebut kebijakan tersebut mampu meningkatkan efek jera.
Baca SelengkapnyaCina Dominasi Investasi Asing Sektor Kelautan Indonesia
5 Februari 2024
Nilai investasi di sektor kelautan dan perikanan Indonesia pada 2023 mencapai Rp 9,56 triliun. Cina menjadi investor asing terbesar Indonesia.
Baca SelengkapnyaLangkah KKP Hadapi Tuduhan Antidumping dan Countervailing Duties
30 Januari 2024
KKP telah menunjuk pengacara (lawyer) dalam penyelesaian kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaPengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim
27 Januari 2024
Pakar ilmu pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan, Yonvitner dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.
Baca SelengkapnyaDibuat untuk Meningkatkan Keadilan Nelayan, Ini 5 Fakta Penangkapan Ikan Terukur di Indonesia
18 Januari 2024
Aturan penangkapan ikan terukur terus dimatangkan pemerintah.
Baca SelengkapnyaTop 3 Dunia: Eropa Terpecah karena Houthi, Dugaan Suap ke Pejabat RI Diungkap
14 Januari 2024
Top 3 dunia adalah Eropa terpecah dalam serangan Houthi Yaman, AS mengungkap dugaan suap ke pejabat RI, hingga kapal tanker gunakan kru Cina.
Baca Selengkapnya