Bank Dunia Kampanyekan Asuransi bagi Rakyat Miskin  

Reporter

Editor

Rabu, 26 Oktober 2011 15:39 WIB

TEMPO/ Tony Hartawan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Lembaga keuangan internasional, Bank Dunia, mengkampanyekan pentingnya akses asuransi bagi rakyat miskin. Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Stefan Koeberle, mengatakan asuransi mikro perlu dikembangkan di Indonesia.

Menurutnya, pentingnya asuransi mikro karena banyak kejadian-kejadian tak terduga dalam hidup, seperti sakit, kecelakaan, kehilangan pekerjaan, gagal panen, maupun kematian. "Dan dampak dari semua itu jauh lebih berat dirasakan oleh rumah tangga berpendapatan rendah," kata Koeberle di Jakarta, Rabu, 26 Oktober 2011.

Munculnya asuransi mikro diharapkan menjadi solusi untuk melindungi masyarakat lebih besar. Hal ini juga diharapkan bisa membawa Indonesia lebih dekat mencapai inklusi keuangan sehingga pasar keuangan menjadi lebih kuat.

Dengan kondisi alam Indonesia yang rentan terjadinya bencana alam, penting bagi keluarga miskin untuk mendukung diri mereka sendiri dan memitigasi risiko tersebut tanpa beban keuangan tambahan. Hingga saat ini masih ada sekitar 77 juta, dari 238 juta penduduk, yang tidak memiliki asuransi atau tabungan.

Menurutnya, asuransi mikro merupakan salah satu komponen kunci bagi strategi nasional untuk inklusi keuangan di Indonesia. Caranya, yakni menyediakan produk-produk asuransi berbiaya rendah untuk segmen pasar yang luas dan belum terlayani hingga saat ini.

Namun, ia mengakui, pangsa pasar yang besar itu memiliki segudang faktor penghambat. Misalnya, masih minimnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya asuransi, juga sedikitnya produk asuransi yang ditujukan bagi masyarakat miskin. Masalah teknis dari sisi penyedia jasa, seperti rumitnya memahami kontrak asuransi (polis), proses penagihan klaim yang memakan waktu dan berbelit-belit, serta biaya transaksi menjadikan asuransi mahal bagi masyarakat miskin.

Ketua Dewan Asuransi Indonesia Kornelius Simanjuntak mengakui keberadaan asuransi konvensional yang ada saat ini belum mampu menjangkau semua kalangan masyarakat. Ia berharap pemerintah dan industri asuransi berperan lebih baik dalam mendidik masyarakat miskin mengenai manfaat asuransi.

Hal ini penting karena Indonesia memiliki risiko bencana alam cukup tinggi seperti gempa bumi, tsunami dan letusan gunung berapi. "Asuransi juga memberikan alternatif bagi pemerintah untuk membayarkan bantuan langsung tunai bagi masyarakat miskin agar lebih efisien," ujarnya.

JAYADI SUPRIADIN

Berita terkait

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

9 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

6 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

8 hari lalu

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

Menjadi seorang aktuaris memang tidak mudah karena dalam pekerjaannya mengaplikasikan beberapa ilmu sekaligus seperti matematika hingga statistika.

Baca Selengkapnya

HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier

10 hari lalu

HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier

HSBC Indonesia dan Allianz Life meluncurkan produk asuransi berbentuk warisan atau Premier Legacy Assurance untuk nasabah premiernya. Produk perencanaan warisan ini dikonsep sebagai solusi perlindungan sekaligus dukungan terhadap kehidupan keluarga nasabah yang sejahtera di masa depan.

Baca Selengkapnya

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

25 hari lalu

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

Penilaian awal ini kemungkinan besar merupakan perkiraan yang terlalu rendah terhadap kerusakan, kerugian, dan kebutuhan nyata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

27 hari lalu

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

Sumber di Bank Dunia memperingatkan Ukraina bisa terperosok dalam utang jika negara-negara Barat tak hapus atau restrukturisasi utang

Baca Selengkapnya

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

27 hari lalu

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

Hari Bank Dunia atau World Bank Day diperingati setiap 1 April. Hal ini karena pada tanggal tersebut, organisasi bank dunia atau World Bank didirikan

Baca Selengkapnya

KCIC Periksa Kesesuaian Tiket Penumpang Whoosh untuk Kebutuhan Pemberian Asuransi Perjalanan

28 hari lalu

KCIC Periksa Kesesuaian Tiket Penumpang Whoosh untuk Kebutuhan Pemberian Asuransi Perjalanan

Apabila data yang diisi pada tiket tidak sesuai dengan identitas aslinya, maka penumpang Whoosh tersebut tidak ter-cover oleh asuransi.

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

34 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

Tony Benitez Ditunjuk jadi CEO dan Presdir Baru Prudential Indonesia

46 hari lalu

Tony Benitez Ditunjuk jadi CEO dan Presdir Baru Prudential Indonesia

Prudential Indonesia menunjuk Tony Benitez sebagai CEO dan Presiden Direktur menggantikan Michellina Laksmi Triwardhany per 1 Maret 2024.

Baca Selengkapnya