TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Bakrieland Development Tbk saat ini tengah mencari dana sekitar Rp 1 triliun, untuk pembayaran utang atau refinancing perusahaan. Direktur Utama Bakrieland Hiramsyah S. Thaib mengatakan, ada sejumlah alternatif yang dijadikan opsi.
"Bisa pendanaan lokal, pinjaman perbankan, obligasi lokal maupun obligasi asing," kata Hiramsyah di Jakarta hari ini Selasa 12 Oktober 2012.
Refinancing itu, kata dia, harus secepatnya dilakukan mengingat utang perusahaan akan jatuh tempo pada 2013 nanti. Saat ini menurut Hiramsyah merupakan waktu yang tepat untuk membayar utang karena suku bunga cenderung turun. Dia berharap sebelum 2013 perusahaan sudah mendapatkan dana tersebut.
Di tahun ini, dia mengatakan, perusahaan bisa mendapatkan pinjaman dari perbankan BUMN maupun lokal swasta sebanyak Rp 200 miliar. Sisanya pun ditargetkan dapat selesai pada kuartal satu dan kuartal kedua 2011.
Awalnya perusahaan membutuhkan dana untuk membayar utang sebesar Rp 2 triliun. Namun, di awal tahun ini, perusahaan telah mendapatkan pinjaman dari perbankan lokal sebesar Rp 500 miliar.
Meski tidak menyebut jumlahnya, Hiramsyah menjelaskan posisi utang perusahaan juga mengalami penurunan, beban bunga pun berkurang. Perusahaan mendapatkan tenor yang lebih panjang.
Berkurangnya beban bunga menurut Hiramsyah akan meningkatkan laba perusahaan. Hal ini bisa mempengaruhi kinerja perseroan secara keseluruhan. "Laba bersih lebih baik. Secara faktor risiko denganjangka waktu lebih panjang, maka akan memperbaiki keuangan Bakrieland," kataHiramsyah.
SUTJI DECILYA
Berita terkait
Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI
15 Februari 2024
Bank Indonesia (BI) mengumumkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal keempat tahun 2023 naik menjadi US$ 407,1 miliar.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri RI Turun jadi USD 393,7 Miliar, BI: Pemerintah Bayar Pokok dan Bunga Tepat Waktu
15 November 2023
Bank Indonesia mengungkap utang luar negeri Indonesia pada triwulan ketiga 2023 turun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaBI: Utang Luar Negeri RI Agustus Turun Menjadi USD 395,1 Miliar
16 Oktober 2023
Bank Indonesia mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2023 turun dibandingkan dengan Juli 2023. Posisi ULN Indonesia pada akhir Agustus 2023 tercatat sebesar 395,1 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan akhir Juli 2023 yang mencapai 397,1 miliar dolar AS.
Baca SelengkapnyaMengenal Current Ratio dan Cara Perhitungannya
13 September 2023
Current ratio adalah sebuah alat pengukur kemampuan suatu usaha dalam membayar kewajiban jangka pendek. Simak penjelasannya.
Baca SelengkapnyaSebut Kondisi BUMN Sehat, Erick Thohir Jelaskan Rumus Rasio Utang
17 Agustus 2023
Erick Thohir menegaskan bahwa BUMN saat ini dalam kondisi sehat, tercermin dari terus menurunnya rasio utang.
Baca SelengkapnyaIndonesia Lama Menjadi Pasien IMF
21 Oktober 2022
Menurut IMF tindakan yang harus segera didahulukan untuk mengatasi krisis moneter 1998 adalah memecahkan masalah utang swasta luar negeri.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia pada Agustus Turun Jadi USD 397,4 Miliar
17 Oktober 2022
Utang luar negeri Indonesia pada akhir bulan sebesar US$ 397,4 miliar, lebih rendah ketimbang posisi Juli lalu yang sebesar US$ 400,2 miliar.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri RI Turun Jadi USD 403 Miliar
15 Agustus 2022
Utang Luar Negeri RI pada triwulan II turun dibandingkan dengan posisi ULN pada triwulan sebelumnya sebesar US$ 412,6 miliar.
Baca SelengkapnyaJuni 2022, Utang Pemerintah Rp 7.123 T, Kemenkeu: Rasio dalam Batas Aman
4 Agustus 2022
Utang pemerintah tercatat Rp7.123,6 triliun pada Juni 2022.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Swasta Februari USD 206,3 M, Terbesar dari Jasa Keuangan
15 April 2022
Bank Indonesia mencatat utang luar neger Indonesia turun dari US$ 413,6 miliar menjadi Rp 416,3 miliar.
Baca Selengkapnya