Tarif Tol Naik, Pengusaha Diminta Tak Naikkan Ongkos Angkutan  

Reporter

Editor

Kamis, 6 Oktober 2011 12:10 WIB

Kendaraan melintas di lajur TOL dalam kota Jakarta, Kamis (3/9). Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menunda jadwal kenaikan tarif tol yang sebelumnya dijadwalkan pada tanggal 4 September 2009 hingga sesudah lebaran mendatang. Foto: TEMPO/Panca Syurkani

TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan Pusat Statistik meminta pengusaha angkutan tidak menaikan biaya distribusi, meski pemerintah mulai Jumat besok mulai memberlakukan kenaikan tarif 14 ruas tol. BPS menilai dengan kenaikan sekitar 10 persen, dampak terhadap perekonomian sangat kecil. "Kalau naiknya segitu, jangan menaikan tarif angkutannya 10 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan di kantor Menteri Perekonomian, hari ini Kamis, 6 Oktober 2011.

Ia menegaskan bobot jalan tol dalam konsumsi rumah tangga hanya 0,05 persen. Namun, efek lanjutan akan terasa pada sektor angkutan karena adanya beban tambahan. "Tapi jangan sektor angkutan ini menggunakan kesempatan dan kesempitan. Kecuali kalau BBM dan orderdil yang naik." katanya."Selama ada kenaikan apapun pastinya akan ada pengaruh pada inflasi,'

Rusman mengakui dengan adanya kenaikan ruas tol, akan ada beban tambahan pada rumah tangga dan industri. Namun, untuk industri jangan serta-merta dihubungkan dengan kenaikan tarif. Karena harus dihitung biaya strukturnya lainnya juga."Ini tidak fair juga. Kalau naiknya 10 persen, tarif yang tadinya 10 ribu dinaikan jadi 11 ribu. Tidak seperti itu."

Seperti diketahui, pemerintah mengumumkan secara rinci kenaikan tarif setiap ruas dari 14 ruas tol yang naik tahun ini. Besar kenaikan tarifnya sekitar Rp 500 hingga Rp 1.000. Penetapan kenaikan tarif ini tergantung pembulatan dari hasil perkalian dengan inflasi dan jarak tol.

Surat Keputusan Menteri PU mengenai kenaikan tarif ini sudah diteken pada hari Selasa, 27 September. Kenaikan tarif 14 ruas tol ini sendiri akan dilakukan pada seminggu hingga 10 hari sesudah penandatanganan surat Keputusan Menteri PU.

Ditanya masih banyaknya pungutan dalam trasportasi terhadap pengaruh tarif angkuta, BPS mengaku pihaknya tidak menghitung adanya beban tambahan tersebut. "Ini tidak ada hubungan dengan kenaikan tol, ini bisa kapan saja terjadi, " katanya.

ALWAN RIDHA RAMDANI

Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

3 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

12 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

12 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

13 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

13 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

13 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

13 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

13 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

31 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya