Industri Minta Dibantu Diversifikasi Pasar Ekspor  

Reporter

Editor

Kamis, 29 September 2011 14:29 WIB

Ratusan pekerja melakukan proses pengerjaan tas di Bandung, Jawa Barat,(10/4). Produk Tas tersebut selain untuk dipasarkan ke sejumlah kota di Indonesia juga di ekspor ke beberapa negara tetangga. ANTARA/Rezza Estily

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pelaku industri dalam negeri mengaku sepakat langkah pemerintah untuk melakukan diversifikasi pasar ekspor sebagai upaya mengurangi dampak krisis global pada ekspor produk Indonesia. "Kami sepakat dengan upaya diversifikasi itu," ujar Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Ernovian G. Ismy, Kamis, 29 September 2011.

Namun para pengusaha membutuhkan bantuan pemerintah untuk memperluas pasar ekspor itu. “Kami butuh pemerintah untuk memfasilitasi upaya tersebut. Karena tanpa preferensi dari pemerintah, kami akan susah masuk ke pasar baru," katanya.

Khusus untuk Afrika yang termasuk pasar baru bagi industri tekstil Indonesia, kata dia, para pengusaha masih perlu mendalami persis potensi pasar dan karakteristiknya.

Industri tekstil juga belum akan melepaskan Eropa dan Amerika Serikat sebagai target ekspor utama. "Uni Eropa dan Amerika termasuk pasar utama kami selain Jepang, persentase ekspor ke Uni Eropa mencapai 18 persen dari total ekspor kami, sedangkan Amerika 36 persen," katanya.

Bahkan hingga saat ini, ekspor tekstil ke Amerika dan Eropa belum terpengaruh krisis global. "Penjualan kami ke sana masih normal hingga sekarang," tegasnya. Diprediksi hingga akhir tahun nanti, nilai ekspor tekstil Indonesia bisa mencapai US$ 12,2 miliar.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu memprediksi ekspor Indonesia berpotensi turun akibat imbas krisis global. Pemerintah mengaku telah menyiapkan sejumlah langkah. Pasar di luar Asia yang dibidik saat ini, antara lain Rusia dan kawasan Afrika. Adapun Afrika dipilih karena memiliki banyak negara yang perekonomiannya tumbuh dan memiliki banyak sumber daya alam dan minyak.

Langkah lain yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan daya saing produk ekspor yakni dengan menekan ekonomi biaya tinggi yang dialami oleh eksportir dan pengusaha. Upaya diversifikasi produk ekspor dan peningkatan nilai tambah ekspor juga akan terus digalakkan.

Selain itu, penguatan pasar dalam negeri yang sangat besar dengan jumlah 245 juta jiwa akan menjadi salah satu kekuatan dalam menghadapi ketidakpastian perekonomian global.

Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, Fadli Hasan. "Memang harus ada diversifikasi pasar ekspor," katanya. Sejumlah negara yang bisa dibidik adalah Eropa Timur, Afrika, dan Asia Tengah.

AGUNG SEDAYU

Berita terkait

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

5 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

6 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Ekspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab

16 November 2023

Ekspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab

Fajar Hirawan mengatakan kinerja perdagangan ekspor dan impor yang menurun atau terkontraksi pada Oktober 2023 terjadi akibat fenomena global.

Baca Selengkapnya

Terkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia

15 November 2023

Terkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia

Coldplay akan menyelenggarakan konser perdananya pada hari ini. Kehebohan warganet menjelang hari H terlihat di media massa sejak beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Bantu Produk Kopi dan Perikanan UMKM Masuki Pasar Internasional

15 November 2023

Bea Cukai Bantu Produk Kopi dan Perikanan UMKM Masuki Pasar Internasional

Dua unit vertikal Bea Cukai, yakni Bea Cukai Jayapura dan Bea Cukai Labuan Bajo bantu pelaku UMKM realisasikan ekspor produk unggulannya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional, Berikut Isi Tim Pengarahnya

26 September 2023

Jokowi Bentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional, Berikut Isi Tim Pengarahnya

Jokowi melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2023 membentuk Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional.

Baca Selengkapnya

Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?

11 Januari 2023

Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?

Nilai ekspor Indonesia pada 2022 tumbuh 29,4 persen dengan nilai US$ 268 miliar atau sekitar Rp 4.144 triliun. Beberapa komoditas seperti besi baja, bahan bakar fosil, dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) berkontribusi dalam peningkatan tersebut.

Baca Selengkapnya

Kinerja Ekspor Mulai Tunjukkan Pelemahan, Sri Mulyani: Kita Harus Waspadai

20 Desember 2022

Kinerja Ekspor Mulai Tunjukkan Pelemahan, Sri Mulyani: Kita Harus Waspadai

Sri Mulyani mengatakan sepanjang Januari sampai November pertumbuhan ekspor Indonesia ada di 28,2 persen.

Baca Selengkapnya

Ekspor RI per September Turun 10,99 Persen, BPS Jelaskan Rinciannya

17 Oktober 2022

Ekspor RI per September Turun 10,99 Persen, BPS Jelaskan Rinciannya

BPS mencatat ekspor Indonesia pada September 2022 sebesar US$ 24,8 miliar.

Baca Selengkapnya

Bulan Mei Ekspor Pertanian Tumbuh 20,32 Persen

15 Juni 2022

Bulan Mei Ekspor Pertanian Tumbuh 20,32 Persen

Secara akumulatif Januari hingga Mei 2022, ekspor pertanian juga mengalami peningkatan.

Baca Selengkapnya