Boediono: Ekonomi Hijau Perlu Teknologi yang Tepat

Reporter

Editor

Selasa, 27 September 2011 15:31 WIB

TEMPO Interaktif, Bandung - Wakil Presiden Boediono mengatakan cara eksploitasi sumber daya alam harus ditinjau kembali dengan cara memakai teknologi yang tepat sesuai ekonomi hijau. Selain itu, sumber daya alam juga perlu dihemat dengan cara mengubah gaya hidup.

"Kita harus melakukan keduanya. Seperti kemajuan manusia yang sukses di masa lalu, kita harus menggabungkan kecerdikan dan kebijaksanaan," katanya saat berpidato dalam bahasa Inggris di acara pembukaan Konferensi Anak dan Pemuda Internasional Tunza di gedung Sasana Budaya Ganesha Bandung, Selasa, 27 September 2011.

Kepada peserta konferensi, Boediono berharap anak-anak dan pemuda dari penjuru dunia yang berkumpul di Bandung saat ini memberi inspirasi bagi para pemimpin dunia untuk bangkit dan bertindak menjawab tantangan lingkungan. "Mari kita dengar dari Anda, bagaimana kita harus melanjutkan ekonomi dunia hijau dan dengan cara apa kita harus menyesuaikan gaya hidup kita saat ini untuk masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi semua," ujarnya.

Boediono membuka konferensi dengan membunyikan angklung ubrug bersama Menteri Lingkungan Hidup Gusti M. Hatta, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, juga Direktur Eksekutif United Nations Environmental Programme (UNEP) Achim Steiner.

Setelah pembukaan, mulai 28-29 September, sekitar 1.300 peserta konferensi dari 120 negara akan membahas sub-sub tema, seperti gaya hidup dan konsumsi berkelanjutan serta tata kelola lingkungan global dan hutan. Hasilnya akan dirumuskan dan dibacakan sebagai Deklarasi Bandung pada akhir acara. Deklarasi itu akan diolah kembali oleh United Nations Environment Programme untuk dibawa ke konferensi tingkat tinggi bumi di Rio de Janeiro pada Juni 2012 mendatang.

Direktur Eksekutif United Nations Environmental Programme (UNEP) Achim Steiner mengatakan sekitar 40 persen atau 80 juta orang penganggur di dunia berusia 15-24 tahun. Berdasarkan perkiraan terakhir, 36 juta di antaranya berada di Asia Pasifik. UNEP dan organisasi buruh dunia (ILO) melihat masih ada peluang besar untuk pekerjaan ekonomi hijau yang mengolah energi terbarukan.

Di Bangladesh, Grameen Shakti telah melatih dan memberi sertifikat bagi 1.000 orang perempuan dan anak muda untuk bekerja sebagai teknisi tenaga matahari. Di Indonesia sejak 2002, Kementerian Pertanian telah membuka pelatihan menanam bagi para petani untuk menghadapi perubahan iklim.

ANWAR SISWADI


Berita terkait

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

7 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

29 hari lalu

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

Peneliti BRIN tengah mengembangkan metode baru daur ulang baterai litium. Diharapkan bisa mengurangi limbah baterai.

Baca Selengkapnya

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

44 hari lalu

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

Antropomorfisme memiliki arti pengenalan ciri-ciri manusia hingga empati kepada binatang, tumbuh-tumbuhan, atau benda mati.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

48 hari lalu

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Masyarakat adat suku Awyu mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung dalam sengketa izin lingkungan perusahaan sawit PT ASL di Boven Digoel, Papua Selatan.

Baca Selengkapnya

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

59 hari lalu

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

Tersangka Barlian merupakan aktor intelektual kasus perusakan dan perambahan hutan di kawasan hutan produksi Sungai Sembulan Bangka.

Baca Selengkapnya

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

13 Februari 2024

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya bertemu Duta Besar Norwegia Rut Kruger Giverin membahas capaian emisi.

Baca Selengkapnya

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

31 Januari 2024

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

Saat SMA, Anies Baswedan mewawancarai Emil Salim. Kini, mereka bertemu kembali untuk berdiskusi. Sehari sebelumnya, Ganjar bertemu Emil pula.

Baca Selengkapnya

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

29 Januari 2024

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

Capres Anies dan Capres Ganjar menemui mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Emil Salim jelang pencoblosan Pilpres. Ada apa?

Baca Selengkapnya

Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

28 Januari 2024

Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

Selain persoalan lingkungan, Ganjar mengatakan dirinya juga membahas pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan

Baca Selengkapnya

Tim Kampanye Anies Baswedan Serukan Revisi UU Cipta Kerja

25 Januari 2024

Tim Kampanye Anies Baswedan Serukan Revisi UU Cipta Kerja

Tim kampanye tiga pasangan capres-cawapres bicara tentang perlindungan lingkungan hidup. Timnas Anies Baswedan menilai UU Cipta Kerja harus direvisi.

Baca Selengkapnya