Kenaikan Harga Beras Tak Bikin Kantong Pedagang Tebal
Selasa, 2 Agustus 2011 20:21 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mengaku kenaikan harga tidak membuat margin keuntungan semakin tinggi. "Saat ini marginnya paling Rp 100-200 per kilogram," kata Victor, pemilik toko Bintang Sejahtera, Selasa, 2 Agustus 2011.
Victor mengatakan, harga beras dari tempat dia memasok memang sudah mahal. Dengan tingginya harga beras akan membuat pedagang sulit melakukan penimbunan untuk mencari keuntungan. Mustahil ada peluang bagi penimbun karena mahalnya harga beras membuat penimbun kesulitan menjualnya.
"Sebulan ini beras harganya sudah naik Rp 300-400 per kilogram," kata dia. Toko miliknya biasa mendapatkan pasokan dari Karawang, Indramayu, dan Jawa. Dalam satu hari, keluar-masuk beras di tokonya sekitar 20 ton dengan stok minimal yang tersimpan 50 ton.
Pedagang beras lainnya, Sam Wirianti, meragukan kebenaran isu penimbunan beras yang terjadi di lumbung produksi beras. Pasalnya, dengan harga yang tinggi akan sulit dijual di masyarakat. "Lagian di beberapa daerah penghasil padi rata-rata banyak yang gagal produksi," ujar pemilik toko Sri Mulyo di PIBC ini.
Namun, stok beras di toko miliknya tak menjadi terganggu. Rata-rata per hari dia mampu menyetok 50 ton beras, 5 ton diantaranya adalah beras Operasi Pasar (OP) Bulog yang dijual Rp 6.300 per kilogram. Dia biasa mengambil stok berasnya dari Karawang, Pamanukan, dan Cilamaya.
Ketua Bidang Kajian Strategis dan Advokasi Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia Yeka Hendra Fatika mengatakan, kenaikan harga beras akibat stok di tingkat Rice Milling Unit (RMU) dan pedagang skala besar. Naiknya harga pada Januari-Maret menyebabkan banyak RMU dan pedagang skala besar melakukan stok sebanyak-banyaknya.
Mereka punya gudang untuk mengamankan usahanya. "Motifnya jelas profit oriented, dan ini wajar. Dipengaruhi oleh keterbatasan pasokan dan efek hari besar keagamaan. Ramailah para pedagang bersaing untuk mendapatkan beras," ujarnya. Kondisi ini turut memicu kenaikan harga gabah di tingkat tengkulak dan otomatis harga beras meningkat.
ROSALINA