TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Perindustrian Muhamad Suleman Hidayat memperkirakan nilai produksi industri batik nasional bakal menembus Rp 1 triliun pada tahun ini. Angka itu naik 30 persen dari tahun lalu yang sebesar Rp 732,6 miliar.
Optimisme ini, kata Hidayat, berdasarkan pertumbuhan industri batik rata-rata di atas enam persen per tahun. Tahun lalu nilai produksi batik menembus angka Rp 732,6 miliar atau naik 13 persen dibandingkan 2009 sebesar Rp 648,94 miliar.
Angka ini diyakini akan terus meningkat seiring dengan makin banyaknya masyarakat memakai batik. "Semua golongan masyarakat sudah mulai terbiasa memakai batik, termasuk anak muda dan remaja," kata Hidayat, Selasa, 2 Agustus 2011.
Pertumbuhan itu juga didorong oleh kebijakan pemerintah untuk menggunakan batik sebagai seragam resmi di kantor pemerintah ataupun swasta, sehingga peluang pasar makin berkembang.
Dia berharap para pembatik dapat terus menggali dan berinovasi untuk menampilkan ciri khas batik di masing-masing daerah. Selain itu para pembatik disarankan meninggalkan penggunaan warna alam yang semakin disukai konsumen dalam dan luar negeri. "Memang ada sedikit masalah di bahan baku. Sekarang gondorukem makin langka dan mahal, tapi kami akan segera mencarikan solusinya."
Selain itu pemerintah juga berusaha melestarikan produk batik dan memberi jaminan mutu, kepercayaan konsumen. Tak hanya itu, perlindungan hukum juga diberikan untuk mempertahankan identitas dengan mendaftarkan batik Indonesia dengan logo Batikmark "Batik Indonesia". Logo ini tercantum dalam perlindungan Hak Cipta Nomor 034100 pada Direktorat Jenderal HKI Kementerian Hukum dan HAM.
"Logo ini adalah pembeda batik buatan Indonesia dengan produk batik negara lain, sehingga memudahkan konsumen mancanegara mengenali batik Indonesia," ucap Hidayat. Untuk memasyarakatkan Batikmark juga telah diterbitkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 74 tahun 2007 tentang Penggunaan Batikmark "Batik Indonesia".
Optimisme senada juga diungkapkan Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat. Menurut dia, dalam lima tahun ini industri batik Indonesia telah tumbuh di atas 100 persen. "Porsi batik di produk industri garmen juga makin bertambah besar," ujarnya.
Saat ini lebih dari 10 persen produk garmen Indonesia adalah batik. Batik juga makin marak dan beragam seiring dengan makin banyaknya daerah yang membuat batik sendiri sesuai dengan karakter daerah masing-masing. Sekarang hampir semua kabupaten-kota memiliki batik sendiri dengan corak masing-masing.
AGUNG SEDAYU
Berita terkait
Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia
10 hari lalu
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral
11 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.
Baca SelengkapnyaJangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park
15 hari lalu
Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.
Baca SelengkapnyaPNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah
39 hari lalu
PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.
Baca SelengkapnyaKampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya
42 hari lalu
Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.
Baca SelengkapnyaBegini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik
58 hari lalu
Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.
Baca SelengkapnyaKBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta
28 Februari 2024
Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).
Baca SelengkapnyaPiaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik
17 Februari 2024
Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.
Baca SelengkapnyaNMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik
11 Februari 2024
NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.
Baca SelengkapnyaCerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online
6 Februari 2024
Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.
Baca Selengkapnya