TEMPO Interaktif, Jakarta - Ekonom Ryan Kiryanto mendukung langkah Bank Indonesia untuk mengatur uang muka kredit otomotif dan properti. Pengaturan ini, kata Ryan, sekaligus bisa menyeleksi debitur yang berkualitas. "Saya melihat BI meneropongnya tidak hanya jangka pendek, tapi untuk proyeksi 2-3 tahun ke depan," kata Ryan saat berbincang dengan Tempo di Gedung Bank BNI, Senin, 25 Juli 2011.
Menurut Ryan, uang muka kredit otomotif yang paling ideal saat ini adalah 20-30 persen. "Dengan menaikkan down payment (uang muka) maka bisa menyeleksi debitur yang bagus," kata dia. Selama ini, uang muka kredit otomotif, baik sepeda motor maupun mobil, terkesan jor-joran. Tak sedikit perusahaan pembiayaan yang menawarkan uang muka hanya 5 persen.
Sebelumnya, Bank Indonesia menyatakan kredit otomotif mulai mengkhawatirkan dan berpotensi bubble (membengkak). Oleh karena itu, bank sentral berencana mengatur uang muka kredit otomotif melalui bank.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A. Sarwono mengatakan indikasi potensi bubble ini bisa dilihat dari volume sepeda motor di jalan raya. Oleh karena itu, Bank Indonesia melihat perlu diterapkan kebijakan makroprudensial.
Dengan kebijakan ini, diharapkan ada pergeseran kredit dari sektor yang berpotensi bubble ke sektor yang lebih membutuhkan. Caranya dengan mengatur lewat kebijakan loan to value.
Lewat kebijakan ini, Bank Indonesia akan meminta jumlah uang muka diperbesar dan porsi kredit untuk otomotif diperkecil. "Gampangnya, jumlah antara loan dan down payment dipersempit, nah di sektor yang lain kita buka nanti," katanya.
Saat ini, uang muka untuk kredit otomotif baru mencapai 10 persen, sehingga yang ditalangi oleh bank adalah sisa 90 persen. BI berencana akan memperbesar uang muka ini nanti. Tapi, Hartadi belum bisa menyebut angka pastinya.
FEBRIANA FIRDAUS
Berita terkait
Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan
6 hari lalu
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit
6 hari lalu
Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.
Baca SelengkapnyaMeski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum
15 hari lalu
Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?
Baca SelengkapnyaOJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya
15 hari lalu
Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.
Baca Selengkapnya15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan
18 hari lalu
Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri
26 hari lalu
Bank Indonesia (BI) mencatat total penukaran uang baru mencapai Rp 1,13 triliun per 3 April 2024 atau H-7 Lebaran.
Baca SelengkapnyaBank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran
28 hari lalu
Selama periode libur Hari Raya Idul Fitri, Bank BJB tetap membuka beberapa jaringan kantor melalui kegiatan operasional terbatas dan layanan weekend banking.
Baca SelengkapnyaTerkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional
31 hari lalu
Ruas jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Tol Bocimi mengalami longsor, diduga karena intensitas hujan deras pada Rabu malam
Baca SelengkapnyaBCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran
31 hari lalu
BCA mengumumkan penyesuaian jadwal operasional kantor cabang selama periode libur Idul Fitri 2024 berdasarkan hari libur yang ditetapkan pemerintah.
Baca SelengkapnyaRestrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi
33 hari lalu
Bank Mandiri menyatakan bahwa kondisi para debiturnya yang terdampak Covid-19 telah kembali normal.
Baca Selengkapnya