Harga Beras di Jabar dan Jateng Mulai Melambung  

Reporter

Editor

Rabu, 13 Juli 2011 12:43 WIB

Beras. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO Interaktif, Subang - Harga beras jenis premium di pasar-pasar tradisional di Kabupaten Subang, Jawa Barat, dalam sepekan terakhir terus melambung. Sementara stok yang berada di para pedagang rata-rata sudah menipis.

Imih Holimah, pemilik kios beras Sinar Jaya, di Pasar Panjang, Subang, mengatakan kenaikan harga beras terjadi sepanjang hari terakhir. Saat ini, kata dia, harga beras premium sudah Rp 6.500 per kilogram. Padahal, lima hari lalu masih Rp 5.500.

Terkereknya harga beras tersebut, kata Imih, disebabkan stok di tingkat petani sudah menipis karena masa panen rendeng sudah akan habis. Imih yang pada saat stok beras stabil paling sedikit mempunyai stok 30 ton, sekarang hanya memiliki kurang dari 5 ton. "Sudah susah belinya," tutur Imih, saat ditemui di Pasar Panjang, Rabu, 13 Juli 2011.

Kalaupun ada stok yang bisa dibeli, kata dia, harga beras di tingkat bandar sudah mencapai Rp 6.200 per kilogram. "Jadi, kami bingung untuk menjualnya." Beruntung, dia berhasil meraup untung dari stok beras yang ia beli dari warga habis melangsungkan hajatan karena harganya masih agak murah.

Halimah, seorang ibu rumah tangga warga Kelurahan Cigadung, mengaku keteteran menyediakan beras untuk keluarganya. "Uang belanja harian habis untuk beli beras yang harganya terus naik," kata istri pekerja swasta yang berpenghasilan di bawah Rp 1 juta per bulan itu.

Menurut Halimah, pemerintah harus segera mengadakan operasi pasar untuk mengatasi terus melambungnya harga beras tersebut. "Supaya kami bisa membeli harga beras sesuai harga yang terjangkau," ujarnya.

Ujang Sutisna, Kepala Bagian Sosial Pemkab Subang, mengatakan meski harga beras sudah tinggi, pihaknya masih belum akan mengadakan operasi pasar. "Kami masih melakukan evaluasi. Operasi pasar mungkin baru akan dilakukan menjelang bulan puasa," kata Ujang.

Sebaliknya, terkatrolnya harga beras ini membuat gembira para petani padi di Kudus, Jawa Tengah. Untuk gabah kering panen yang semula Rp 3.300 per kilogram, sekarang naik menjadi Rp 4.000 per kg. Sementara gabah kering giling naik dari Rp 3.600 naik menjadi Rp 4.700 per kg. Sementara, harga beras yang semula Rp 5.900 naik menjadi Rp 6.900 per kg.

“Baru kali ini petani menikmati kenaikan harga yang berarti,” kata Suwandi, petani asal Desa Undaan Kidul, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus.

Pada musim tanam kedua tahun ini, Suwandi bisa memanen gabah sebanyak 5,5 ton untuk satu hektar sawah miliknya. Sedangkan pada musim tanam pertama menghasilkan 6,5 ton gabah kering panen dengan kadar air 27 persen.

Tingginya harga beras dan gabah ini, kata Suwandi, dipicu karena terbatasnya panen karena akibat serangan hama, terutama hama wereng batang cokelat. Harga gabah ini naik sejak Mei lalu.

NANANG SUTISNA |BANDELAN AMARUDDIN

Berita terkait

Brigadir Ridhal Ali Tomi Diduga Bunuh Diri, IPW MInta Atasan Perhatikan Psikis Anggotanya

4 menit lalu

Brigadir Ridhal Ali Tomi Diduga Bunuh Diri, IPW MInta Atasan Perhatikan Psikis Anggotanya

Penyidik akan memeriksa ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi untuk menelisik lebih dalam penyebab personel Polresta Manado itu bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

6 menit lalu

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

Dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik AS-Indonesia diselenggarakan acara perdana "Diplomats Go to Campus" di Surabaya dan Malang

Baca Selengkapnya

Top Skor, Rekap Hasil, dan Klasemen Akhir Liga 1: Madura United ke Championship Series, RANS Terdegradasi

6 menit lalu

Top Skor, Rekap Hasil, dan Klasemen Akhir Liga 1: Madura United ke Championship Series, RANS Terdegradasi

Seluruh rangkaian Reguler Series Liga 1 telah berakhir. Setelah pertandingan pekan ke-34, Madura United menjadi tim terakhir ke Championship Series.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

11 menit lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Saat Mahfud Md Kembali ke Kampus usai Pilpres 2024

14 menit lalu

Saat Mahfud Md Kembali ke Kampus usai Pilpres 2024

Mantan Cawapres 03 Mahfud Md kembali ke dunia pendidikan tinggi sebagai pakar hukum tata negara setelah kontestasi Pilpres 2024 selesai.

Baca Selengkapnya

May Day: Sejarah Hari Buruh sampai Jadi Libur Nasional di Era Presiden SBY

15 menit lalu

May Day: Sejarah Hari Buruh sampai Jadi Libur Nasional di Era Presiden SBY

Polri menyiapkan ribuan anggotanya di sejumlah daerah mengawal aksi buruh memperingati May Day, Rabu besok,

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024: PKB Tetapkan Syarat Ini untuk Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

16 menit lalu

Pilkada 2024: PKB Tetapkan Syarat Ini untuk Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

PKB Jakarta sedang menyiapkan infrastruktur partai untuk Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Bupati Kotawaringin Timur Turunkan Tim Telusuri Pelabuhan Batu Bara di Luwuk Bunter

18 menit lalu

Bupati Kotawaringin Timur Turunkan Tim Telusuri Pelabuhan Batu Bara di Luwuk Bunter

Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor menurunkan tim untuk menelusuri pelabuhan batu bara di Desa Luwuk Bunter, Kecamatan Cempaga yang diprotes warga.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

18 menit lalu

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada levep Rp 16.259 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Redistribusi Tanah Rampung Tahun Depan: Presiden Baru Hanya Urus Sedikit

25 menit lalu

Jokowi Sebut Redistribusi Tanah Rampung Tahun Depan: Presiden Baru Hanya Urus Sedikit

Jokowi mengatakan selama 10 tahun dia menjabat sebagai presiden urusan konflik tanah selalu menjadi keluhan utama warga.

Baca Selengkapnya