TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah semestinya melarang impor sapi dari Australia jauh sebelum negara itu melakukan penangguhan ekspor sapi ke Indonesia sejak 8 Juni lalu. Hasil penelitian Kementerian Pertanian menunjukkan, sapi Australia mengandung hormon sintetis yang berbahaya bagi kesehatan manusia. "Ini dapat dipakai sebagai bukti pelarangan ternak dari Australia," ujar Direktur Jenderal Peternakan Prabowo Respatiyo Caturroso kepada Tempo.
Dugaan pelanggaran aturan ini berdasarkan penelitian bekas Kepala Pusat Karantina Hewan Kementerian Pertanian Kisman A. Rasyid pada Februari 2009. "Penelitian itu untuk disertasi ujian S-3 (program doktoral) saya di Universitas Gadjah Mada," kata Kisman. Dia menyebutkan, hormon sintetis pada sapi bakalan dan daging Australia bernama ilmiah Trenbolone Acetate.
Menurut Kisman, hormon tersebut berfungsi untuk memacu pertumbuhan sapi. Namun efeknya dapat menimbulkan kanker rahim dan kanker payudara bagi manusia yang mengkonsumsinya. Temuan itu dia peroleh setelah meneliti sampel daging sapi bakalan dan daging impor Australia di laboratorium Pengkajian Mutu Produk Peternakan Bogor.
Melalui analisis bernama Elisa Test, Kisman menemukan sampel itu positif mengandung hormon Trenbolone. Dia mengaku belum pernah menyampaikan hasil temuan tersebut kepada Kementerian. Alasannya, penelitian itu bersifat disertasi doktoral. "Tapi saya sudah mengkomunikasikan kepada Direktur Jenderal Peternakan Prabowo."
Prabowo mengaku baru membuka hasil penelitian itu ke publik lantaran belum lama menerima hasil disertasi Kisman. Disertasi Kisman diterima pada akhir 2010. Saat itu ia belum menjabat direktur jenderal. Hasil disertasi ini menjadi bahan bagi Kementerian mengambil kebijakan impor dari Australia. "Sudah ada ketentuan larangan pemakaian hormon pemacu pertumbuhan."
Kepala Pusat Badan Penelitian dan Pengembangan Peternakan Bess Tiesnamurti mengatakan, pada 2005 dan 2008, kantornya pernah menemukan kasus yang sama dari rumah pemotongan hewan. Tapi uji laboratorium Kementerian awal tahun ini hasilnya negatif. "Artinya tidak ditemukan hormon sintetis pada sapi Australia," ujar Bess.
Bess menjelaskan, hormon sintetis merupakan buatan manusia untuk tujuan tertentu. Hormon sintetis yang terakumulasi dalam hewan dan produk ternak memang dapat menyebabkan efek negatif, termasuk kanker. "Tapi itu tergantung jenis hormon. Karena hormon sintetis bermacam-macam," ujarnya saat dihubungi kemarin.
TRI SUHARMAN | ROSALINA | BOBBY CHANDRA
Berita terkait
ID FOOD Datangkan 2.350 Ekor Sapi Australia Akhir Bulan Ini, Daging Sapi Beku Asal Brasil Masuk April
46 hari lalu
Direktur Utama ID FOOD, Frans Marganda Tambunan, menyatakan pihaknya akan mendatangkan 2.350 ekor sapi asal Australia pada akhir Maret ini.
Baca SelengkapnyaTerkini: Beda Sikap Prabowo dan Ganjar tentang Impor Sapi,Calon Presiden Jangan Gagap Teknologi
7 Januari 2024
Berita terkini. Polemik perbedaan sikap Prabowo dan Ganjar terkait impor sapi perah, calon presiden diharap tidak gagap teknologi.
Baca SelengkapnyaTidak Setuju Prabowo Impor 1,5 Juta Sapi, Ganjar: Lebih Baik Kembangkan Ternak Sendiri
7 Januari 2024
Ganjar Pranowo mengkritik gagasan Prabowo Subianto yang ingin impor 1,5 juta sapi perah. Ganjar usul kembangkan ternak dalam negeri.
Baca SelengkapnyaPrabowo Berencana Impor 1,5 Juta Ekor Sapi, Ganjar: Lebih Baik Kita Bicara Kemandirian Ekonomi
6 Januari 2024
Ganjar Pranowo menilai kemandirian ekonomi lebih penting dari rencana Prabowo Subianto impor sapi.
Baca SelengkapnyaPrabowo Mau Impor Sapi Perah untuk Program Susu Gratis, Berapa Anggarannya?
5 Januari 2024
Capres Prabowo Subianto menyatakan akan mengimpor 1,5 juta ekor sapi perah untuk merealisasikan program susu gratis. Berapa kira-kira kebutuhan anggarannya?
Baca SelengkapnyaPrabowo Janji Program Susu Gratis, Ekonom: Hati-hati, Ketergantungan Susu Impor Bisa Naik
5 Januari 2024
Rencana Prabowo Subianto membuat program susu gratis berpotensi meningkatkan ketergantungan Indonesia pada susu impor.
Baca SelengkapnyaPrabowo Ingin Impor Sapi Perah 1,5 Juta Ekor, Ini Kata Asosiasi Peternak
5 Januari 2024
Capres Prabowo Subianto mengatakan akan mengimpor 1,5 juta ekor sapi perah untuk merealisasikan program susu gratis. Bagaimana kata perhimpunan peternak?
Baca SelengkapnyaMendag Zulhas Dukung Rencana Luhut Impor Sapi dari Brazil
31 Agustus 2023
Luhut berencana mengimpor sapi hidup dan anak sapi untuk meredam kenaikan harga daging sapi di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaSepakat Impor Sapi dari Brazil, Luhut Prediksi Harga Daging pada Maret 2024 di Bawah Rp 100 Ribu
16 Agustus 2023
Menteri Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia telah sepakat mengimpor sapi dari Brazil.
Baca SelengkapnyaImpor Pangan, Ini 5 Negara Pemasok Daging Sapi Ke Indonesia
4 Agustus 2023
Indonesia kerap melakukan impor pangan termasuk sapi. Tak hanya Australia, ini deretan negara-negara pemasok daging sapi ke Indonesia
Baca Selengkapnya