Kebun Tebu Mas Bangun Pabrik di Lamongan

Reporter

Editor

Kamis, 16 Juni 2011 14:14 WIB

Tebu hasil panen di Desa Margodadi, Seyegan, Sleman, siap dibawa ke Pabrik Gula Madukismo. Arif Wibowo

TEMPO Interaktif, Lamongan - PT Kebun Tebu Mas (KTM) akan membangun pabrik gula di Lamongan, Jawa Timur. Menurut Direktur Operasi PT Kebun Tebu Mas Agus Susanto, perizinan sudah selesai. "Semoga bisa beroperasi komersial pada September 2013 atau April 2014," katanya di Kantor Bupati Lamongan, Jawa Timur, Kamis, 16 Juni 2011.

Pembangunan pabrik yang dimulai September nanti, berlokasi di Kecamatan Mantup dengan menempati lahan 95 hektare. Saat ini, pembebasan lahan mencapai 40 hektare. Pabrik tersebut rencananya berkapasitas 10-12 ribu ton per hari. Agus menyatakan bahwa bahan tebu akan diambil dari tebu sendiri atau tebu rakyat.

Agus mengutip data dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Lamongan bahwa wilayah itu memiliki potensi lahan yang bisa ditanami tebu seluas 30 ribu hektare. Sementara, lahan yang dialokasikan untuk PT KTM seluas 18 ribu hektare. Selain itu, PT KTM juga akan membeli tebu dari rakyat dengan sistem jual putus.

Dalam pembelian ini, PT KTM menggandeng BRI guna pembayaran tebu. Investasi ini sekiranya mencapai Rp 2 triliun. Produk yang akan dihasilkan adalah gula kristal putih dan produk sampingan etanol. "Listrik pabrik yang berlebih akan kami salurkan pada masyarakat," kata Agus.

Bupati Lamongan menyambut baik rencana pembangunan pabrik gula ini. Pasalnya, Lamongan saat ini masih memiliki 57 ribu hektare lahan kering yang bisa dimanfaatkan. "Kami usul memaksimalkan lahan kering tersebut," katanya.

Saat ini, kata dia, pemanfaatan lahan untuk tebu masih kecil. Dari lahan pertanian kering seluas 20.500 hektare, baru dimanfaatkan untuk tebu 2.251 hektare yang kira-kira hanya 10 persen. "Jika ada investor, kami siap lakukan pembebasan lahan," kata dia.

Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi menyatakan bahwa produksi gula nasional tak mencukupi konsumsi. Produksi hanya 2-2,9 juta ton, sedangkan konsumsi sebanyak 5 juta ton per tahun. Rinciannya untuk rumah tangga sebesar 2 juta ton dengan pertumbuhan 2,5 persen, untuk industri 2 juta ton dengan pertumbuhan 12 persen, dan 1 juta ton untuk UKM dengan pertumbuhan 9 persen.

Untuk memenuhi konsumsi itu, setidaknya perlu 15 pabrik baru dan 400 ribu hektare lahan. "Pabrik baru ini langkah untuk swasembada gula," kata dia. Menurut hitungannya, pabrik itu akan menyerap 1.000-1.500 tenaga kerja di pabrik dan 20-25 ribu di ladang.

Sobik, salah satu petani, menyatakan dengan pabrik gula ini diharapkan membuat petani lebih untung dalam menanam tebu. Pasalnya, tebu lebih tahan hama dibandingkan dengan tanaman lain. Dia berharap rendeman tebu setidaknya bisa mencapai 12 persen. Selama ini, rendeman hanya 7 persen.

NUR ROCHMI

Berita terkait

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

15 jam lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

1 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

3 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

4 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

8 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

9 hari lalu

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

10 hari lalu

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi masih memeriksa dugaan pelanggaran etika oleh dua pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

11 hari lalu

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

Kuasa hukum bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Djamaludin Koedoeboen, menuturkan poin keberatan terhadap kesaksian eks ajudan Panji Harjanto.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo Ungkap Beberapa Rahasia, Termasuk Permintaan Firli Bahuri Rp 50 Miliar

11 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo Ungkap Beberapa Rahasia, Termasuk Permintaan Firli Bahuri Rp 50 Miliar

Beberapa rahasia terungkap saat sidang Syahrul Yasin Limpo, termasuk adanya permintaan Rp 50 miliar dari Ketua KPK saat itu Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya

Eks Ajudan Syahrul Yasin Limpo Ungkap Ada Permintaan Uang Rp 50 Miliar dari Firli Bahuri

15 hari lalu

Eks Ajudan Syahrul Yasin Limpo Ungkap Ada Permintaan Uang Rp 50 Miliar dari Firli Bahuri

Eks ajudan Syahrul Yasin Limpo mengetahui adanya permintaan uang sebesar Rp 50 miliar dari mantan Ketua KPK Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya