Produksi Ikan Hias Ditargetkan Naik

Reporter

Editor

Jumat, 20 Mei 2011 18:59 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan produksi ikan hias dalam negeri tahun ini mencapai 720 juta ekor. Jumlah tersebut meningkat 30 persen dari produksi pada 2010 yang jumlahnya 600 juta ekor. "Kita harus menaikkan target produksi karena permintaan lokal dan dunia terhadap ikan hias sedang naik," kata Direktur Produksi Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan Iskandar Ismanadji di Jakarta Juma, 20 Mei 2011.

Potensi ekspor ikan hias Indonesia, menurut Iskandar, diperkirakan sekitar US$ 60-65 juta. Sayangnya, potensi tersebut sulit direalisasi akibat krisis finansial dunia. Sekretaris Jenderal Asosiasi Eksportir Ikan Hias Indonesia (AEIHI) Hendra Iwan Putra mengatakan, akibat krisis global, jumlah permintaan ikan hias Indonesia turun 30 persen sejak dua tahun lalu.

Ketua Umum AEIHI Anton Saksono meminta pemerintah tidak muluk-muluk memasang target. "Nanti malah bisa jadi bumerang sendiri," kata dia di Jakarta kemarin. Menurut Anton, peraturan ekspor dan impor ikan hias yang ada saat ini tidak mendukung pencapaian target pemerintah tersebut. Pemerintah harus membenahi regulasi jika ingin menggenjot produksi dalam negeri.

Indonesia tak bisa hanya mengandalkan hasil tangkapan ikan hias, melainkan harus mengimpor benih dari luar negeri untuk dibudidayakan. Sementara itu, prosedur impor benih ikan hias saat ini dirasa sulit. Anton mencontohkan, untuk bisa mengimpor benih ikan hias, setidaknya perlu waktu hingga tiga bulan. Padahal 85 persen kebutuhan ikan hias untuk ekspor benihnya dipasok dari impor. Prosedur ekspor tak kalah sulit. Ikan hias yang akan dikirim ke luar negeri diharuskan melewati pemeriksaan sinar-X yang memakan waktu hingga 10 jam. "Ini bisa membuat ikan cepat mati," kata Anton.

Direktur Pengembangan Produk Nonkonsumsi Kementerian Kelautan dan Perikanan Maman Hermawan mengakui hampir 60 persen ikan hias nasional masih sangat bergantung pada hasil tangkapan alam. Akibatnya, pasokan ikan hias Indonesia terancam tersendat.

Sekretaris Jenderal AEIHI Hendra Iwan Putra khawatir tahun ini angka ekspor kembali anjlok. Indonesia bukan satu-satunya produsen ikan hias di dunia. Kini banyak muncul negara-negara pesaing untuk ekspor ikan hias. Negara pesaing yang perlu diwaspadai, kata dia, yakni Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Thailand.

"Kalau pemerintah tidak mengatur regulasi, permintaan ekspor ikan hias kita bisa makin anjlok," katanya.
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, pada 2009, Indonesia baru menguasai 3,12 persen pangsa pasar ikan hias dunia. Indonesia berada di urutan kesembilan dunia, dengan nilai ekspor US$ 11,6 juta. Nilai tersebut jauh di bawah Singapura, yang menempati urutan pertama. Singapura menguasai 16,08 persen pangsa pasar ikan hias dengan nilai ekspor US$ 60,08 juta.

ROSALINA

Berita terkait

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

1 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

9 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

19 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

20 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

39 hari lalu

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

39 hari lalu

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.

Baca Selengkapnya

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

39 hari lalu

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

40 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

40 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.

Baca Selengkapnya

Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

53 hari lalu

Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.

Baca Selengkapnya