Asosiasi Eksportir Ikan Hias Minta Perubahan Regulasi  

Reporter

Editor

Jumat, 20 Mei 2011 13:56 WIB

Suasana bongkar muat di Terminal Peti Kemas Semarang di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, Selasa (05/01). Pada awal tahun 2010 pemerintah memprediksikan ada pertumbuhan ekspor, meski angkanya kecil.TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO Interaktif, Jakarta - Asosiasi Eksportir Ikan Hias Indonesia (AEIH) meminta pemerintah melonggarkan regulasi mengenai impor benih ikan hias dan kuotanya. Menurut Ketua Umum AEIH, Anton Saksono, beberapa regulasi yang perlu dibenahi oleh pemerintah di antaranya ketentuan prosedur ekspor dan pembebasan kuota benih ikan hias.

Dia menambahkan, Indonesia tak bisa terus mengandalkan hasil tangkapan ikan hias dan harus melakukan budidaya untuk memenuhi permintaan luar negeri. "Pemerintah harus beri regulasi yang benar. Masa ikan yang mau diekspor harus melewati x-ray di bea cukai selama 10 jam. Ikan keburu mati duluan, dong," kata Anton saat coffee morning dengan wartawan di kantor Direktorat Perikanan Budidaya, Ragunan, Jakarta, Jumat 20 Mei 2011.

Prosedur impor benih ikan hias juga dinilai menyulitkan. Selama ini, lanjutnya, untuk bisa melakukan impor benih ikan hias, setidaknya perlu waktu hingga tiga bulan. Padahal, kebutuhan ikan hias untuk ekspor benihnya dipasok dari impor. "Sekitar 85 persen ikan hias benihnya dipenuhi dari impor," ujarnya.

Sekretaris Jenderal AEIH, Hendra Iwan Putra, mengatakan Indonesia banyak mengekspor ikan hias jenis Tetra Cardinal dan Tetra Neon. Pasar ekspornya ke Eropa, Amerika Serikat dan Timur Tengah. Dari segi harga, kata dia, meski tak terlalu tinggi, namun volume ekspornya bisa meningkatkan keuntungan.

"Harga tetra itu sekitar Rp 1.500 per ekor. Tapi sekali ekspor bisa sampai 20 ribu ekor per bulan. Jadi, lumayan nilai ekspornya keseluruhan," ujarnya dalam kesempatan sama.

Namun, dia menyayangkan akibat krisis global, sejak dua tahun lalu ekspor ikan hias mengalami penurunan sekitar 30 persen. Di juga khawatir tahun ini ekspor kembali anjlok sebab muncul negara-negara pesaing untuk ekspor ikan hias. Negara pesaing yang perlu diwaspadai, kata dia, yakni Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Thailand.

"Karena itulah, kalau tahun ini pemerintah tidak juga mengatur masalah regulasi, bisa-bisa permintaan ekspor ikan hias kita makin anjlok," katanya.

Direktur Pengembangan Produk Non Konsumsi Kementerian Kelautan dan Perikanan Maman Hermawan mengakui hampir 60 persen ikan hias nasional masih sangat bergantung pada hasil tangkapan alam. Akibatnya, pasokan ikan hias Indonesia terancam tersendat

"Kalau hanya mengandalkan dari alam suatu saat akan terjadi kepunahan. Apalagi habitat alami ikan hias seperti di Kalimantan, Sumatea, dan Papua semakin kritis. Sistem logistik kita juga tidak sebagus Singapura," ungkapnya.

Berdasarkan data KKP, pada 2009 Indonesia baru menguasai 3,12 persen pangsa pasar ikan hias dunia. Indonesia berada di urutan sembilan dunia dengan nilai ekspor US$ 11,6 juta. Nilai tersebut jauh di bawah Singapura yang menempati urutan pertama. Singapura mengusasi 16,08 persen pangsa pasar ikan hias dengan nilai ekspor US$ 60,08 juta.

ROSALINA

Berita terkait

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

2 hari lalu

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

Kementerian Perdagangan menghapus pembatasan jumlah maupun jenis pengiriman atau barang impor milik pekerja migran (PMI) tapi tetap diawasi Bea Cukai

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

2 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

2 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

3 hari lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

8 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

8 hari lalu

Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

Kementerian Perdagangan menggelar pameran dekorasi rumah Indonesia di Taiwan, total transaksi yang diperoleh Rp 4,73 miliar.

Baca Selengkapnya

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

8 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

Menteri Perdagangan melantik pejabat eselon I dan II. Dia berpesan agar siap menghadapi keadaan geopolitik Timur Tengah saat ini.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

10 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

10 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

11 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa utang rafaksi minyak goreng akan segera dibayarkan.

Baca Selengkapnya