Meningkatkan Produksi dengan Kompos Jerami  

Reporter

Editor

Senin, 18 April 2011 11:21 WIB

TEMPO/Fahmi Ali
TEMPO Interaktif, Jakarta - Limbah jerami hasil panen padi yang selama ini lebih banyak dibuang ternyata bisa dimanfaatkan sebagai kompos untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan produksi padi.

Jerami yang dioplos dengan sistem biodekomposer bisa meningkatkan produksi dari rata-rata 5,6 ton per hektar menjadi sekitar 8 ton. "Dengan menggunakan pupuk kompos dari jerami dan pupuk hayati (twin), petani bisa meningkatkan produktivitas panen padi hingga 40 persen," kata Jerry Margono, Komisaris Utama PT Vitafarm Indonesia yang memproduksi pengurai VitaDegra dan pupuk hayati VitaBio, akhir pekan kemarin.

Jeffry mengungkapkan setiap panen, setiap satu ton gabah menghasilkan jerami 1,5 ton. Petani seringkali membuang atau membakar jerami ini. Padahal jerami ini bisa dipakai sebagai kompos yang didekomposer menggunakan VitaDegra yang berfungsi sebagai pengurai. Setelah itu petani menggunakan pupuk Vitabio untuk meningkatkan kemampuan tanah.
“Tidak hanya tonase padi yang bertambah tapi juga lebih padi jadi lebih bernas,” katanya.

Jerry mengungkapkan pihaknya antara lain melakukan demontrasi plot (Demplot) di Kampung Sukaratu Desa Kubang Puji Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, Banten. Di lokasi ini panen raya sudah dilakukan Gubernur Banten Ratu Atut Choisyah pada bulan Februari lalu. Lokasi lainnya bekerja sama dengan Politeknik Negeri Lampung (Polinela) antara lain di Desa Karang Anyarm, Kecamatan gedung Tataan, Kabupaten Pesawaran yang melakukan panen raya akhir bulan Maret lalu.

Untuk tiap hektare, sistem ini membutuhkan dana sekitar Rp 340 ribu -- Rp 120 ribu untuk 2 kilogram biodekomposer dan Rp 200 ribu untuk 400 gram pupuk hayati.

Ia mengungkapkan sistem biodekomposer ini juga banyak keunggulan seperti jumlah pupuk kimia yang lebih sedikit sekitar 25 persen, benih yang lebih sedikit, tanaman lebih tahan hama, dan mempersingkat jeda masa tanam. Jika biasanya petani harus menunggu sekitar satu bulan untuk kembali melakukan penanaman, dengan dekomposer ini hanya dalam waktu 11-14 hari, lahan sudah bisa digarap lagi. “Jadinya masa tanam petani bisa lebih banyak,” katanya.

“Caranya cukup gampang. Bekas jerami, disiram air, ditambahi dekomposer VitaDegra. Diamkan 11-14 hari, setelah itu lahan sudah bisa dibajak. Sementara kompos alami jerami biasanya memakan waktu 1 bulan,” katanya.

Ia menyebutkan tujuan utama dari pemanfaatan jerami -- dengan dekomposer dan pupuk hayati ini -- untuk menyuburkan kembali lahan yang kritis akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. “Untuk meningkatkan produksi, lebih dulu harus menyehatkan lahannya,” katanya.

Vitafarm merupakan pelaksana PT Berdikari (Persero) dalam program pemulihan kesuburan lahan (PKL) dari Kementerian Pertanian Indonesia (Kementan) pada tahun 2010. Proyek dengan nilai Rp 290 miliar ini dilakukan di delapan provinsi yaitu Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan dengan luas lagan 885 ribu hektare.

RAJU FEBRIAN


Berita terkait

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

4 hari lalu

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman melepas satuan brigade alat dan mesin pertanian (brigade alsintan) menuju Kabupaten Merauke.

Baca Selengkapnya

Sulawesi Barat Siap Suplai Pangan Penduduk IKN

5 hari lalu

Sulawesi Barat Siap Suplai Pangan Penduduk IKN

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, memberikan bantuan untuk meningkatkan produksi sektor pertanian dan perkebunan di Sulawesi Barat (Sulbar).

Baca Selengkapnya

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

11 hari lalu

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, akan membangun klaster pertanian modern seluas 10.000 hektare di Kabupaten Bandung.

Baca Selengkapnya

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

13 hari lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

15 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

18 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

22 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

25 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

27 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

27 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya