Harga Kebutuhan Pokok Turun, Jawa Timur Alami Deflasi

Reporter

Editor

Jumat, 1 April 2011 13:56 WIB

Anjungan tunai mandiri (ATM) di Jakarta, Selasa (3/2). BI didesak menurunkan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 50 basis poin seiring deflasi yang terjadi pada Januari 2009 TEMPO/Puspa Perwitasari

TEMPO Interaktif, SURABAYA - Propinsi Jawa Timur mengalami deflasi sebesar 0,03 persen lantaran sejumlah harga kebutuhan pokok terutama kelompok makanan mengalami penurunan. Diantaranya; cabe rawit, beras, cabe merah, bawang merah, kacang panjang, cumi, kepiting, rajungan, udang basah dan tongkol

"Harga beras meski hanya turun 3 persen namun cukup menyumbang deflasi," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Irlan Indracahyo hari ini Jum'at (¼) di Surabaya.

Menurut dia harga bawang merah yang sebelumnya Rp 23 ribu kini turun menjadi Rp 17 ribu per kilogram. Harga cabe rawit yang sebelumnya Rp 90 ribu turun 16 persen menjadi Rp 75 ribu per kilogram. Sedangkan harga cabe merah besar yang sebelumnya Rp 21 ribu turun menjadi Rp 17 ribu per kilogram.

Kencenderungan terjadi deflasi semakin besar dengan turunnya harga ikan segar dan beberapa komoditas sayur-sayuran. Menurut Irlan cuaca yang tidak menentu bagi nelayan tidak mempengaruhi produksi ikan sehingga harganya menjadi turun. "Kalau harga sayur turun karena panen sayur meningkat bulan ini," ujarnya.

Dari hasil pantauan BPS terhadap harga barang dan jasa di pasar tradisional dan pasar modern di Jawa Timur diketahui terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 126,14 pada Februari menjadi 126,10 pada Maret 2011.

Menurut Irlan dari 10 kabupaten yang menjadi acuan BPS, deflasi terjadi di sembilan daerah. Yaitu Kediri sebesar 0,34 persen, Jember sebesar 0,33 persen, Tuban sebesar 0,31 persen, Banyuwangi 0,26 persen, Tulungagung 0,22 persen, Malang 0,09 persen dan Probolinggo sebesar 0,07 persen. Selain itu Madiun 0,05 persen dan Sumenep sebesar 0,01 persen.

Berbeda dengan daerah lain, inflasi kata Irlan justru terjadi di Surabaya sebesar 0,17 persen. Inflasi ini lanjut dia disebabkan kenaikan harga emas dan kelompok bahan makanan, yaitu telur ayam ras, emas perhiasan, bawang putih, minyak goreng, daging ayam dan bandeng.

Sementara itu lanjut Irlan laju inflasi tahun kalender (Januari-Maret) 2011 di Jawa Timur mencapai 0,99 persen. Sedangkan laju inflasi year on year (Maret 2010 terhadap Maret 2011) sebesar 7,32 persen.

DINI MAWUNTYAS

Advertising
Advertising

Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

3 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

3 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

13 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

13 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

13 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

13 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

13 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

13 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

13 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

31 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya