Usulan Konversi Obligasi Rekap Masih Dibahas Internal BNI
Reporter
Editor
Kamis, 24 Maret 2011 18:43 WIB
Petugas dengan konsumen di outlet penjualan Obligasi Republik Indonesia (ORI) - 005 di gedung BNI 46, Jakarta, Selasa (19/08). BNI diberikan kuota penjualan ORI Seri 005 sebesar Rp 850 miliar yang ditawarkan dari tanggal 19 sampai 29 Agustus 2008. Tempo/Zulkarnain
TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar, memastikan usulan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk untuk mengakuisisi PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI), masih belum disampaikan secara resmi kepada Kementerian BUMN.
“Saya rasa masih berproses di internal mereka,” kata Mustafa, Kamis (24/3), di kantornya.
Sebelumnya, BNI dikabarkan berencana mengakuisisi BPUI dengan mengkonversi obligasi rekapitulasi yang dimilikinya menjadi saham. Menurut pihak manajemen, rencana tersebut sudah diwacanakan sejak 2008, namun belum mendapat tanggapan pemerintah. Dengan langkah tersebut, diharapkan jumlah BUMN akan lebih ramping dan dapat memperkuat bisnis BNI.
Mustafa juga merespon positif usulan tersebut. Menurutnya, dia memandang usulan tersebut dalam rangka restrukturisasi untuk proses penguatan BUMN. Jika sesama BUMN bisa melakukan merger atau akuisisi, dan dalam kondisi win-win solution, maka dia merestuinya.
“Sebelumnya Menteri Keuangan sempat mengharapkan obligasi rekapitulasi tersebut untuk dipasarkan terlebih dahulu. Saya kira apa yang diharapkan beliau diikuti saja dulu. Saya yakin manajemen akan mempelajarinya,” lanjut Mustafa.
Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi
30 November 2023
Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi
Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.