Kemiskinan Picu Rawan Pangan di Timur Indonesia

Reporter

Editor

Selasa, 22 Maret 2011 19:40 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -Kawasan timur Indonesia tidak pernah lepas dari kondisi rawan pangan. Kondisi alam yang menyulitkan akses distribusi pangan dan tingkat kemiskinan tinggi menjadi faktor utama.

Menurut Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Universitas Lampung, Bustanul Arifin, terdapat 13 indikator untuk menentukan suatu daerah termasuk dalam kategori rawan pangan atau tidak.

"Penduduk di kawasan timur, terutama Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua, dan Papua Barat memenuhi hampir dari 13 kriteria tersebut. Ini potensi rawan pangan," ujar Bustanul saat dihubungi Tempo, hari ini (22/3).

Pemetaan kerawanan pangan berdasarkan 13 indikator di antaranya rasio konsumsi penduduk terhadap ketersediaan karbohidrat, jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan, rumah tangga yang tidak punya akses listrik, air bersih, jalan penghubung, persentase harapan hidup, perempuan buta huruf, serta kondisi alam seperti penyimpangan curah hujan dan kerusakan hutan.

Kawasan timur sejak tahun 1990-an telah beralih dari konsumen sagu menjadi beras, karena harga beras lebih murah dan lebih mudah didapatkan. Selain itu, volume kepadatan karbohidrat lebih banyak beras daripada sagu. Perbandingannya kadar karbohidrat 1 kilogram beras setara dengan 5 kilogram sagu.

"Karena beras lebih murah, saat ini sagu hanya menjadi makanan eksotik bukan pokok," ujarnya.

Selain itu kondisi rawan pangan berkaitan erat dengan tingkat kemiskinan. Semakin banyak penduduk miskin, semakin banyak jumlah per kapita yang tidak punya akses untuk membeli komoditas pangan.Kondisi alam di kawasan timur juga menyulitkan distribusi pangan.

"Dengan tantangan yang lebih berat untuk kawasan timur, seharusnya pemerintah pusat fokus pada pemecahan masalah tersebut," ujarnya.

Terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 22 Tahun 1999 yang mengatur tentang diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal, pemerintah mendorong alternatif sumber karbohidrat selain beras. Bustanul memaparkan diversifikasi pangan harus terintegrasi dengan program pengentasan kemiskinan agar efektif.

Diversifikasi pangan juga wajib dibarengi dengan pengembangan teknologi. Sumber karbohidrat seperti sagu dan umbi-umbian yang mengandung kadar karbohidrat lebih rendah dari pada beras dapat diolah menjadi tepung agar kadar karbohidrat lebih padat dan volume tidak terlalu besar. Proses pengolahan inilah yang memerlukan teknologi.

DWITA ANGGIARIA


Berita terkait

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

2 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

9 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

13 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

15 hari lalu

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Tony Blair dan Prabowo Subianto berdiskusi membahas isu-isu global dan strategi untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju

Baca Selengkapnya

Muhadjir Effendy Sebut Anggaran Rp 496,8 Triliun untuk Perlinsos Sudah Disetujui DPR

30 hari lalu

Muhadjir Effendy Sebut Anggaran Rp 496,8 Triliun untuk Perlinsos Sudah Disetujui DPR

Muhadjir Effendy menyebut program perlinsos ditujukan untuk menurunkan tingkat kemiskinan masyarakat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Muhadjir Effendy Sebut Bansos Penting untuk Dorong Daya Beli Masyarakat Miskin

30 hari lalu

Muhadjir Effendy Sebut Bansos Penting untuk Dorong Daya Beli Masyarakat Miskin

Tak hanya Muhadjir, tiga menteri lain juga turut memberikan keterangan terkait bansos di sidang sengketa pilpres hari ini.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Produksi Kakao Berkelanjutan dan Pengentasan Kemiskinan di Gorontalo

41 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Produksi Kakao Berkelanjutan dan Pengentasan Kemiskinan di Gorontalo

Bantuan Jepang ini, diharapkan bisa menaikkan pendapatan petani berskala kecil dan mengentaskan kemiskinan di Provinsi Gorontalo

Baca Selengkapnya

Kenaikan Harga Pangan dan Gaji Tak Seimbang, Ekonom Sebut Bisa Tambah Angka Kemiskinan

5 Maret 2024

Kenaikan Harga Pangan dan Gaji Tak Seimbang, Ekonom Sebut Bisa Tambah Angka Kemiskinan

Pemerintah mesti membuat kebijakan yang bisa mengendalikan harga pangan karena bisa menambah jumlah kemiskinan baru.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sangat Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tembus 8 Persen: Within Three, Four, Five Years..

5 Maret 2024

Prabowo Sangat Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tembus 8 Persen: Within Three, Four, Five Years..

Calon Presiden nomor urut dua Prabowo Subianto kembali menyatakan optimismenya mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Putin Usulkan Pajak Lebih Tinggi bagi Orang Kaya di Rusia

1 Maret 2024

Putin Usulkan Pajak Lebih Tinggi bagi Orang Kaya di Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin mengisyaratkan akan menerapkan pajak lebih tinggi bagi orang kaya di negaranya.

Baca Selengkapnya