"Produk Perikanan Tembus Pasar Internasional Lewat Carrefour"
Minggu, 6 Maret 2011 18:17 WIB
Menurut dia, produk perikanan lebih mudah masuk pasar internasional kalau dibawa oleh Carrefour.
Kegiatan Kampoeng Carrefour diselenggarakan pada 2-15 Maret. Pada kegiatan ini, Carrefour menggandeng 37 pemasok untuk menjual berbagai produk segar perikanan dan pertanian.
Dalam industri perikanan, kata Fadel, lebih sulit membangun jaringan pasokan dan pemasaran ketimbang usaha produksinya sendiri. "Maka, dengan adanya kegiatan yang diadakan Carrefour, pengusaha perikanan kecil dan menengah punya tempat pemasaran," ujarnya. Apalagi, Carrefour adalah perusahaan internasional.
Dengan kegiatan Kampoeng Carrefour juga membuka mata nelayan dan pembudidaya perikanan. "Mereka jadi tahu, apa yang dikerjakan memang ada pasarnya," kata Fadel.
Direktur Jenderal Perikanan Budibaya, Ketut Sugama mengatakan produksi budidaya perikanan mencapai 5,4 juta setahun. Sebesar 40 persen dari jumlah itu adalah ikan air tawar. Sisanya ikan laut, udang dan cumi.
Dengan adanya kegiatan semacam Kampoeng Carrefour, akan memberi keuntungan bagi nelayan dan pembudidaya ikan. "Jaringan distribusi jelas karena tidak ada black market," ujarnya.
Ketut mengungkapkan, selama ini pembudidaya ikan dan nelayan sering dibohongi. "Penampung mengatakan ikan tidak laku, sehingga dibeli dengan murah," kata dia.
Presiden Direktur PT Carrefour Indonesia, Shafie Shamsuddin mengatakan, pada awalnya tujuan Carrefour memang mendistribusikan produk Indonesia itu melalui jaringan gerainya di luar negeri. "Kami akan bantu pengembangan produk perikanan Indonesia," kata dia.
"Kita akan buka akses ke negara-negara ke Carrefour Singapura, Malaysia, Taiwan, Timur Tengah dan Eropa," kata Shafie. Sebab, konsumen di negara-negara itu sudah banyak yang mempertanyakan kemungkinan mendapatkan ikan Indonesia.
Beberapa produk perikanan yang sudah memenuhi standar Carrefour adalah ikan gurame, ikan kakap, marlin, cumi dan udang.
Saat ini, Carrefour sedang membangun proyek untuk penyaluran produk perikanan yang sudah mapan seperti udang. Diantaranya untuk permintaan pasar Malaysia. "Sebab, kebutuhan udang di Carrefour Indonesia yang 40 ton sebulan sudah bisa terpenuhi secara berkesinambungan," ujarnya.
Namun, pasar internasional menerapkan syarat kualitas yang ketat. "Maka, kami bekerja sama dengan pemerintah untuk membina pemasok," ujarnya.
Shafie berharap dalam 5-10 tahun ke depan produk perikanan Indonesia sudah bisa dipasrkan ke jaringan Carrefour internasional. "Kalau tidak terjadi, itu namanya kemunduran," kata Shafie.
EKA UTAMI APRILIA