TEMPO Interaktif, Jakarta - Cina mematok pertumbuhan ekonomi lebih rendah selama kurun waktu 2011 hingga 2015. Perdana Menteri Cina, Wen Jiabao mengatakan tujuannya menciptakan ekonomi berkelanjutan.
Pemerintah cina menargetkan pertumbuhan ekonomi 7 persen pada rencana periode lima tahunan, antara 2011-2015, kata Wen pada situs Xinhua News Agency. Pada periode 2006-2011, target pertumbuhan ekonomi Cina adalah 7,5 persen. Saat itu, pertumbuhan tahunan bahkan lebih tinggi dari target.
"Kami ingin menekankan pekerjaan kami pada kualitas dan manfaat dari pertumbuhan ekonomi," kata Wen. "Kami ingin buah dari pembangunan memberi keuntungan pada rakyat."
Cina telah memperkenalkan inisiatif untuk meningkatkan konsumsi domestik, membuat pertumbuhan yang lebih hemat energi. Cina juga mendorong investasi di provinsi pedalaman yang miskin setelah ekonomi tumbuh lebih dari dua kali lipat dalam lima tahun terakhir, sehingga kesenjangan melebar. Sementara itu, polusi meningkat dan kenaikan harga pangan dan rumah dipercepat. "Cina tidak bisa "membabi buta" mengejar pertumbuhan ekonomi yang tidak berkelanjutan," kata Wen.
Target pertumbuhan yang lebih rendah adalah sinyal "pemerintah mungkin akan lebih agresif terhadap pengendalian inflasi," kata Dariusz Kowalczyk, seorang ekonom Credit Agricole CIB yang berbasis di Hong Kong. "Cina juga semakin serius tentang perlindungan lingkungan."
Perekonomian Cina sudah melampaui Jepang. Sehingga bisa menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia tahun lalu. Negara itu bangsa mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 10,3 persen dan ekspansi dengan kecepatan 9,8 persen pada kuartal keempat. Perekonomian Cina juga melewati Jerman pada tahun 2007. Sementara pada 2005, perekonomian Cina sudah melebihi Inggris dan Prancis.
Selama periode itu, Cina juga menjadi pengguna energi terbesar di dunia dan penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar. Kebocoran air asam-laced tambang Zijin Mining Group Co ke Sungai Ting di propinsi Fujian pada Juli membunuh banyak ikan yang cukup konsumsi 72 ribu penduduk selama setahun. Sementara asap dari pabrik baterai meracuni lebih dari 200 anak di provinsi Anhui.
Wen juga berjanji untuk mengekang kenaikan harga konsumen dengan mengendalikan likuiditas, meningkatkan produksi pertanian, memfasilitasi transportasi barang pertanian serta menghukum penimbunan dan manipulasi harga. Inflasi di Cina, bagi 150 juta orang kurang dari US$ 1 per hari. Terjadi percepatan inflasi pada Januari sebesar 4,9 persen, padahal pada Desember hanya 4,6 persen karena harga makanan naik tertinggi dalam enam tahun.
Namun, ekonom Credit Agricole, Kowalczyk mengartikan mungkin Cina akan meningkatkan impor gandum dan bahan pangan lainnya untuk melawan kenaikan harga. "Pemerintah akan lebih memperhatikan pertumbuhan yang berkelanjutan, lingkungan dan distribusi pendapatan yang lebih baik daripada mengejar pertumbuhan," kata Kevin Lai, ekonom Daiwa Capital Market, yang berbasis di Hong Kong.
"Cina juga akan melanjutkan upaya untuk mengekang spekulasi di pasar properti dan akan menggunakan tindakan hukum dan ekonomi terhadap penimbunan tanah," Wen mengatakan. Harga rumah di 68 dari 70 kota di Cina mengalami kenaikan pada Januari. Hal itu berdasarkan hasil penelusuran oleh biro statistik. Maka, langkah-langkah untuk mengatasi hal itu adalah pembatasan pembayaran uang muka dan pembatasan pembelian properti oleh pemerintah. Wen mengatakan tindakan tersebut menjadi lebih efektif dan dia yakin akan mengendalikan harga properti.
Yahoonews.com | EKA UTAMI APRILIA
Berita terkait
Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah
5 jam lalu
Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.
Baca SelengkapnyaTak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia
19 jam lalu
Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.
Baca SelengkapnyaMenlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia
23 jam lalu
Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.
Baca SelengkapnyaLPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen
1 hari lalu
Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.
Baca Selengkapnya17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?
1 hari lalu
Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?
1 hari lalu
Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.
Baca SelengkapnyaEkonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat
4 hari lalu
Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.
Baca SelengkapnyaHadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja
6 hari lalu
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.
Baca SelengkapnyaBI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini
6 hari lalu
BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global
10 hari lalu
Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.
Baca Selengkapnya