Bank Dunia : Harga Pangan dalam Tingkat Berbahaya

Reporter

Editor

Rabu, 16 Februari 2011 10:26 WIB

Jagung. TEMPO/Aris Andrianto
TEMPO Interaktif, St. Louis - Bank Dunia menilai harga pangan dunia telah mencapai "tingkat berbahaya". Harga yang tinggi bisa menyebabkan instabilitas politik, mendorong jutaan orang ke dalam kemiskinan dan meningkatkan biaya bahan makanan.

Berdasarkan laporan Bank Dunia, harga pangan dunia melonjak 29 persen dalam setahun terakhir. Artinya hanya terpaut 3 persen dari puncak kenaikan harga pangan tertinggi pada 2008.

Presiden Bank Dunia, Robert Zoellick mengatakan kenaikan harga telah memukul mereka yang berada di negara berkembang karena harus menghabiskan setengah pendapatannya untuk makanan.

"Harga pangan adalah kunci dan tantangan utama yang dihadapi banyak negara berkembang saat ini," kata Zoellick, Selasa sore waktu setempat. Bank Dunia memperkirakan harga tinggi pada jagung, gandum dan minyak telah mendorong 44 juta orang ke dalam kemiskinan ekstrim sejak Juni lalu.

Laporan ini datang sehari sebelum menteri keuangan dan kepala bank sentral dari Kelompok 20 negara ekonomi utama bertemu di Paris. Zoellick khawatir beberapa negara akan bereaksi terhadap inflasi pangan dengan melarang ekspor atau menerapkan kontrol harga. Tindakan itu hanya akan memperburuk masalah.

Indeks harga makanan menurut Bank Dunia naik sebesar 15 persen antara periode Oktober dan Januari. Peningkatan ini telah didorong oleh perubahan perdagangan untuk gandum, jagung dan kedelai.

Harga perdagangan berjangka untuk jagung naik lebih dari dua kali lipat sejak musim panas ini. Kenaikan harga dari US$ 3,50 menjadi US$ 7 per gantang (setara 2,8 kilogram). Penyebabnya, permintaan lebih tinggi dari negara-negara berkembang dan industri biofuel.

"Peningkatan harga sebagian karena pedagang dunia gelisah melihat tingkat cadangan yang rendah untuk jagung, gandum dan kedelai," kata Chris Nagel, seorang analis dengan Northstar Commodity di Minneapolis. Menurut dia, perkembangan permintaan dari pelanggan di Cina dan tempat lain menekan pada pasokan banyak komoditas.

Departemen Pertanian Amerika Serikat pekan lalu memperkirakan petani jagung di negara itu hanya akan memiliki 675 juta gantang jagung pada akhir Agustus, sebelum panen dimulai tahun depan. "Itu hanya pasokan untuk 18 hari," kata Nagel.

Tipisnya cadangan bahan pangan berarti akan meningkatkan penawaran harga tanaman selanjutnya. Hal itu akan terjadi pada kondisi cuaca apapun yang mengurangi tanam tahun depan.

EKA UTAMI APRILIA

Berita terkait

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

9 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

13 hari lalu

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

16 hari lalu

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

20 hari lalu

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

21 hari lalu

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.

Baca Selengkapnya

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

24 hari lalu

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

Analis Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini makin merosot menyentuh level Rp 15.910 sampai Rp 15.960.

Baca Selengkapnya

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

26 hari lalu

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

32 hari lalu

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

Ombudsman RI meminta pemerintah memperpanjang bantuan pangan hingga Desember 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

33 hari lalu

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

Harga bahan pokok terkini, sebagian besar mengalami kenaikan, seperti beras dan cabai.

Baca Selengkapnya

Terkini: Titik Rawan Macet di Jalan Tol dan Pantura saat Mudik Lebaran 2024, Sri Mulyani Dicecar Anggota DPR soal Program Makan Siang Gratis

38 hari lalu

Terkini: Titik Rawan Macet di Jalan Tol dan Pantura saat Mudik Lebaran 2024, Sri Mulyani Dicecar Anggota DPR soal Program Makan Siang Gratis

Menhub Budi Karya Sumadi memperkirakan titik kemacetan pada arus mudik Lebaran 2024 akan terjadi di ruas Jalan Tol Cipali.

Baca Selengkapnya