Pembayaran Subsidi Bunga Kredit Selalu Telat

Reporter

Editor

Kamis, 10 Februari 2011 19:35 WIB

TEMPO/Fahmi Ali
TEMPO Interaktif, Jakarta - Subsidi bunga kredit di sektor pertanian dari pemerintah ke perbankan selalu telat dibayarkan. Hal inilah yang kemungkinan menjadi salah satu alasan penyaluran kredit di sektor tersebut menjadi rendah. "Pemerintah memberi subsidi bunga 6 persen untuk beberapa jenis kredit," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, Budi Rochadi di Gedung DPR, Kamis (10/02).

Kredit yang mendapat subsidi adalah kredit ketahanan pangan, energi nabati serta pembibitan sapi. Menurut Budi, seharusnya kebijakan tersebut mampu mendorong perbankan untuk memperbesar alokasi kreditnya di bidang pertanian. Sebab, petani hanya perlu membayar bunga yang rendah, sehingga risiko yang dihadapi bank mengecil.

Bank sendiri juga sudah mencoba mempermudah masyarakat untuk mendapat kredit tersebut, terutama dalam hal agunan. "Sapi pun juga bisa jadi agunan," katanya. Meski demikian, ternyata tahun lalu realisasi kredit untuk sektor pertanian dan perkebunan hanya 17,6 persen dari total kredit.

Budi menduga, salah satu penyebabnya adalah selalu telatnya pembayaran subsidi bunga dari pemerintah untuk bank penyalur kredit tersebut. Keterlambatan itu bisa mencapai sembilan bulan. "Paling cepat enam bulan," ujarnya Budi. Hal itu yang membuat bank kurang tertarik dalam menyalurkan kredit pertanian.

AHMAD RAFIQ

Berita terkait

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

2 jam lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

2 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya