TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar mengatakan BUMN sektor perbankan tidak menaikkan suku bunga kredit walaupun suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) telah dinaikkan 25 basis poin menjadi 6,75 persen.
“Bukannya tidak boleh. Bank-bank BUMN tidak ikut menaikkan suku bunga karena mereka ingin meningkatkan efisiensi, sehingga NIM (Net Interest Margin) semakin baik dan lebih kompetitif,” kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Kamis (10/2), di Hotel Mulia, Jakarta.
Menurutnya, jika BUMN perbankan ikut menaikkan suku bunga kredit, maka dikhawatirkan akan kehilangan semangat untuk melakukan efisiensi dan berkompetisi. “Saya dengar langsung kalau mereka tidak menaikkan suku bunga. Ini sesuai harapan saya agar pertumbuhan penyaluran kredit sekitar 20-22 persen dan interest rate pada single digit,” kata Mustafa.
Mustafa yakin bahwa para BUMN tersebut sudah melakukan kalkulasi, sehingga tidak ada kerugian. Dengan itu, diharapkan dunia usaha bisa mendapat suku bunga yang lebih kompetitif.
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
6 hari lalu
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.