TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Dorojatun Kuntjorojakti, menyatakan Indonesia bisa lepas dari Dana Moneter Internasional (IMF) akhir Oktober 2003. Selanjutnya, Indonesia akan menjadi sebuah negeri yang mandiri secara finansial. Pernyataan tegas yang dibuat Djatun saat mengikuti rapat di Gedung Birawa, Jakarta, ini sejak lama ditunggu banyak kalangan. “Kita tidak ingin terus-menerus jadi pasien IMF ,” tegas Djatun. Djatun mengatakan selepas dari IMF, Indonesia hanya tinggal melunasi utangnya sebesar US$ 12 miliar. Baru-baru ini, kata Djatun, Indonesia telah membayar US$ 2 miliar kepada IMF. “Itu dibayar dengan cadangan emas dan devisa kita,” katanya. Saat ini, sisa cadangan devisa di Bank Indonesia tercatat US$ 29,9 miliar. Sementara, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Kwik Kian Gie, mempersilahkan negara-negara donor yang tergabung dalam Colsultative Group on Indonesia (CGI) menghentikan pinjamannya kepada Indonesia. Memang, kata Kwik, akan timbul kesulitan keuangan. Tapi, “Kita pernah menderita lebih hebat, kenapa sekarang tidak berani?” ujar Kwik. Rupanya, pemerintah Indonesia sudah menyadari bahwa resep yang diberikan para mandor dari IMF dan CGI tak sepenuhnya manjur. Indonesia barangkali patut meniru langkah Malaysia yang menolak “campur tangan” IMF untuk mengatasi krisis ekonomi. (kurniawan --- Tempo News Room)