Dagong Salahkan Amerika Terjadinya Perang Utang Dunia  

Reporter

Editor

Jumat, 28 Januari 2011 19:39 WIB

REUTERS/Kacsper Pempel
TEMPO Interaktif, Beijing—Amerika Serikat (AS) yang coba menggiring dolar menjadi sangat murah dengan menerapkan kebijakan moneter sangat longgarnya guna memacu perekonomian yang lesu memicu terjadinya “perang utang dunia,” menurut pernyataan lembaga pemeringkat Cina, Jumat (28/1).

Lembaga pemeringkat Dagong Global Credit Rating yang berbasis di Beijing mengatakan, pelonggaran kuantitatif yang ditempuh bank sentral AS (The Fed) telah mengikis legitimasi dolar sebgai sistem moneter global sebagai kunci cadangan devisa dunia. “Kebijakan pelonggaran ini juga bisa membawa surat utang AS turun dari level layak investasi,” katanya.

Dagong, yang telah memeringkat perusahaan Cina sejak tahun 1994 telah menurunkan penilaian terhadap utang Amerika Serikat menjadi AA dibawah utang Cina AA+ pada Juli 2010 lalu. Dan pada 10 November lalu kembali menurunkan peringkat utang AS menjadi A+ mengikuti keputusan The Fed akan kembali memompa dolar ke perekonomian.

Meskipun, pernyataan Dagong tidak mewakili pandangan pemerintah, namun penurunan ini sejalan dengan keprihatinan pemerintah Cina terhadap kebijakan moneter AS yang dianggap mendorong resiko tingginya inflasi global. Cadagan devisa Cina yang mencapai US$ 2,85 triliun, sebagian besar dalam bentuk mata uang dolar.

Perdana Mener Cina Wen Jiabao, juga telah menyatakan keprihatinannya terhadap asetnya. Presiden Hu Jintao mengatakan dalam pertemuan G20 di Seoul lalu bahwa Cina mengingikan sebuah sistem mata uang cadangan devisa yang lebih stabil.

“Perilaku Amerika yang mengabaikan kepentingan pemegang surat utangnya secara pragmatis menunjukkan keengganan mereka untuk membayar utang,” ungkapnya.

Menurut Dagong, perang kredit bertujuan untuk mengganggu kepentingan negara lain melalui secara berkesinambungan mendepresiasikan mata uangnya lebih rendah dengan nilai sebenarnya. Hal ini memicu semua negara didunia jgau akan menerbitkan utang baru sebagai senjata untuk kepentingan nasional.

Masuknya dana asing kedalam ekonomi yang berasal dari murahnya dolar AS menjadi faktor yang bisa merusak perkembangan ekonomi sehat di negara – negara berkembang.

Dagong juga menambahkan, krisis utang di zona Eropa akan meningkat ditahun 2011 dan akan menurunkan peringkat utang Spanyol dan Portugal. Spanyol dan Portugal juga akan meminta dana talangan di tahun ini.

Diawal bulan ini, Cina kembali menegaskan komitmennya untuk membeli obligasi Spanyol dan akhir tahun lalu juga menyatakan kesediaannya untuk membeli utang Portugis untuk meredam penyebaran krisis utang Eropa.

IMF dan Standard & Poors telah menyatakan kekhawatirannya terhadap besarnya utang Amerika dan Jepang. Dagong juga memperingatkan Amerika, Jepang serta Jerman juga akan menghadapi tekanan yang tinggi pada pembayaran utang, ancaman nflasi dan kemerosotan ekonomi jika investor mulai lari dari obligasi mereka.

Standard & Poor’s Kamis kemarin menurunkan peringkat Jepang untuk pertama kalinya sejak tahun 2002 lalu. Dan dua jam berselang Moody’s juga memperingatkan Amerika bisa kehilangan peringkat AAA.

IMF telah memperingatkan dua negara dengan perekonomian terbesar dalam kelompok G7 ini untuk menurunkan defisit anggarannnya sebelum pasar kehilangan kesabaran dan membuang obligasi AS yang semakin tidak berharga.

REUTERS/ VIVA B. KUSNANDAR

Berita terkait

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

35 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

3 Februari 2024

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate

Baca Selengkapnya

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

24 Januari 2024

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.

Baca Selengkapnya

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

9 Januari 2024

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

29 Desember 2023

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.

Baca Selengkapnya

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

19 Desember 2023

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.

Baca Selengkapnya

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

14 Desember 2023

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

30 November 2023

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.

Baca Selengkapnya

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

30 November 2023

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.

Baca Selengkapnya

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

28 November 2023

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya